"ᴜᴅᴀʜ ɢᴜᴇ ᴅᴜɢᴀ ᴀᴋsᴀ ʟᴇʙɪʜ ᴜɴɢɢᴜʟ ᴅᴀᴘᴇᴛɪɴ ᴀʏʟʟᴀ. ɢɪᴛᴜ ᴀᴊᴀ ᴛᴇʀᴜs. ʏᴀɴɢ ᴀᴋsᴀ ᴍᴀᴜ ᴘᴀsᴛɪ ᴀᴋᴀɴ ᴅɪᴀ ᴅᴀᴘᴇᴛ"
Happy reading...Hari hari yang Aylla anggap membosankan, kini berubah menjadi hari hari yang begitu menyenangkan. Hari hari yang dipenuhi oleh canda tawa itu bisa merubah sifat angkuhnya, menjadi friendly. Walau pun belum sepenuhnya, orang orang disekitarnya bisa merasakan perbedaan itu.
Dia dan Aksara pun semakin dekat. Sering orang orang menilai mereka benar benar menjalin hubungan, akan tetapi dugaan mereka salah. Keduanya dekat karena mereka benar benar menjalin sebuah persahabatan. Namun, Aksara tetaplah Aksara. Rasa sukanya pada gadis itu tetap sama seperti awal mereka saling kenal. Aylla tidak menghiraukan itu. Ia menganggapi hal konyol pria itu hanyalah sebuah candaan. Dia tahu dibalik sifat konyol Aksara terdapatkan keseriusan saat mengatakannya. Ia hanya bisa menahan itu semua dalam dirinya, dan bersembunyi dibalik tawanya.
Seusai pulang sekolah tadi, betapa terkejutnya gadis itu saat mendapatkan kabar dari salah satu pekerja rumahnya jika Nino, kelinci jantan pemberian Aksara itu tiba tiba mati entah karena apa. Lantas ia dan Aksara beserta teman teman yang lainnya pun langsung tancap gas menuju rumahnya. Dan disinilah kini mereka berdiri. Sebuah Halaman yang cukup luas dan juga tempat bermain kedua kelinci milik Aylla. Menatap gundukan tanah, tempat Nino dikuburkan. Dengan menggendong Nina, kelinci betinanya Gadis itu menatap sedih kearah makam hewan itu, dengan pikiran pikiran apa yang datang kala itu.
Aksara juga tak kalah sedih. Kelinci yang sudah membuatnya akrab dengan gadisnya itu kini telah mati. Ia melangkahkan kaki mendekati Aylla yang tampak menyeka air matanya agar tidak jatuh itu. "Lo yang sabar ya. Anak kita pasti udah tenang disana kok. Sini, biar Nina sama gue aja," ucapnya menenangkan gadis itu, dan mengambil Alih kelinci putih di gendongan Aylla.
"Gue agak gimana gitu ya? Dramatis banget gak sih?" cibir Alfan berbisik pada Erick, Ekal, dan juga Jihan. "Ikut aja kenapa sih. Aksa denger mampus lo," balas Jihan juga berbisik. Ekal mau pun Erick terkekeh mendengarnya. Yang dibilang Alfan benar juga. Mau maunya mereka mengikuti hal yang dilakukan dua temannya itu. Itu hanya seekor binatang. Hidupnya memang lebih singkat dari manusia.
Setelah menit menit berlalu, Ekal yang jengah dengan hal konyol yang ia ikuti itu mengajak semua temannya masuk kedalam rumah. Meninggalkan Aylla dan juga Aksara yang enggan mendengarkannya.
"Udah Ay jangan sedih. Nanti gue cariin yang baru." Gadis itu mendongak menatap Aksara. "Gue cuma sayang aja, kalo Nino mati kayak gini. Udah hampir 5 bulan dia gue rawat, Nemenin gue dirumah," balasnya tersenyum getir."Iya gue paham. Tapi, Si Nino pasti sedih liat bundanya kayak gini. Gue sebagai Ayahnya merasakan itu," lanjut Aksara mencoba menghibur Aylla agar tidak sedih lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMARAM [Selesai]
Подростковая литератураHidup selalu bertahap. Terkadang manusia mengalami hal ini terlebih dahulu Untuk melanjutkan hal yang orang lain rasakan. Seperti yang dirasakan gadis bernama lengkap Aylla Ayudia Pradipto, seorang remaja SMA sudah harus merasakan jauhnya dia dari o...