Girlfriend?

56 6 0
                                    

"Tch!" kedua gadis itu membuang muka ketika melihat Chloe yang berdiri di samping Toska dengan senyuman manis yang masih menghiasi wajahnya.

"Teman-teman, aku sudah menjelaskannya, bukan? Hanya untuk beberapa hari saja, setelah itu kita menemaninya pulang." Toska menjelaskan dengan wajah memelas.

"Apa sudah waktunya aku mengambil alih?" tanya Maron pada yang lainnya.

"Ya, Kartika lebih suka Aaron dari pada Jaka." Kemuning mengatakannya sambil berbalik badan dan tentunya itu langsung Maron bersemangat. "Bisa katakan lagi?" tanya Maron semangat.

"Pokoknya...!" Azul mendorong wajah Maron hingga membuatnya mundur beberapa langkah. "Kami semua memegang janjimu, Jaka." Azul mengarahkan jari telunjuknya ke arah Toska. "Jika sampai dia memanfaatkan kita, kau akan tahu apa yang akan terjadi padanya..."

Toska menatap Azul tajam dan Azul juga balik membalasnya dengan tatapan yang sama, setelah beberapa lama bertatapan Toska memilih menghela nafas berat sambil memutar bola matanya.

"Bella, kartunya." Toska mengulurkan tangannya dan Violet langsung mengambil dompetnya, dia mengeluarkan kartu kredit berwarna hitam.

"Black card?!" Chloe tersentak ketika melihat kartu kredit itu seolah itu hanyalah kartu kredit biasa yang berwarna hitam, tentunya kartu kredit dengan warna itu sangatlah jarang.

"Hei! Jangan mata duitan!" kesal Violet.

Toska membawa Chloe pergi meninggalkan kamar, saat pintu tertutup semua orang disana langsung memukul, menendang, melempar sesuatu yang ada di depan mereka.

"Cewek nyebelin!" kesal Violet setelah melemparkan dompetnya ke lantai.

"Dia merebut Toska dengan mudahnya seperti itu!" marah Azul sambil memukul meja yang ada di depannya, anehnya dia langsung mengibaskan tangannya berkali-kali tanda jika tangannya terasa sakit.

"Grrr.." Jingga menggigit ujung selimut dan membenamkan wajah di kasur berkali-kali.

"Kemuning, tadi kau bilang apa?" tanya Maron pada Kemuning tentang apa yang membuatnya langsung bersemangat.

"Kemuning kesal, Maron diam!" jawab Kemuning masih membelakangi Maron.

"Kapten..." Indigo terdiam menatap pintu hotel berharap Toska datang tanpa membawa Chloe di sampingnya.

***

Toska menyewa kamar yang berada tepat di samping kamar para gadis, kamar dengan satu tempat tidur besar dan fasilitas kamar mewah sama seperti yang lainnya.

"Kalau perlu sesuatu datang saja ke kamarku," ucap Toska.

Chloe memasuki kamar dan menutup pintu, Toska melangkah melewati kamar para gadis dan berhenti sejenak sebelum memasuki kamar.

"Sadarlah!" Toska memukul pintu kamar sambil memegang kepalanya. "Apa yang terjadi padaku?"

Toska sadar jika apa yang dia lakukan selama ini bukanlah dirinya, itu adalah dirinya yang lain, dirinya sebagai Jaka dan bukan sebagai Toska. "Ingat tujuanmu, dasar bodoh!"

Toska memukul pintu kamar lagi dan secara kebetulan pintu itu juga terbuka, menyebabkan dirinya hampir jatuh tersungkur. "Woah!"

Indigo terkejut melihat Toska yang hampir terjatuh mencium lantai. "Kapten?!"

"Tidak apa-apa." Toska langsung kembali berdiri dan melangkah menuju kasur untuk berbaring.

Dia bisa merasakan suasana sepi sunyi yang menandakan saudara-saudaranya sedang merasa kesal dengan sikapnya.

"Kalian–"

"Diam, kami sedang mendengarkan musik," potong Azul.

Toska bisa melihat Azul dan Maron yang sedang berbagi headset kabel untuk mendengarkan musik, namun jika dilihat lebih cermat headset itu tidak terhubung dengan salah satu dari handphone mereka.

RUN AWAY : TeenagersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang