Cleaning Service

34 10 0
                                    

"Astagahh."

Azul dan Violet menatap betapa berantakannya kamar mereka, barang-barang berserakan dimana-mana dengan posisi barang yang sudah tidak jelas.

Mereka baru saja bangun tidur di sore hari setelah lama perjalanan dan melakukan perang bantal di pagi hari.

Yang lainnya masih tertidur pulas, tentunya kondisi kamar tidur juga sangat berantakan dengan posisi tidur mereka yang tidak jelas.

Azul dan Violet kemudian saling menatap sejenak. Terlihat dari wajah mereka, masih setengah tertidur dan mengumpulkan nyawa untuk kembali melangkah.

"Aku akan mandi selama 5 menit."

Mereka bersamaan berjalan mengambil baju bersih dan memasuki kamar mandi yang berbeda untuk mandi.

Tepat setelah 5 menit, mereka bersamaan keluar dari kamar mandi dengan pakaian bersih dan wajah yang segar.

"Siap?" Violet mengikat rambut panjangnya.

"Siap!" Azul mengangguk.

Mereka berdua kemudian bersama merapikan kamar, merapikan posisi sofa yang bergeser jauh, membersihkan kamar dari berbagai bungkus jajanan kecil dan menyemprotkan parfum ruangan.

Violet selesai menata sandal hotel dengan rapi, dia kemudian menoleh ke arah Azul yang sedang menata gelas di atas meja.

Gelas itu adalah gelas pribadi mereka bertujuh, dengan sebuah stiker nama dan warna yang berbeda-beda.

"Jangan gitu, dong!" Violet menghentikan kegiatan Azul.

"Apa?" Azul tampak kaget.

Violet mengambil dua gelas yang digenggam oleh Azul.

"Kita urutkan gelasnya dari yang tertua sampai yang termuda." Violet menata ulang posisi gelas.

Azul tampak tidak terima dengan saran Violet dan mendorong Violet ke samping dengan sikunya. "Tidak! Lebih baik kita urutkan dari yang paling memimpin sampai yang diam saja."

Azul menata dengan gelas Violet yang di samping gelas milik Azul, Violet yang merasa tidak senang tetap keras kepala ingin menata gelas itu.

"Apa maksudmu kau lebih baik dari aku?" Violet mengambil gelas miliknya dan menukar posisi gelas Azul dengan gelas miliknya.

Azul tertawa kecil. "Aku lebih banyak berjasa, bahkan dalam pelarian ini juga. Sementara kau pasti selalu menjadi kaki tanganku."

Wajahnya memerah dan tangannya mengepal kuat, emosi Violet akan meledak jika dia dipancing lagi.

"Oh iya, lagi pula jika tetap ingin mengurutnya sesuai dengan idemu, aku tetap yang tertua," ejek Azul.

"Cukup!" Violet meletakkan gelasnya kembali dan mendorong Azul hingga tersungkur.

Dia kemudian menindih tubuh Azul dan mencubit kedua telinganya.

"Akh!"

"Katakan lagi! Atau akan aku cabut daun telingamu!"

"Dasar!..."

"Sebaiknya aku urutkan dari yang terkuat sampai yang terlemah, agar kau jadi yang paling terakhir!"

Mata Azul melebar dan dia menggertakkan giginya, sekuat tenaga Azul mendorong Violet agar tidak menindih tubuhnya lagi.

Mereka kemudian saling menatap dengan tatapan tajam, Azul dan Violet perlahan mendekati koper mereka masing-masing sambil tetap saling menatap satu sama lain.

Zeet!

Mereka mengeluarkan sebuah baton stick dan bersiap dengan kuda-kuda.

"HAAA!" Violet melancarkan serangannya.

RUN AWAY : TeenagersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang