# 14. 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐰𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤

16 12 3
                                    

"Dia laki laki pertama yang pernah mendengar tangisku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia laki laki pertama yang pernah mendengar tangisku."

Happy reading...

Tok tok!!

"Kak Aksa, Kak Aylla dateng nih!" Mendengar pekikan Ajes dari luar kamarnya, senyum lebar di wajah pria itu pun muncul dengan sendirinya. Dia sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengan gadisnya sekarang. Dengan sebuah kotak ditangannya, Aksara menyuruh sang adik untuk langsung saja mengajak Aylla masuk kedalam kamarnya.

"Ajak masuk aja, Jes!"

Ajes maupun Aylla pun masuk ke kamar bernuansa hitam putih itu, dengan Aksara yang sudah menyambutnya dengan senyum khasnya. Aylla menatap kepala pria itu yang masih dililit oleh sebuah perban putih dan menahan air matanya agar tidak jatuh dihadapan Aksara dan juga Ajes. Dia sangat merasa bersalah dan selalu merutuki dirinya ketika bayang bayang kecelakaan itu muncul dibenaknya.

Gadis itu duduk disisi ranjang Aksara, dengan menatap Aksara penuh iba. Lain dari ekspresi yang Aylla tampilkan, Aksara justru tak ingin memudarkan senyumnya walau untuk beberapa detik saja. Karena, dia sudah sangat merindukan gadisnya itu dari lama. Yang kini ia rasakan yaitu senang. Bahagia melihat Aylla kini didepannya.

Dari mata yang Aksara lihat pada Gadis itu, terlihat jelas sebuah ketakutan besar yang sepertinya sengaja dia sembunyikan dari orang orang."Lo baik baik aja?" tanyanya memulai. Gadis dengan pakaian syariah berwarna biru navy yang dipadukan dengan warna abu abu itu, mengangguk pelan."Alhamdulilah gue baik," balas Aylla lirih.

Aksara tahu. Kata baik itu hanyalah kebohongan. Dia yakin untuk sekarang gadisnya itu tidak baik baik saja. Tapi dia berusaha bersikap biasa biasa saja, agar Aylla tidak semakin bersalah atas apa yang terjadi kepadanya.

"Syukur deh kalo gitu. Akhirnya lo dateng juga. Lo tau, gue kangen banget gak ketemu lo berminggu minggu. Rasanya udah kayak mau mati sumpah," ujar Aksara tersenyum. Membuat Ajes yang juga mendengarnya pun hanya mendelik diam sambil membatin. Berbeda dengannya, orang yang sedari tadi diperhatikan laki laki itu hanya menatap datar kearahnya.

"Sesuatu yang berlebihan itu gak baik. Bertingkah sewajarnya aja. Gue sama lo itu cuma temen, gak lebih," balas Aylla berkomentar. Pria itu bisa biasa saja. Tapi Dia? Hanya menatapnya saja sudah membuatnya merasa ingin menangis.

"Gak mau dinaikin jadi pacar gitu?"  ujar Aksara justru masih sempat sempatnya menggoda. Pria itu hanya selalu ingin mencairkan suasana hati Aylla, supaya gadis itu tidak selalu kaku berinteraksi dengan siapapun.

"Untuk saat ini gue hanya berpikir bagaimana gue hidup dimasa depan, dengan kelebihan dan kekurangan didiri gue. Gue pengin buat keluarga gue bangga," kata Aylla terus mengelak.

TEMARAM [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang