CHAPTER TWENTY-ONE
"Lord Myhill akan membunuh kita," ujar Desmond serak, tenggorokannya seketika mengering menyadari bahwa calon istri majikannya menghilang. Sebelumnya Desmond diberitahu oleh salah rekan kerjanya, Erin, yang awalnya hendak mengantar Mr. Phee—yang kabur—ke kamar Lady Hope berhenti saat melihat pintu kamar Lady Bridget terbuka dan kamarnya masih terang karena lilin. Sebagai pelayan yang baik, ia ingin menyapa sang lady dan mungkin menawarkan bantuannya kalau saja Lady Bridget membutuhkan sesuatu—bagaimana pun juga matahari belum terbit dan sangat aneh baginya karena Lady Bridget sudah bangun. Awalnya ia mengetuk sopan dan menyapa, tetapi ia tidak mendapat balasan dan mengambil keputusan untuk masuk tanpa izin.
Tidak ada siapa-siapa. Kasurnya masih rapi dan tak tersentuh, tetapi kursi meja membacanya kelihatan tergeser dari tempatnya. "Lady Bridget?" Erin memanggil sekali lagi, berharap kali ini Lady Bridget menjawabnya. Mungkin saja wanita itu bersembunyi? Jantungnya mulai terpacu. Sebelum kepanikan melandanya, Erin segera beranjak dari kamar Lady Bridget, hendak mencari Desmond, atasannya yang selalu tahu segala hal mengenai Sparks House sembari menggendong kucing gemuk dalam pelukannya.
Ketika Erin memberitahu apa yang dilihatnya, Desmond menelan ludahnya, berusaha menjaga raut wajahnya tetap tenang. Ia sendiri baru saja ingin melakukan inspeksi yang biasa ia lakukan tiap seminggu 3 kali di Sparks House... ah brengsek, kutuk Desmond menggertak gigi. Ia meminta Erin untuk tetap tenang dan mengembalikan Mr. Phee ke kamar Lady Hope dan tak mengatakan hal ini pada siapa pun.
Desmond segera memerintah para pelayan dan pesuruh untuk mencari Lady Bridget di sekeliling Sparks House sebelum Miss Gillbride dan Lady Hope terbangun. Tidak lupa juga ia meminta salah satu di antara mereka untuk mencari Lady Bridget di luar Sparks House. Sayangnya, dua jam pencarian mereka, baik itu di Sparks House atau di luar Sparks House, tidak membuahkan hasil.
Si pesuruh yang berdiri di hadapan Desmond langsung menundukkan kepalanya takut-takut sementara jemarinya bertaut sama lain karena gugup. Mereka sudah mencari wanita itu di sekeliling Sparks House dan bertanya ke penduduk sekitar tentang keberadaan Lady Bridget namun tak ada yang mengetahui keberadaan wanita itu. Satu-satunya kesimpulan yang bisa dia ambil adalah Lady Bridget menyelinap keluar dari Sparks House semalam tanpa seorang pun tahu kecuali si kusir kuda tolol itu.
Memandang hamparan rumput di hadapannya, Desmond mengerang frustrasi, sepenuhnya sadar bahwa dirinyalah yang harus bertanggungjawab atas semua ini. Timmy, si pesuruh yang menginformasikan bahwa tidak ada berita apa pun tentang Lady Bridget mendongak ragu-ragu. Saat tatapannya bertemu dengan Desmond, dia kembali tertunduk.
"Pergilah ke semua kelab di Stroud, tanyakan pada mereka apakah semalam ada seorang wanita bermata hijau mengunjungi tempat mereka. Kabarkan aku secepatnya, jika tidak..." Desmond menelan ludahnya, ragu ingin menyatakan apa yang selanjutnya hendak ia katakana. "Segera laksanakan!" perintahnya yang segera dibalas dengan anggukan.
Saat si pesuruh menghilang dari pandangannya, Desmond hanya dapat berdoa dalam hati agar Lady Bridget ditemukan dan baik-baik saja.
***
Suara erangan kecil dari seberangnya membuat Mr. Hamond menoleh. Dirinya masih tak percaya bahwa Lady Bridget ada di dalam kereta yang sama dengannya menunju Gretna Green. Rencana yang awalnya ia kira hanya sebuah angan semata, sebentar lagi akan ia wujudkan dalam hitungan hari. Mr. Hamond sadar betul bahwa apa yang ia lakukan pada Bridget adalah kejahatan yang mungkin akan membawanya pada kebangkrutan—jika tidak berhasil—tetapi ia mengabaikan hati nuraninya demi mewujudkan cita-cita membangun toko jam tangan di Coventry. Sekaya apa pun Mr. Hamond, ia tidak bisa membeli tempat sestrategis rumah Bridget di Coventry. Atas bantuan Lady Alessandra yang sudah mengecek rumah itu dan bagaimana megahnya rumah itu dari tampak depan, Mr. Hamond sudah sepenuhnya tahu apa yang akan ia lakukan pada rumah itu. Salah satu sudut bibirnya terangkat membayangkan bagaimana ia dapat mendominasi perekonomian di Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Bastard
Historical Fiction[2nd series of The Lucky series] Lord Myhill berpikir, dunia akan lebih baik jika ia tidak meneruskan garis keturunannya. Maka dari itu, ia mempunyai prinsip untuk menikmati hidup selagi ia masih bisa. Namun tampaknya alam semesta tidak menyetujui n...