57. make a surprise

4.2K 382 27
                                    

"cinta itu seperti materi spldv dalam matematika, yang berawal dari banyaknya orang singgah sebagai eliminasi dan berakhir dikamu sebagai substitusi Anjay slibaw🗿"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"cinta itu seperti materi spldv dalam matematika, yang berawal dari banyaknya orang singgah sebagai eliminasi dan berakhir dikamu sebagai substitusi Anjay slibaw🗿"

****

Happy Reading!

Raden sendari tadi terus diam, didalam ruang rawat Lea terjadi keheningan, ia terus mengamati wajah tenang Lea seraya membiarkan suster mengobati telapak tangannya yang menganga cukup lebar akibat menggenggam belati. Tangannya yang bebas terulur mengusap pipi Lea

Raden tersenyum

"Aku seneng Kamu baik-baik aja." Ujarnya

"luka ini bukan apa-apa, selama kamu baik-baik aja aku rela luka lebih parah dari pada ini."

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Raden, ia menoleh kearah pintu melihat siapa yang masuk. Bersama dengan itu sang suster telah selesai mengobati tangan Raden dan beranjak pergi dari sana

"Lang, Lo gak papa?" Tanya Raden

Gilang menunjukkan senyuman lebarnya "tenang! Gw gak papa, cuma pegel dikit aja leher gw."

"Syukur kalo gitu."

Gilang mendekati ranjang Lea dan duduk disalah satu kursi yang tersedia disebelah raden. Gilang ikut melihat wajah tenang Lea yang tertidur dengan damai

"Untung Lo gak papa le." Ujar Gilang "sorry gara-gara gw Lo hampir celaka, kalo aja gw lebih waspada pasti semua ini gak bakal terjadi." Gilang menundukan kepalanya merasa bersalah

Raden menepuk pundak Gilang sebanyak dua kali "jangan nyalahin diri sendiri, lagian ini semua bukan salah Lo."

"Tapi kalo gw lebih hati-hati, Lea pasti gak ngalamin ini semua."

"Gw masih gak ngerti, siapa coba yang berkali-kali mau nyelakain Ale? Emang Ale salah apa Lang?" Raden mengepalkan kedua tangannya kuat

"Setiap kita Mau cari tau siapa pelakunya, pasti gak ada jejak sedikit pun." Lanjutnya

"Tuh orang mainnya bersih banget dah, sampai kita gak boleh dapet jejak sedikit pun." Ujar Gilang

Mereka berdua berdiam cukup lama dengan pikiran masing-masing dikepalanya. Didalam ruang rawat Lea hanya terdengar suara ekg dari alat untuk memastikan detak jantung Lea. Raden kembali mengusap pipi Lea

"Ale kapan bangun ya lang?"

Setelah berdiam cukup lama hanya itu yang terpikirkan diotak Raden. Gilang menoleh melihat wajah sahabatnya yang mulai tirus, hampir sama seperti wajah Lea. Tubuh sahabatnya sekarang terlihat sangat rapuh, wajahnya yang dulu terlihat Sangar kini terlihat sangat sendu. Gilang tau Raden sangat mengkhawatirkan keadaan Lea, tapi harusnya dia juga mengkhawatirkan tubuhnya juga kan?

ALEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang