22

2K 176 1
                                    

Suara langkah kaki tegas itu terdengar menggema di lantai rumah besar keluarga Lee. Jeno dengan tidak sabar naik ke lantai dua

Setelah mengamuk tadi Jeno tidak mengirim balasan pada Jaemin karena dia masih marah, begitupun Jaemin

"NA"

BRAKK BRAKK

"NANA!!"

DUG DUG

Pintu kamar Jaemin yang tidak bersalah menjadi korban, Jeno terus menggebrak kuat-kuat

"Na kalau tak dibuka Hyung dobrak!!"

Tak ada balasan apapun dari dalam

"Oke" Jeno mundur mengambil posisi lalu mendobrak kuat pintu berkali-kali sampai terbuka, namun yang dicari tidak ada di dalam

"Aishhh sial, di mana kamu Na!!" Jeno mengusak rambutnya kuat. semakin berantakan

"H-hyung, Nana Hyung ada di kamar Jie" Jeno yang mendengar langsung beranjak ke kamar sebelah, saat akan membuka pintu tangannya ditahan oleh adik bungsunya itu

"Nana Hyung sedang lelah, biarkan istirahat dan menenangkan dirinya dulu ya Hyung?" JiSung menatap Jeno memohon, dia tak tahu masalah apa yang terjadi. Kakak angkatnya itu terlihat sangat marah, wajahnya keras dan tatapannya tajam

"Hhh ya sudah" Jeno mengalah, duduk di sofa ruangan santai sebelah kamar. Menyandarkan tubuh dan menutup mata, mencoba menenangkan diri.

Kepalanya bolak-balik dijedug kan pada kepala sofa "AARGHHH kang Daniel sialan"

Tangan kokoh itu meraih ponselnya dan menghubungi Hyunjin segera "Jin, hancurkan perusahaan Kang sialan itu"

Terdengar suara grusak grusuk di sana, membuat Jeno sedikit menunggu balasan "bentar boss, sayang bentar ya"

Jeno menghela nafas tahu apa yang sedang Hyunjin lakukan di balik ponsel

"Boss? Kayaknya nggak bisa kalau malam ini juga, Kang Sungmin udah bekerja di bawah perusahaan Lai Guanlin. Kalau kita usik tentu Lai ga akan diem aja karena Kang udah bagian mereka"

"Sialan"

"Kayaknya boss minta bantuan Tuan Lai saja, kalian dekat"

Jeno memikirkan saran itu, tak buruk juga "hhh ya sudah"

"Sudah kan? Sekarang aku mau bicara sebagai teman, bukan anak buah" Jeno hanya diam menunggu maksud Hyunjin, sebelum menjadi anak buah Jeno Hyunjin memang teman dekat saat kuliah, setelah Jeno mulai mengurus perusahaan Hyunjin ikut serta membantu rekannya

"Lain kali tau waktu dong Jen, aku lagi enak-enaknya tahu!!! Hhh kalau bukan boosku sudah ku hajar kau"

"Memangnya berani?" Suara dingin itu terdengar menakutkan walaupun hanya terdengar via telepon

"Ya engga sih, udahlah ganggu aja kau Jen!"

Pip

Jeno kembali menyandarkan tubuhnya, memikirkan rencana untuk bertemu Guanlin esok hari




























"Renjun Hyung!!!!!"

"Jisungie!!!!!" Anak baru gede itu berlari menghampiri Renjun dan memeluknya erat, membuat sang pawang ketar-ketir di belakang

"Sayang hati-hati"

"Iya-iya Guan"

"Renjun Hyung kemana saja?? Sudah lama tidak bertemu"

Dari Adik Soon To Be Istri [Nomin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang