Chapter 17

2.3K 207 65
                                    

FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. And please do not copy my story without my permission.

Backsound: Album Harry Styles - Fine Line. Album Marina - LOVE + FEAR. Michaela Slinger - Flux.

Just read and enjoy~


CHAPTER SEVENTEEN

Dunia ini begitu kecil.

Mr. Hamond rasanya ingin tertawa saat temannya, Mr. Anthony, mengajaknya untuk pergi makan malam di kediaman Sparks. Ia tidak mengira bahwa istri temannya-lah yang pernah menjadi pujaan hati Lord Myhill. Tampaknya alam memudahkan dirinya dalam menjalankan rencana mulia ini—yang menurutnya tidak ada salahnya sama sekali. Ia merasa kesempatan ini memang akan mengorbankan harga dirinya karena telah berani menghadiri makan malam yang diadakan oleh mantan calon tunangannya, tetapi ia yakin hasilnya akan sepadan.

Hope, yang berdiri di samping Mr. Hamond, berdeham pelan saat ia mendapati tatapan penuh peringatan dari Miss Gillbride. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya atas kehadiran Mr. Hamond di sini. Pria Irlandia ini sangat tampan. Ia tidak beratan bila Mr. Hamond melamarnya—hanya Hope yang masih tidak tahu latar belakang Mr. Hamond mundur dari perjodohan itu. Astaga, apa yang aku pikirkan?! Lord Edward sudah menungguku. Jangan jatuh cinta pada Mr. Hamond!, batin Hope yang merasa gugup sendiri.

Walaupun ia sudah menyambut pasangan itu, Hope merasakan bagaimana udara menguap saat Lord Myhill memberikan tatapan tajam pada Mr. Hamond. Mungkin karena Mr. Hamond pernah bersama Bridget, batin Hope. Ia tidak menyukai bagaimana sayunya mata Lord Myhill, menyampaikan ketidaksukaannya secara blakblakan. Juga bagaimana kedua bahu Bridget yang begitu lurus seperti seseorang baru saja memperbaiki postur tubuhnya—astaga, terlalu tegang.

"Ayolah, aku sudah lapar!" Seru Hope memecahkan keheningan yang terdengar begitu keras, mengabaikan fakta bahwa Miss Gillbride pasti akan mengundurkan diri setelah ini—ya, Hope sadar betul bahwa ia bukanlah murid yang mudah diajar.

Tatapan Lord Myhill beralih pada Hope. "Ide yang sangat bagus, Lady Hope," tukas Lord Myhill memberi senyum menawan yang selalu memikat hati siapa pun—dan Josephine baru saja menyadari itu. "Maafkan keterlambatan kami," lanjutnya sebelum mengajak Bridget menuju meja makan.

Jika Mr. Anthony tahu bahwa para bangsawan akan bersikap se-membosankan ini—kecuali Lady Hope—ia pasti akan menolak tawaran ini. Sebelum kedatangan pasangan itu, kepalanya terkantuk-kantuk di samping istrinya, menunggu 'mereka' yang derajatnya lebih tinggi dibanding dirinya. Meski begitu, ia tidak akan melewatkan tontonan air wajah Lord Myhill saat tahu bahwa dirinya dipertemukan dalam satu meja makan dengan dua rival dalam hubungan percintaannya. Pasti pria itu merasa derajatnya akan turun.

Entahlah, mungkin karena pria ini sangat mudah sekali mendapatkan apa yang inginkan di dunia—kecuali hal yang berhubungan dengan asmara—Mr. Anthony ingin melihat bagaimana reaksinya saat dunia sedang tidak bersikap adil padanya. Karena terakhir kali itu terjadi, pria itu kabur ke London. Sekarang ia ada di sini. Satu meja makan dengannya. Dan sejauh ini ia menyukai hasilnya.

"Mr. Hamond, aku tidak tahu kau berada di Stroud," Lord Myhill mengangkat suaranya saat semuanya sedang bersiap-siap untuk menyantap makanan pembuka mereka. Pria itu bahkan tidak ingin merepotkan dirinya dengan menatap sopan Mr. Hamond. Menurutnya, menempatkan kain lap mulutnya di atas pahanya lebih penting.

Lucky BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang