Sejak hari itu Jeno dan Jaemin tak sungkan dan canggung untuk berhubungan seks. Selagi orang tuanya tak tahu dan tidak mengganggu sekolah Jaemin. Tapi Jeno juga sangat pengertian sekali, tidak sesering itu meminta pada Jaemin walaupun setiap hari dirinya tergoda untuk menyetubuhi adik angkatnya itu
Seperti kali ini, dua anak Adam itu sedang berbagi peluh di atas rajang kantor Jeno tempat kedua mereka untuk bercinta. Tempat pertama tentunya adalah rumah Jaemin, tak mau ambil resiko bercinta di mansion Lee.
"Ahh dadhhh cum cum"
"Sebentar sayang tunggu Daddy sebentar" tubuh Jaemin terhentak mengikuti tempo gerakan Jeno yang sangat kuat. Jaemin termasuk submisif dengan stamina kuat terbukti bisa menyeimbangi hormon Jeno yang meledak-ledak
"AAAHHHH" keduanya mendesah keras, tubuh Jeno ambruk menimpa tubuh mungil di bawahnya. Masih dengan nafas yang memburu akibat orgasme hebat yang didapat dari kegiatan mereka. Selalu candu dan nikmat walaupun berapa kali mereka lakukan
Ringtone ponsel Jeno menyadarkan mereka, Jeno memindahkan tubuhnya kemudian melepas kondom yang penuh sperma miliknya melempar ke tempat sampah di dalam kamar setelah itu baru meraih ponsel yang menampilkan nama Mark.
"Apa" Jaemin yang melihat wajah kesal Jeno ikut tersenyum, tubuhnya miring ke arah Jeno dengan selimut yang menutupi sampai setengah dadanya. Punting merah itu masih bisa dilihat Jeno dengan jelas
"Santai broww"
"Cepat ada apa" tangan Jeno yang semula diam beralih pada tonjolan yang jelas menggodanya, memilin kecil dan menggesek benda itu dengan jari-jarinya. Berulang kali Jaemin menjauh dan mencoba melepaskan tapi Jeno dengan mata melotot mengancam Jaemin supaya tidak mengganggunya
"Haechan meminta kalian kemari"
"Tidak bisa, kami sibuk" Jeno menjawab dengan tenang padahal pria manis di sebelahnya berusaha menahan desah saat puntingnya kembali dimainkan
"Ayolah Jen, demi ponakanmu" jika bukan karena keinginan ngidam sang istri yang ingin bertemu Jeno Jaemin, Mark tak akan Sudi merengek pada Jeno seperti sekarang
"Aku dan Nana sibuk Lee Minhyung"
"Memangnya sibuk apa sihh"
"Sibuk bercinta"
Plak, Lengan Jeno dipukul keras oleh Jaemin yang sudah melotot karena Jeno berbicara seenaknya. Sedangkan diseberang sana Mark malah tertawa keras mendengar jawaban Jeno yang menurutnya halu. "Jen Jen, begitu frustasinya kau sampai menghalu seperti itu" tawa Mark terdengar renyah di sambungan telepon
"Aku tidak bercanda Mark"
"Ya ya ya, pokoknya nanti sore kalian kemari. Aku tutup telponnya pada hitungan ketiga. Satu-"
Tuttt
"Mark gila" belum hitungan ketiga tapi Mark sudah menutup telepon mereka, memang gila sepertinya
Plak
"Aww Naa"
Lengan Jeno kembali di pukul Jaemin, kali ini lebih keras daripada tadi. "Hyung kenapa bicara begitu, kalau Mark Hyung curiga dan tahu bagaimana" raut wajah Jaemin sudah kesal sejak Jeno memainkan putingnya tadi padahal sedang bertelepon dengan Mark
"Maaf sayang, lagipula dia tak akan tahu"
Jaemin membalik tubuhnya membelakangi Jeno, mood pria manis itu naik turun dari tadi pagi.
"Sayang, maafkan Hyung yaa...tak akan diulangi lagi. Sudah yaa jangan ngambek begitu" Jaemin bisa merasakan punggung telanjangnya bersentuhan dengan tubuh bagian depan Jeno yang terasa keras dan kokoh. Jeno memeluknya dari belakang
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Adik Soon To Be Istri [Nomin]✓
Fanfiction"Lee Jaemin, Umurku masih 24 tahun yaa" "Tapi kau terlihat tua seperti om-om Jeno Hyung" ekspresinya seperti meledek Hyungnya "Om om seperti apa yang masih tampan seperti aku" "Banyak, om-om yang suka menjadi Sugar Daddy" "Kalau begitu kau yang jadi...