18. Kerasukan Reog

8.6K 592 13
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Raden sudah stay didepan rumah Lea untuk bareng kesekolah dengan kekasihnya itu, Raden melihat jam yang melingkar ditangannya, matanya melihat sekeliling rumah Lea. Senyum lebar terpatri diwajah Raden saat melihat Lea yang berlari keluar dari rumahnya

Lea menumpu tangannya dikaki "hah.. udah lama nunggunya?" Tanya Lea ngos-ngosan akibat berlari

Raden terkekeh geli dan memberikan Lea sebotol air yang dia simpan dimotornya "ni minum dulu"

Lea mengambil botol itu dan meminumnya hingga setengah "hmm.. legaa!" Ujar Lea riang

Raden kembali terkekeh "ayo naik" Raden mengulurkan tangannya

Lea tersenyum dan mengambil uluran tangan Raden, Lea terkejut melihat tangan Raden yang terluka cukup parah bahkan ada darahnya walaupun sudah kering

Lea memegang tangan Raden "Ini kenapa?" Tanya Lea khawatir

"Jatuh." Jawab Raden singkat

Lea mendongakan wajahnya menatap Raden "sakit gak?" Tanyanya

Raden menggelengkan kepalanya "gak. Ayo naik" ujarnya

Lea menggelengkan kepalanya cepat "obatin dulu! Nanti kalo infeksi gimana?" Omelnya

Raden mengacak rambut Lea gemas "disekolah aja, ya?"

Lea menganggukkan kepalanya dan langsung naik kemotor Raden, Lea memeluk erat Raden dari belakang sedangkan Raden hanya tersenyum senang

"Jangan luka lagi." Lirih Lea yang masih terdengar oleh Raden

Raden menoleh sedikit kebelakang "why?" Tanyanya

"Pokoknya gak boleh! Titik!." Ujar Lea tak terbantahkan

Raden mengusap lembut tangan Lea yang berada diperutnya "siap! Raden akan menjalankan perintah alee!"

Lea terkikik lucu "Ale? Siapa?"

"Panggilan kesayangan buat kamu." Ujar Raden

"Hihi. Kenapa harus panggil Ale?" Tanya Lea

"Lucu. Sama kayak orangnya." Goda raden

Lea memukul punggung Raden "mulai deh. Gak usah gombal Mulu!" Kesalnya

"Ok fine, siap berangkat?"

Lea mengangkat tangannya keatas "Siap!" Serunya

Motor Raden melaju dengan kecepatan rata-rata meninggalkan kawasan rumah Lea, satu tangan Raden masih asyik memegang tangan Lea yang berada diperutnya dan tangan yang satunya sibuk menyetir motor.

Lea meletakkan kepalanya dengan nyaman dipunggung Raden, Raden melihat kaca spion motornya dan tersenyum dibalik helmnya melihat Lea yang menyandar dipunggungnya. Raden membelah jalanan kota Bandung dengan motornya dan tentunya dengan orang yang dia cintai

ALEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang