Chapter 12

1.9K 252 16
                                    

FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. And please do not copy my story without my permission.

Backsound:  Taylor Swift - Lover, London Boy, and Cruel Summer. iKon - Hug Me. Selena Gomez - Fetish.

Just read and enjoy~

CHAPTER TWELVE

Awal tujuan Lord Myhill datang ke rumah itu adalah menyelesaikan masalahnya dengan Josephine yang telah ia tunda selama tiga tahun. Sosok yang tidak pernah menerimanya sebagai kekasih namun cukup naif akan pengaruhnya terhadap Lord Myhill hingga pria itu tidak sama sekali keberatan akan status hubungan mereka. Sayangnya, berita lama yang baru ia dengar sedikit membelokkan tujuannya.

Ia meninggalkan Josephine kira­-kira tiga tahun yang lalu tanpa sama sekali kembali kepada wanita ini. Selama ini Josephine tidak menunjukkan ketertarikan pada pria mana pun kecuali Mr. Anthony, pria berdarah Amerika yang datang ke Stroud sebagai tukang kayu yang menjadi terkenal. Sayangnya, Mr. Anthony tidak memiliki perasaan yang sama terhadap Josephine hingga akhirnya pria itu sadar bahwa wanita itu sedang diburu oleh seorang viscount.

Keningnya mengerut, memikirkan apa yang telah Josephine lakukan di belakangnya tiga atau empat tahun yang lalu. Cukup konyol baginya mengingat-ingat kembali hal yang tidak perlu ia debatkan. Josephine tidak pernah menjadi kekasihnya, lalu mengapa ia merasa terkhianati? Apakah perasaan yang selama ini ia kubur muncul kembali?

Ia sangat ingat bagaimana dirinya memutuskan untuk berhenti mengejar Josephine atau membawanya kawin lari. Bagaimana ia mendatangi Josephine di rumah peninggalan orangtuanya yang begitu kecil dekat sungai, yang dimana ia harus melewati rumah putih yang ia tidak sukai ini. Hujan kemarin malam hampir menyamai hujan malam itu. Josephine hanya tinggal bersama abangnya yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar Stroud. Ketika melihat keadaan Lord Myhill yang begitu berantakan, Josephine menarik pria itu masuk ke dalam rumahnya. Cepat-cepat wanita itu menutup pintu rumahnya agar angin hujan tak masuk.

"Oh, ya Tuhan!" seru Josephine syok. Langit-langit rumah Josephine begitu rendah hingga Lord Myhill berpikir ia adalah raksasa. Ia berdiri di tempatnya, memerhatikan tubuh Josephine yang ramping ke sana kemari mengambilkannya sesuatu. "Apakah kau sudah lelah akan hidup ini, George?"

Lord Myhill tidak menjawab wanita itu. Mata birunya begitu menggambarkan bagaimana ia mengagumi wanita di hadapannya itu, mengasihani dirinya, mencari-cari kesalahan dirinya sendiri atas fakta bahwa ia tidak memiliki wanita itu untuknya. Mengapa? Apakah Josephine takut akan kelas sosialnya yang berbeda dengan Lord Myhill? Jika ya, ia akan membantunya tentang hal itu. Sayangnya, alasan yang ia terima selalu sama; Josephine tertarik pada Mr. Anthony.

Handuk yang sedikit lembap ditaruh ke atas kepalanya sementara Josephine pergi ke bagian belakang rumahnya, menyiapkan sesuatu. Baiklah, ia datang kemari hanya untuk menanyakan satu hal. Apa pun jawaban dari wanita itu akan diterimanya.

Wanita itu muncul kembali dengan nampan berisi teh panas di atasnya. "Ini, minumlah," perintah Josephine kesal. Lord Myhill menuruti permintaannya dengan mengambil gelas dari atas nampan tersebut. Josephine segera memutar badan, membawa dirinya pada kursi kayu kosong. "Lord Chester tidak memberimu Stroud untuk kau tinggalkan. Kau tahu benar bagaimana perasaanku dengan orang-orang yang tahu—"

"Jo," panggil Lord Myhill memotongnya. Wanita itu sudah terduduk di atas kursi dengan nampan ditempatkan di atas pahanya. Ia tersendat.

Lucky BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang