[Sequel Zaviar and His Mistakes]
Di sarankan untuk membaca Zaviar and His Mistakes terlebih dahulu!
Ini tentang Zaviar yang berusaha untuk meyakinkan Reynan-ayah mertuanya agar tidak memisahkannya dengan sang putri, Alana.
Di bumbui dengan kisah cin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah perjuangannya menelpon Zaviar, akhirnya Seyla berhasil. Sepertinya, pria itu juga tengah dalam perjalanan untuk ke sini.
Seyla tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa selain Zaviar. Awalnya ia sudah menghubungi Alana, namun panggilannya tidak dijawab sama sekali. Jika ia menghubungi Reynan itu tidak mungkin karena Papa-nya berada di Swiss.
"Seyla, kamu masih denger aku kan?" tanya Zaviar dari dalam telepon.
Seyla bersusah payah untuk membuka salah satu bilik toilet yang berada di hotel itu.
"I-iya,"
"Kak pa-panasss," adu Seyla. Ia sudah tidak kuat lagi.
Zaviar di sebrang sana mencoba menenangkan wanita itu. "Sabar ya. Aku udah sampai di depan hotel, jangan kemana-mana! Tetap di posisi kamu!"
Seyla menurut, wanita itu menyandarkan tubuhnya di dinding toilet.
Srekk
Seyla yang sudah setengah sadar karena obat perangsang itu secara refleks merobek lengan dress miliknya.
Tok
Tok
"Seyla, kamu di dalem? Ini aku, Zaviar," Zaviar mengetuk bilik toilet sesuai yang diberitahu oleh wanita itu tadi.
"Ssshh," Seyla berdesis seraya mencoba membuka pintu toiletnya.
"Astaga, Seyla!" Zaviar panik begitu melihat kondisi Seyla yang sudah tidak karuan.
"Ssshh, aah," Seyla mendesah ketika tangan Zaviar menyentuhnya.
"Panasssh kak, tolong," racau Seyla mencoba meraih kembali tangan Zaviar.
Zaviar menjauhkan tangannya. Ia tahu Seyla sedang tidak sadar dan ini semua karena pengaruh obat perangsang. Zaviar pernah mengalaminya dulu.
Seyla mulai menangis karena seluruh tubuhnya terasa terbakar. "Tolong kak, panasssh," erangnya.
Zaviar menggeleng. "Nggak, Sey!"
Seyla menjambak rambutnya sembari terus-menerus memohon pada Zaviar.
Nggak, Sey! Aku gak akan mengulang kesalahan ini untuk kedua kalinya. Batin Zaviar.
