# 29. 𝐃𝐮𝐚 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦

26 6 1
                                    

"ʙᴀᴅᴀɪ ᴀᴋᴀɴ sᴇɢᴇʀᴀ ʙᴇʀʟᴀʟᴜ ᴊɪᴋᴀ ɪᴛᴜ sᴀᴀᴛɴʏᴀ"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ʙᴀᴅᴀɪ ᴀᴋᴀɴ sᴇɢᴇʀᴀ ʙᴇʀʟᴀʟᴜ ᴊɪᴋᴀ ɪᴛᴜ sᴀᴀᴛɴʏᴀ"

Happy reading...

Aylla menangis sesegukan berlari cepat menuju Apartement Kakak sulungnya. Hingga melupakan Aksara begitu saja. Disepanjang perjalanan Laki laki itu merasa bingung dengan gadisnya yang menangis. Apa yang baru saja terjadi padanya? Pertanyaan pertanyaan yang ia lontarkan bahkan tidak diresponya.

Gadis itu mulai mengetuk pintu Apartement Agam. Dan dibukanya langsung pintu itu, menampilkan Agam yang mengeryit mendapati Adiknya yang terlihat kacau itu. Aylla langsung memeluk tubuh kakaknya itu. Menangis sejadi jadi melepaskan semuanya didada bidang milik Agam.

Pemikiran yang sama dengan Aksara jelas terlintas dibenak Agam. Adiknya kenapa? Tidak pernah ia melihat adiknya menangis semenyedihkam ini. Apa terjadi sesuatu?

Akhirnya Agam memilih membawa masuk Aylla. Membiarkan adiknya itu melepaskan unek uneknya dipelukannya. Sampai dimana tangis itu sedikit mereda dan hanya tersisa segukan segukan yang keluar, ia memutuskan untuk perlahan bertanya. "Ada apa? Kenapa dateng kesini nangis nangis gitu? Abin nyakitin kamu?"

"K-ka-kalian yang nyakitin Aya...," balasnya terbata bata, membuat Agam kembali mengeryit.

"Siapa?

"Kenapa kalian gak pernah mau jujur ke Aya!! Kenapa mas!" Aylla memukuli dada Agam terus menerus.

Laki laki itu memicingkan matanya, dan menahan tangan adiknya. Seraya menangkup pipinya, mencoba menenangkan. "Apa yang gak mau jujur? Jujur apa?" tanyanya sekali.

Aylla masih menangis. Sangat susah mengendalikan diri saat amarah tengah menguasai."M-ma-ma... Na- ya... dia bukan mama kandung kita kan?"

Mendengar pernyataan itu Agam menghela sejenak nafasnya, lalu memeluk tubuh adiknya dalam dekapannya. Setelah sekian lama akhirnya adiknya pun tahu apa yang ia dan orang tuanya sembunyikan. Jahat memang. Tapi memang seperti itulah adanya. Bertahun tahun dirinya seorang diri memendam itu semua dari adik adiknya. Pun hanya dirinya yang menyaksikan bagaimana ibu kandungnya terluka dengan apa yang dilakukan Ayah dan ibu tirinya dimasa lalu.

Usia 10 tahun. Wanita itu datang membawa anak kecil berusia 8 tahun lebih muda darinya saat keadaan ibunya yang mengandung. Agam bisa melihat bagaimana ibunya yang hancur mengetahui fakta tersebut. dan ia bisa melihat bagaimana kesakitannya ibunya melahirkan dengan perasaan hancur. Pada Akhirnya wanita yang sangat ia cintai itu menyerah. setelah melahirkan Aylla dia pergi. Pergi dalam jangka yang panjang. Sampai dia tidak ada harapan lagi untuk bertemu dengannya.

"Sekarang ibu kandung kita dimana mas? Aya pengen ketemu dia."

"Ibu udah gak ada dek. Ibu meninggal setelah ngelahirin kamu." Seakan terkena bongkahan batu, dada gadis itu seketik sesak. Sangat tidak adil. Ia hanya ingin pelukan tulus dari seorang ibu. Mengapa tidak ada kesempatan itu tidak ada?

TEMARAM [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang