[Sequel Zaviar and His Mistakes]
Di sarankan untuk membaca Zaviar and His Mistakes terlebih dahulu!
Ini tentang Zaviar yang berusaha untuk meyakinkan Reynan-ayah mertuanya agar tidak memisahkannya dengan sang putri, Alana.
Di bumbui dengan kisah cin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keenan berjalan menuju ruang kerjanya. Ia masih berada di Indonesia, semua itu ia lakukan untuk membuat Seyla luluh. Namun wanita itu lebih memilih masa lalunya di banding menikah dengannya.
Jari-jemari kekar itu melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Keenan menyambar kasar ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Bagaimana?" tanyanya dengan tidak sabaran.
"Yang saya lihat, putri dari calon istri tuan sangat membenci ayahnya. Tapi calon istri tuan tetap berusaha membuat putrinya mau memaafkan ayah kandungnya," sahut seorang pria di sebrang sana.
Keenan memutus panggilannya sepihak. Ia menggenggam erat ponsel yang masih berada di tangannya.
"Kamu hanya milik saya, Seyla. Saya tidak akan pernah melepaskan kamu," tegasnya.
Seperti yang kalian tahu, Keenan sangat keras kepala. Sedari kecil ia di ajarkan untuk tidak menyerah sebelum keinginannya terwujud.
Sesaat kemudian, bibirnya terlihat bersmirk. "Tunggu saya Seyla. Akan saya buat kamu menjadi milik saya seutuhnya," gumamnya.
***
Setelah menghabiskan waktu hampir setengah hari di sekolahnya, Zaviar memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
Ia takut tidak bisa menahan emosinya karena terus menerus mendengar bisikan murid-murid di sana tentang ia yang pernah menjadi pasien rumah sakit jiwa.
Sesampainya di kamar, pria dewasa itu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan gelisah.
Bagaimana jika ia tidak sembuh? Bagaimana jika nanti ia mati sebelum melihat Seyla dan Alana bahagia? Bagaimana jika ia lebih dulu di panggil Tuhan sebelum Alana mau menyebutnya dengan sebutan Daddy?
Zaviar menggeleng pelan. Maka dengan itu ia harus mempunyai semangat tinggi untuk sembuh, seperti apa yang dokter Aira katakan. Namun jika takdir berkehendak lain. Zaviar hanya berharap semoga ia bisa bertahan sampai Alana mau memaafkannya.
Untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak, Zaviar memilih untuk tidur sebentar.
Yang tadinya berniat untuk tidur sebentar, Zaviar malah kebablasan tidur sampai empat jam lamanya.
Matahari telah berganti tugas dengan bulan, Zaviar baru terjaga saat merasa kegerahan karena baju kantor nya yang masih ia pakai.
