6 ; Sebuah harapan

12.9K 1.2K 310
                                    

Jangan lupa Vote + Komennya ya:)!

SELAMAT MEMBACA📖!

"Kamu mau sampai kapan hidup kayak gini, El?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu mau sampai kapan hidup kayak gini, El?"

"Kamu harus punya masa depan. Kamu harus punya penerus buat perusahaan kamu! Punya istri dan anak kayak temen-temen kamu yang lain,"

"Aku punya Regan buat nerusin perusahaan aku, Ma! Gak ada yang perlu di khawatirin lagi,"

Ellgar menyimpan tab yang ia gunakan untuk bekerja di atas meja. Lalu menatap dalam Rania yang sedari tadi menemaninya di ruang tamu.

"Tapi dia bukan anak kandung kamu, El! Mama tau kamu sayang sama Regan, Mama juga sayang sama dia. Tapi kamu gak bisa ngasih tanggung jawab ke dia yang bukan darah daging kamu sendiri," ungkap Rani

"Keluarganya aja gak jelas," lanjut Rania.

"Ma!" tegur Ellgar. Ia takut jika Regan datang dan mendengarnya.

Regan memang bukan putra kandungnya. Nyatanya, tujuh belas tahun lalu Ellgar tak sengaja menemukan Regan di jalanan lengkap dengan keranjang bayinya. Karena merasa kasihan, Ellgar mengadopsinya sebagai anak dan merawatnya hingga sebesar sekarang.

Tanpa mereka sadari, Regan telah mendengar semuanya. Di balik dinding itu Regan merenung. Jadi, selama ini ia adalah anak angkat dari seorag CEO sukses di negara ini?

"Pantes aja kalau gue tanya soal Mama, Papa selalu gak mau jawab. Ternyata gue hanya orang asing di sini,"

Karena tidak ingin menimbulkan pertengkaran dari ayah dan neneknya, Regan memilih pergi. Ia butuh waktu sendiri.

"Kalau gue gak sayang sama Papa dan nenek, pasti gak akan sesakit ini rasanya. Sekarang gue harus apa?" gumam Regan.

Jika Regan tahu lebih awal, mungkin ia bisa menyesuaikan diri dan membuat keluarga angkatnya bangga. Namun sekarang sudah terlambat, ia tidak punya apa-apa untuk Ellgar banggakan.

***

Zaviar memasukkan beberapa bajunya ke dalam tas. Setelah dua hari di rawat akhirnya ia di perbolehkan untuk pulang.

Dari tatapannya, Hana dapat melihat bahwa Zaviar seperti tengah menunggu sesuatu. Matanya terus menatap ke arah pintu, sesekali menghela nafas panjang karena yang di tunggu tak kunjung datang.

Hana tahu, Zaviar tengah menunggu Seyla. Dua hari setelah pertemuan itu, Seyla kembali pulang dan mengatakan akan kembali untuk menjenguknya. Namun sejak kemarin Zaviar menunggu, Seyla belum lagi menunjukkan batang hidungnya.

ZAVIAR and HIS STRUGGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang