Chapter 5

2.8K 293 21
                                    

FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. And please do not copy my story without my permission. 

Genre: Historical Romance

Backsound: Zayn & Zhavia Ward - A Whole New World. Ed Sheeran and Justin Bieber - i don't care. BTS ft. Halsey - Boys with Luv. Bruno Mars - Too Good to Say Goodbye. Taylor Swift ft. Brendon Urie - Me! , Queen - Love of My Life. Taylor Swift - Last Kiss, Out of the Woods, I Know Places. John Mayer - New Light.

Just read and enjoy~


CHAPTER FIVE

"Mengapa terburu-buru?" Lord Moore bertanya dari meja kerjanya saat Lord Myhill memberitahu bahwa besok ia akan pulang kembali ke London. Pria itu tengah membaca kontrak kerja yang dikirim oleh pengacaranya dari Bristol dengan saksama tetapi ia juga masih memerhatikan teman dekatnya yang berdiri di dekat jendela yang menghadap langsung ke taman. Sejak kecelakaan Bridget tadi sore, Lord Myhill bertingkah tidak seperti diri sendiri walaupun Lord Moore mendapati pria itu sering berusaha kelihatan biasa saja atas apa yang menimpa Bridget. Ia tahu betul teman dekatnya jarang sekali peduli pada masalah yang tidak memiliki hubungan dengannya.

"Aku baru ingat ada urusan yang harus diselesaikan minggu depan," gumam Lord Myhill memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana, masih menatap keluar taman gelap. Tidak ada yang perlu ia lihat di sana sebenarnya, namun pria itu tetap melakukannya.

Didengarnya Lord Moore mengeluarkan dehaman skeptis. "Dengar, aku mungkin tidak mengenalmu lebih dari 10 tahun atau lebih, tetapi setidaknya aku bisa melihat perubahan saat aku merasakannya. Saat kita disekolahkan di sekolah yang sama, kau mungkin pria muda yang paling tidak kusukai, Sparks, jujur saja. Universitas memang bukan tempat yang menyenangkan, setidaknya bagimu. Kau selalu telat karena mabuk dan sebagainya. Namun sejak kau menginjakkan kakimu di rumahku dua tahun yang lalu, aku tahu kau sudah belajar,"

"Apa yang hendak kau utarakan sebenarnya, Moore?" Lord Myhill membalikkan tubuhnya dengan senyum menawan yang tidak menyentuh mata karena tak merasa terhibur akan setiap kata yang keluar dari mulut Lord Moore.

"Maksudku adalah kau sudah menunjukkan bahwa kau pria yang terorganisir sejak dua tahun yang lalu. Kau tahu jadwal kepergian maupun kepulanganmu. Kapan kau harus bekerja atau bermain. Lalu secara tiba-tiba kau hendak pulang dari Moore House karena kau baru ingat bahwa kau harus mengurus sesuatu? Ada yang aneh," tutur Lord Moore menggeletakan kontrak kerja itu ke atas meja kerjanya lalu mendongak.

"Ingatkan aku kembali siapa yang berutang padaku agar kau tahu kapan kau harus mengurus urusanku," ucap pria itu sudah tak lagi tersenyum. Earl of Cheshire mendesah pasrah atas balasan temannya lalu memberi tatapan dominasi pada Lord Myhill, memberitahu temannya itu bahwa ia di sini tidak ingin mencari masalah atau bertengkaran.

"Dengarkan aku, Sparks, aku bertanya bukan karena aku ingin tahu urusanmu, demi Tuhan, tidak. Bukankah kau masih ingin menghabiskan waktu bersama Grisell dan keponakanmu? Ataukah kau memiliki masalah dengan Bridget?" Pertanyaan kedua darinya berhasil membuat Lord Myhill mengeluarkan suara tawa tanpa humor. Pria berambut cokelat terang itu memejamkan mata lalu memijat jembatan hidungnya dengan ibu jari dan telunjuk.

"Apa kau benar ingin mengikusertakan adikmu ke dalam percakapan ini? Aku yakin kau tidak akan menyukai akhirnya," ucap Lord Myhill mengerjapkan matanya, menatap temannya itu dengan tatapan menantang.

Lucky BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang