Panik

35 9 0
                                    

Hachu!

"WHAA!"

Mereka semua terlonjak, semuanya menatap wajah Toska yang pucat dan tubuhnya sedikit menggigil.

"Astaga..."

"Azul, laporan?" Maron menepuk bahu Azul pelan.

"Dugaanku sepertinya dia terkena virus mengerikan!"

"WHAAAA!"

Mereka semua langsung berteriak.

"Toska! Ke rumah sakit! Masuk UGD, operasi!" Violet menggoyangkan tubuh Toska berkali-kali.

"Violet jangan kasar-kasar! Nanti virusnya tambah menyebar!" panik Kemuning.

"TIDAKK!" Violet melepaskan tangannya dan justru memeluk Toska dengan erat.

"Dokter... Dokter... Dokter... Panggil ambulans..." Indigo berusaha untuk menekan tombol telpon hotel dengan jari-jari yang gemetaran.

"Maron! Kau kaptennya sekarang! Lakukan sesuatu! Pikirkan sesuatu!" Azul menarik kerah baju Maron.

"Obat! Kompres! Suntik!" Maron menjawab dengan asal. "Tunggu dulu, kau yang harusnya bertugas untuk berpikir!"

"Emang ga punya otak apa?!"

"AAAAAAARGH!" Jingga memukul kepala Maron dari belakang menggunakan sandal hotel.

"Jingga kurang ngajar!" Azul berusahalah membalas Jingga karena dia tidak berhenti memukuli Maron.

"GHAAK! UNHIK GHAA BHOLEHH!!" Jingga berteriak sambil masih terus memukuli Maron dengan sandal hotel.

"Suntik opsi terakhir Jingga!"

"BERISIK!" Toska berteriak.

Mereka semua langsung berhenti panik dan seketika berdiri berjejer di depan Toska dengan posisi tegap.

"Cough! Cough!" Toska terbatuk. "Kenapa setiap aku sakit malah mereka yang panik, Maron juga tiba-tiba langsung berubah jadi orang bodoh.. menyusahkan."

"Jingga, Maron, Azul. Kalian pergi carikan obat saja untukku, kalau bisa yang sirup saja, aku tidak suka obat pill."

"Siap!" mereka menjawab dengan serentak.

"Kunci Baja!" Azul melemparkan kunci mobil pada Maron.

Mereka bertiga dengan cepat pergi.

"Violet, Kemuning, kalian carikan kompres untukku." Toska kembali berbaring.

"Baik!" sahut Violet.

"Pake apa?" bisik Kemuning.

"Handuk kecil di hotel itu aja," jawab Violet masih agak panik.

"Air panas nya?" tanya Kemuning lagi.

"Di rebus dulu pake ceret."

Sementara itu Indigo masih diam di tempatnya memandang Toska yang sudah mulai menutup matanya dan kembali tidur.

"Terus, aku ngapain?"

###

Seorang wanita dengan bosan menjaga sebuah apotek, dia memainkan layar handphonenya hanya untuk melihat beranda dan galeri saja.

"Nyebelin, kuota habis, udah tanggal tua lagi, capek-capek sekolah ujungnya malah jaga apotek doang." wanita itu mengoceh sendiri sambil sesekali memijat kepalanya.

CRITTT!!!!

Wanita itu agak tersentak, dia melihat sebuah mobil berhenti di depan apotek setelah melaju dengan kencang.

RUN AWAY : TeenagersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang