FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. And please do not copy my story without my permission.
Pertama-tama, maafkan ya kalau part ini menjadi part tergajelas sedunia akherat. Ini nulisnya udah pake niat kok, wkwkwk. Maaf ya kalau makin membosankan soalnya ini partnya bakal lumayan panjang. MAAP! SEKALI LAGI MAAP! <-- maksa ini
Part ini disponsori oleh musik: BTS ft. Charli XCX - Dream Glow. BTS - 134340, Magic Shop, Love Maze. Lauv - Sad Forever. Twin Shadow ft HAIM - Saturdays.
Selamat menikmati pembaca setiaku, semoga ini tidak mengecewakan.
CHAPTER NINE
Dari luar, rumah yang bagaikan istana itu terlihat begitu terang karena cahaya lilin yang dinyalakan di setiap sudut ruangan. Beberapa kereta kuda tengah mengantri di depan kediaman Paston House, menurunkan para bangsawan, politikus serta pebisnis dari dalam. Kebanyakan dari mereka datang bersama pasangan masing-masing. Mengenakan gaun serta setelan terbaik mereka untuk memukau para tamu lain di acara penggalangan tersebut. Dari seberang, Lord Myhill mendengus kesal, menghasilkan kebulan dari hidungnya. Ia sendirian.
Detik-detik sebelum kedatangannya malam ini, Isabella memutuskan untuk tidak pergi. Wanita itu diam-diam sudah merencanakan kepergiannya kembali ke Spanyol tanpa memberitahu Lord Myhill lebih dulu. Adik bungsunya jatuh sakit dan keluarganya membutuhkan Isabella. Bagaimana mungkin Lord Myhill bisa melarangnya? Keningnya terus berkerut sepanjang perjalanan menuju Paston House dan meminta pada kusirnya untuk berhenti di luar Hyde Park agar ia punya waktu berjalan beberapa menit untuk menghilangkan rasa kesalnya.
Ia membawa dirinya menuju pintu masuk Paston House. Dua orang pelayan pria sudah menjaga pintu luar dengan seragam rapi mereka. Tidak ada tanda-tanda dari Timothy yang biasanya menyambut Lord Myhil.
Saat melangkah masuk ke dalam, udara dingin musim gugur diganti dengan kehangatan yang berasal dari banyaknya lilin yang dinyalakan di rumah ini. Alunan musik dari salah satu ruangan mengalun dengan lembut, memanjakan para pendengarnya. Lord Myhill merasa hari ini ia tidak akan menyukai musik. Tidak saat dirinya tahu malam ini tidak akan ada yang bisa membuatnya merasa lebih baik karena masalahnya dengan Isabella. Salah satu pelayan dari dalam membantu Lord Myhill melepaskan jaketnya lalu izin pamit dari hadapan Lord Myhill.
Matanya memandang ke sekelilingnya. Lady Paston memang seorang yang perfeksionis. Meskipun ini adalah musim gugur, wanita itu berhasil membuat dinding ruangan penuh dengan untaian bunga pilihan Hope—setidaknya itu yang diceritakan oleh Bridget tempo hari. Suara tawa halus para wanita menemani alunan musik. Ia melangkah lebih dalam lagi, menuju ruang dansa, tempat berlangsungnya acara malam ini.
Para pelayan Paston House tampak begitu sibuk dari biasanya. Mereka berjalan ke sana kemari, ke satu ruangan dan ruangan lainnya untuk mengantarkan minuman serta cemilan kecil. Ia melihat para tamu sudah berjalan langsung menuju ruang dansa, namun yang lain sudah menghabiskan waktunya di ruang tamu. Jika saja Isabella tidak bertindak sesuka hatinya, malam ini pasti akan lebih menyenangkan.
Suara alunan musik makin membesar begitu ia sudah tiba di ruang dansa. Ia hampir saja mematung di tempat saat mendapati ruangan tersebut kelihatan lebih mewah dan megah. Untaian kain berwarna merah darah dan emas serta bunga sudah menghiasi dinding serta jendela sedemikian rupa. Menggunakan kain dengan warna yang sama, langit-langitnya terlihat seperti bungkusan hadiah yang diikat cantik. Ikatan itu memusat pada satu lampu lilin besar kristal yang memancarkan cahaya silau. Rasanya Lord Myhill ingin bertepuk tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Bastard
Historical Fiction[2nd series of The Lucky series] Lord Myhill berpikir, dunia akan lebih baik jika ia tidak meneruskan garis keturunannya. Maka dari itu, ia mempunyai prinsip untuk menikmati hidup selagi ia masih bisa. Namun tampaknya alam semesta tidak menyetujui n...