41. Datang Bulan

5.1K 459 22
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Lea menggeliat dalam tidurnya karena tidak nyaman. Lea mengernyitkan keningnya bingung saat tidak sengaja meraba wajah seseorang. Lea perlahan membuka matanya dan langsung melototkan matanya terkejut. Lea langsung menendang Raden hingga sang empu terjatuh kelantai

"Kamu ngapain tidur disini!" Sentak Lea sembari menutupi tubuhnya dengan selimut

Raden meringis kesakitan saat bokongnya menyentuh lantai. Dia berdiri sembari mengusap-ngusap bokongnya yang nyeri akibat ulah Lea. Raden menatap kesal kearah Lea yang sedang melototkan mata kepadanya

"Aku gak ngapa-ngapain kamu Ale." Ujar Raden

Lea merangkak mendekati Raden "beneran?" Lea memandang Raden lekat. "Iya Ale." Balas Raden

"ALE KAMU BERDARAH!" Pekik Raden saat melihat kasur yang Lea tempati ada darah.

Lea mengernyitkan keningnya bingung dan menoleh menatap kasurnya. Lea menundukkan kepalanya malu "astaga.. kenapa harus dapet hari ini sih. Malu sumpah." Batin Lea

Raden mengangkat tubuh Lea untuk berdiri, ia membalikkan tubuh Lea "Ale kamu pendarahan! Gimana ini!" Raden jadi panik sendiri melihat celana bagian belakang yang Lea kenakan terdapat banyak darah. Lea menghembuskan nafas berat

"Ayo Ale kita kedokter sekarang." Raden menarik tangan Lea namun langsung ditahan oleh lea. Raden menatap Lea dengan wajah khawatir

"Kenapa Ale? Ayo Kita kedokter, kamu pendarahan Ale." Raden memegang kedua bahu Lea dengan wajah panik

"Aku gak pendarahan Raden. Aku datang bulan." Jelas Lea. Wajah panik Raden berubah menjadi wajah bingung

"Datang bulan?"

"Iya Radenn." Lama-lama Lea jengah juga dengan tingkah tidak tau raden "Tapi darahnya banyak banget. Kamu gak akan kehabisan darah kan?" Tanya Raden dengan polos

"enggak lah! Ada-ada aja kamu!" Lea memegang perutnya yang tiba-tiba terasa amat Sakit.

"Ale kamu kenapa?" Raden menjadi panik lagi melihat wajah Lea yang mulai memucat

Lea terduduk dikasur "Perut aku sakit banget.." lirihnya

Raden berjongkok dihadapan Lea dengan wajah paniknya. "Aku harus gimana? Sakit banget ya?" Lea menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Raden

"Beliin aku kiranti sama pembalut." Raden membuka sedikit mulutnya karena tidak tau apa yang dimaksud Lea

"Kirana?" Bingung Raden. Lea menggelengkan kepalanya "kiranti Raden! Beliin aku kiranti sama pembalut, terus panggilan bik idah." Melas lea

Raden berdiri dari jongkoknya sembari menggaruk pipinya bingung. Lea memandang kesal Raden yang masih berdiri "iih cepetan! Perut aku sakit nih!"

Raden langsung ngacir keluar kamar untuk membeli apa yang Lea maksud. Saat berada didepan lift, Raden bertemu dengan bik idah yang memang mau kekamar Lea sembari membawa nampan yang berisi bubur.

ALEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang