"Pagi sayang"
Cup
Cup"Pagi ma, pagi pa, pagi juga Jeno Hyung"
Anak kedua dan terakhir keluarga itu sudah rapi dengan kemeja putih dan jas hitam yang melapisi tubuhnya
Satu Minggu lewat dari peristiwa kemarin yang untungnya tuan besar Lee tak tahu, seandainya tahu sudah pasti Jeno akan mendapatkan hukuman karena bertindak diluar batas
"Kalian siap sayang?"
"Papa, kau sudah bertanya lima kali kemarin malam dan kau tentu tahu jawabannya" si anak tengah sedikit merengut karena sang papa terus menanyakan hal itu berkali-kali, anggota keluarga yang melihat pun ikut tertawa melihat si anak tengah merajuk pada sang kepala keluarga
"Iya iya sayang, maafkan papa. Papa hanya takut kalian tak siap dan berakhir tidak baik untuk kesehatan mental kalian"
"Kami harus selalu siap pa, sepertinya ayah dan bunda juga merindukan kami. Apalagi aku yang belum pernah menjenguk mereka sama sekali"
Jeno yang disamping Jaemin pun meraih tangan Jaemin yang ada di bawah meja dan menggenggamnya seakan memberi kekuatan untuk anak itu
"JiSung juga siap"
"Iya iya, anak mama memang hebat" kepala yang paling muda di usap dengan penuh cinta oleh Mama di keluarga ini, membuat JiSung semakin merindukan bundanya
"Mereka anakku juga Ma"
"Sudah sudah, kita anak papa dan mama. Ayo segera sarapan supaya kita bisa cepat pergi" si sulung Lee itu menghentikan perdebatan suami istri itu sebelum tambah panjang, karena Jeno tahu si papa akan keterusan jika dituruti
Sarapan kali ini semakin hangat dengan ditemani gurauan dan godaan dari sang kepala keluarga yang telah tahu jika si bungsu sedang berpacaran dengan keponakannya membuat wajah JiSung memerah malu dan berakhir bersembunyi di balik punggung sang mama
🪦🪦🪦
"Annyeongaseyo Tuan dan Nyonya Na, maaf kami baru sempat kemari dan membawa anak kalian datang"
Tuan Lee memimpin dan membungkukkan sedikit badannya pada dua makam itu di ikuti oleh istri dan anak-anaknya
"A-ayah, bunda"
Anak pertama keluarga Na itu mendekat dan berjongkok di depan nisan yang mengukir nama dua malaikatnya, bunga mawar putih yang dibawa sudah ditempatkan di samping nisan itu
"A-ayah bunda, m-maafkan Nana baru berani untuk datang hari ini. Hikss maafkan anak kalian ini yang hikss tak bisa menyelamatkan kalian, maafkan Nana yang belum bisa menjaga kalian hiksss"
Semua yang ada disana meneteskan air mata mendengar ucapan Jaemin, ikut merasakan rasa kehilangan anak itu. Sedangkan si bungsu sudah menangis sesenggukan di pelukan sang papa
"Hiksss maafkan Nana yang belum bisa membuat kalian bangga dan bahagia atas Nana, hikss maafkan Nana"
"Hikss maafkan Nana yang bahkan tak sempat mengucapkan salam perpisahan pada ayah dan bunda"
Perempuan satu-satunya di sana ikut berjongkok di samping Jaemin dan mengelus punggung bergetar itu tanpa banyak bicara, membiarkan Jaemin mengeluarkan bebannya
"Hiksss Nana janji akan membuat ayah dan bunda bangga di atas sana, Ayah dan bunda liat Nana kan? Nana akan jadi anak yang kuat seperti apa yang dikatakan Bunda. Hikss Nana berjanji akan terus membimbing dan menjaga JiSung seperti yang bunda katakan pada Nana, hikss"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Adik Soon To Be Istri [Nomin]✓
Fanfiction"Lee Jaemin, Umurku masih 24 tahun yaa" "Tapi kau terlihat tua seperti om-om Jeno Hyung" ekspresinya seperti meledek Hyungnya "Om om seperti apa yang masih tampan seperti aku" "Banyak, om-om yang suka menjadi Sugar Daddy" "Kalau begitu kau yang jadi...