[Sequel Zaviar and His Mistakes]
Di sarankan untuk membaca Zaviar and His Mistakes terlebih dahulu!
Ini tentang Zaviar yang berusaha untuk meyakinkan Reynan-ayah mertuanya agar tidak memisahkannya dengan sang putri, Alana.
Di bumbui dengan kisah cin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dingin nya udara malam, tidak membuat Aletta beranjak sedikitpun dari toilet kamarnya.
Gadis berusia delapan belas tahun itu menggenggam botol obat dengan erat di tangannya. Mata merah nya yang menangis terlalu lama itu menatap kosong pada cermin di depan nya.
"Ini obat gue beli dengan harga mahal, jadi sebaiknya lo denger ucapan gue, sebelum perut lo bertambah besar,"
Dengan ragu, Aletta membuka obat tersebut, yang tak lain adalah obat penggugur janin yang Sagara belikan untuknya.
Tidak, ia tidak mau jika sampai keluarganya tahu kelakuan buruk ia di belakang mereka. Aletta tidak mau keluarganya tahu jika ia adalah seorang jalang.
"Lo masih punya cita-cita kan? Lo gak mau keluarga lo kecewa dan marah sama lo karena tahu anaknya berbuat tak senonoh di belakang mereka?" tanya Sagara.
Aletta mengangguk dengan wajah tertunduk.
"Kalau begitu gugurin! Setelah janin itu mati, keluarga lo gak bakal tahu kalau lo hamil di luar nikah, dan tentunya lo bisa terus gapai cita-cita lo di masa depan," hasut Sagara.
"Gue janji, akan selalu ada buat lo sayang! Gue cinta sama lo," Sagara membawa Aletta ke dalam dekapan nya.
Kata-kata dari Sagara terus menerus menghantui pikiran nya. Maka dengan berat hati, tidak ada pilihan lain selain mengugurkan janin yang tak berdosa itu.
Usia kandungannya masih dua minggu. Sagara bilang, ia harus segera mengugurkan janin itu sebelum bertambah besar.
Aletta mengelus perutnya sambil terisak kecil. "Kamu datang di waktu yang tidak tepat. Maafkan Mama, nak!"
Aletta mengambil dua butir obat itu dan menelannya dengan mudah. Sagara bilang, jika ia belum merasakan efeknya, Aletta harus memakan buah nanas dengan banyak.
Sebelum beranjak turun, Aletta membasuh wajahnya dan merapihkan sedikit tatanan rambutnya.
Gadis dengan piyama putih bermotif beruang itu menuruni satu persatu undakan tangga. Ia dapat melihat keluarganya yang tengah sibuk menyantap makan malam.
Bagaimana jika mereka tau kehamilannya? Aletta tidak bisa membayangkan seberapa besar rasa kecewa mereka jika melihat putri yang di bangga-banggakan itu kini tengah hamil di luar nikah.
