37 ; Hampir celaka

8.4K 1.2K 237
                                    

Jangan lupa vote + komennya ya:)!

SELAMAT MEMBACA 📖!

Seyla terbangun di tengahnya malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seyla terbangun di tengahnya malam. Ia menoleh pada Zaviar yang tengah tertidur pulas.

Jam dinding di kamarnya masih menunjukkan pukul 2 pagi, tapi bayi di dalam perutnya malah meminta makan tidak tahu waktu.

Makan sendiri, ia terlalu takut untuk turun sendirian. Membangunkan Zaviar? Tidak mungkin. Tadi sebelum tidur ia mendiamkan pria itu sejak mereka pulang dari pasar malam.

Seyla mengusap perut buncitnya dengan penuh perhatian. "Sayang, jangan sekarang dong! Mommy takut kalau keluarnya sendirian," gumamnya.

Padahal seingat Seyla tadi ia sempat makan dua mangkuk bakso dan martabak manis tapi kenapa ia masih merasa lapar?

Di rasa perutnya tidak bisa di ajak kompromi, Seyla perlahan turun dari kasur tanpa membangunkan suaminya.

Setelah Seyla keluar seraya menutup pintu kamarnya lagi, diam-diam Zaviar ikut bangun dari tidurnya.

Sebenarnya pria itu terjaga saat Seyla terus bergerak di tempatnya karena kelaparan, tapi ia memutuskan untuk pura-pura tidur karena takut membuat mood wanita itu semakin memburuk.

Seyla terus melangkah menuju dapur setelah menyalakan lampu ruang keluarga. Kaki yang terbalut sendal berbulu itu terus menyusuri ruang tengah tanpa tahu ada genangan air berwarna kuning.

"Arrghh!" Seyla hampir terjatuh jika sebuah tangan tidak segera menahan bobot tubuhnya.

Untung saja Zaviar bergerak cepat, jika tidak mungkin Seyla akan celaka.

"Kamu gak pa-pa? Perut kamu ada yang sakit? Kita perlu ke dokter?" tanya Zaviar cemas tanpa jeda.

Ia terlalu takut jika sesuatu terjadi pada istri dan calon anaknya.

Seyla masih syok. Ia menggeleng pelan seraya menatap dalam mata suaminya.

Zaviar berjongkok untuk memastikan apa yang ada di lantai rumahnya. Pria itu mengelap sedikit cairan tersebut menggunakan jari.

Keningnya terlihat mengerut dalam. "Minyak?"

Zaviar menegakkan tubuhnya lagi. "Lantainya ada minyak. Kamu tunggu dulu di sofa, aku mau bersihin dulu lantainya," titah Zaviar seraya menuntun Seyla untuk duduk. Takut jika ia lengah sedikit saja, wanita itu akan terpeleset lagi.

Zaviar dengan telaten membersihkan lantai rumahnya dengan bersih tanpa jejak. Ia memastikan tidak ada lagi air atau minyak yang tergenang di lantainya barang sedikitpun.

ZAVIAR and HIS STRUGGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang