21 ; Tidak di akui

9.4K 1.4K 377
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya:)!

SELAMAT MEMBACA📖!

Alana memasuki rumahnya setelah seharian penuh menjernihkan otaknya di luaran sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alana memasuki rumahnya setelah seharian penuh menjernihkan otaknya di luaran sana. Baru saja kakinya menginjak anak tangga pertama, suara Seyla lebih dulu menghentikan pergerakannya.

"Kenapa baru pulang?" tanya Seyla datar. Meski dalam hati wanita itu merasa sedikit lega saat melihat putrinya pulang dalam keadaaan baik-baik saja.

"Aku capek," Alana berniat melanjutkan langkahnya sebelum Seyla kembali menahan tangannya.

"Mommy belum selesai bicara, Lana!" sentak Seyla.

"Mommy khawatir sama kamu tau gak? Ponsel kamu gak aktif, keluar gak bilang-bilang. Mommy cuma takut kamu kenapa-napa,"

Alana melepas tangan sang ibu yang menahan pergelangan tangannya. "Mommy gak perlu khawatirin aku. Khawatirin aja pria kesayangan mommy itu," pungkas Alana yang tertuju untuk Zaviar.

Seyla menghela nafas panjang. "Alana, dia daddy kamu sayang. Dia lagi sakit, gak seharusnya kamu ngomong kayak gitu,"

Alana merasa jengah. "Mau dia sakit kek, mati kek, itu urusan dia. Bukan urusan aku, atau urusan mommy. Lagian dia masih punya keluarga kan?" desak Alana.

Seyla menggeleng pelan. Ia kecewa melihat putrinya berbicara kasar kepada ayahnya sendiri. "Mommy gak pernah ajari kamu kasar kayak gini, Lana." ujar Seyla dengan sirat kekecewaan.

"Basi tau gak, Mom?! Aku kayak gini karena kalian. Mommy sama dia yang bikin aku kayak gini. Bisa-bisanya mommy sembunyiin identitas dia dari aku dan malah mendekatkan kami berdua, sedangkan di sini mommy tau kalau aku benci sama dia," geram Alana.

"Aku gak tau masalah kalian di masa lalu itu apa. Aku juga mau punya daddy kayak temen-temen aku di luaran sana, aku juga mau ngerasain di manja sama daddy aku sendiri," Alana terisak pelan, menatap dalam mata ibunya. "TAPI ITU DULU WAKTU AKU KECIL!" teriak Alana.

"Mommy gak pernah ngerasain ada di posisi aku. Mommy gak pernah rasain gimana rasanya di sebut anak haram karena gak punya ayah. Mommy gak pernah ngerasain cemburu saat ngeliat orang lain disayang sama daddynya," Alana mengeluarkan segala keluh-kesahnya saat dulu ia masih kecil. "Karena mommy punya kakek yang sayang sama mommy," lirih Alana.

Seyla tertegun sesaat. Waktu kecil dulu, Alana memang tidak pernah mengadu apapun padanya, dan Seyla pikir putrinya itu baik-baik saja. Namun Seyla salah, ia merasa menjadi ibu yang gagal karena tidak mengetahui setertekan apa putrinya sejak kecil.

Tiga tahun lamanya Seyla menyembuhkan mental dan traumanya, membuat ia tidak bisa mengurus dan membimbing Alana kecil secara langsung sampai putrinya menginjak usia lima tahun. Dan waktu itu, Alana di didik keras oleh Reynan untuk menjadi gadis yang kuat, tentunya agar tidak mudah untuk di sakiti.

ZAVIAR and HIS STRUGGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang