30 ; Cemburu

10.3K 1.4K 289
                                    

Jangan lupa vote komennya yak:)

Btw aku baru 19 tahun, hehe. Ada yang seumuran?

SELAMAT MEMBACA 📖!

SELAMAT MEMBACA 📖!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hueekk,,"

"Hueekk,,"

Seyla terlihat menunduk di depan wastafel dengan kedua tangan menumpu di kedua sisinya.

"Hueekk,,"

Mulutnya terus memuntahkan cairan bening sejak setengah jam lalu. Wanita itu menyandarkan tubuhnya di dinding kamar mandi setelah mual nya sedikit reda.

Perutnya terasa tak enak sejak pagi tadi. Seyla pikir mungkin ia masuk angin karena akhir-akhir ini sering tidur larut malam.

"Hueekk," Seyla kembali memuntahkan isi perutnya saat rasa mual itu kembali datang.

"Astaga, Bu!" Helena datang dan terkejut saat melihat majikannya dalam kondisi kurang baik.

Ia memang akan menikah dengan Ellgar. Tapi saat ini ia belum membicarakannya dengan Seyla untuk perihal berhenti bekerja. Mungkin selang beberapa hari lagi waktu pernikahannya, ia baru akan mengatakannya pada sang majikan.

Wanita itu membantu Seyla dengan menahan helaian rambut yang menjuntai ke bawah, agar memudahkan majikannya mengeluarkan rasa mual tanpa gangguan.

Seyla membasuh wajahnya saat ia yakin mual itu sudah menghilang.

"Helen, bantu saya buat duduk di kasur," lirih Seyla lemah. Badannya terasa lemas setelah setengah jam lamanya berdiri di kamar mandi.

Helena menuntun Seyla dengan hati-hati untuk duduk di tepi kasur.

"Bapak sama Alana belum pulang?" tanya Seyla. Pasalnya ia belum mendengar teriakan sang anak dan kedatangan Zaviar. Padahal seharusnya saat ini mereka sudah berada di rumah.

Helena menggeleng. "Belum, Bu. Mungkin sebentar lagi. Ibu, mau saya buatin teh anget biar perutnya gak mual lagi?"

Seyla memijat kepalanya yang terasa sedikit pusing. "Gak usah, Helen. Oh ya, kamu bisa bikin rujak?"

Helena mengangguk tanpa ragu. Dulu ketika ia mengidam rujak saat mengandung Zayn mengharuskan ia untuk membuatnya sendiri karena Galen tidak mau membelikannya apalagi memberinya uang saat itu.

"Saya tiba-tiba kepengen makan rujak. Kamu bisa buatin?" pinta Seyla tak enak hati. Tiba-tiba saja mulutnya ingin memakan rujak dengan buah yang masih setengah matang. Membayangkannya saja membuat ia hampir mengiler.

"Bisa, bu! Kalau begitu saya buatin dulu ya,"

"Oh satu lagi, Helen. Kalau suami saya pulang jangan kasih tahu kalau tadi saya muntah-muntah ya?!"

ZAVIAR and HIS STRUGGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang