FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. And please do not copy my story without my permission.
Backsound: Album Dua Lipa. Martin Garrix ft Dua Lipa - Scared to be Lonely. Selena Gomez - Fetish. Taylor Swift ft. Brendon Urie - Me! John Mayer - New Light.
ANOTHER FOREWORD: Sebelum membaca Lucky Bastard, alangkah lebih baik baca Lucky Slut dulu ya. Biar lebih mengerti. Ehehehehe.
Just read and enjoy~
CHAPTER ONE
Mencintai itu mudah, tetapi sulit untuk melepaskan..., ucap Bridget dalam hati saat ia membaca kalimat yang baru saja ia buat di atas kertas surat yang sering ia gunakan untuk berkoresponden dengan para pria yang tertarik padanya. Ia tidak berniat mengirim kalimat itu pada siapa pun. Ia hanya berpikir, bagaimana jika pada akhirnya ia menemukan sosok yang benar-benar ia cintai? Selama ini, ia tidak pernah menaruh perhatian pada pria mana pun. Mungkin mengagumi, ya ia pernah, hanya saja belum ada pria yang memperlakukannya karena karakter Bridget. Ataukah mungkin karena Bridget tidak pernah terbuka pada pria yang tertarik padanya? Bridget menggigit bibirnya lalu meremas kertas yang berisi tulisan pendeknya itu.
Di bawah kertas tadi, terdapat beberapa surat yang selalu ia terima tiap tiga atau dua hari sekali. Ah, ia sangat malas untuk membalas mereka. Sebenarnya, cukup ceroboh darinya jika ia membalas surat pribadinya di perpustakaan, tetapi Bridget memang selalu membalas surat-suratnya di sini. Ia merasa cukup hangat dan tenang, mengingat jarang sekali orang berminat mengunjungi perpustakaan. Bahkan, ia tidak pernah bertemu dengan Lord Heyworth atau Lord Wilmer, yang menunjukkan ketertarikan mereka pada Bridget, di sini.
Jika Bridget tidak salah ingat, ia pernah tidak sengaja bertemu Lord Myhill di sini. Kira-kira hampir setahun yang lalu sejak perdamaian mereka sudah ditetapkan. Ya, pertemuan sekaligus percakapan pertama Lord Myhill dan Bridget perihal Grisell saat itu tidak berawal mau pun berakhir dengan baik. Tiap pertemuan yang mereka lalui selalu sarat akan ejekan sarkastik yang sudah jelas menunjukkan kejengkelan kepada satu sama lain. Entahlah, saat itu Bridget memang tidak pernah menyukai Lord Myhill, terutama reputasi yang dibawa oleh pria itu. Dan mendengar hinaan yang tertuju pada keluarganya pada hari dimana Grisell hilang memang membawa Bridget pada amarah yang cukup tidak masuk akal.
Selang beberapa bulan sejak pertengkaran mereka, terjadi beberapa pertengkaran kecil lainnya yang cukup membuat Lord Moore jengkel. Hingga Miss Gillbride, pendampingnya dan Hope, sudah tak sanggup melihat sikap Bridget yang seperti anak-anak. Hari itu, ia tidak pernah melihat Miss Gillbride semarah itu, bahkan Hope yang tidak dimarahi pun ikut menunduk kepalanya. Jika saja Miss Gillbride tidak menegur Bridget sama sekali, ia tidak mungkin akan berdamai dengan Lord Myhill. Pendamping sekaligus pengajar untuk Hope itu memberi beberapa penjelasan yang cukup menyakitkan tetapi menyadarkan Bridget tentang sikap Bridget yang sangat tidak menunjukkan seorang lady.
"Aku sangat mengerti perasaanmu saat keluargamu dihina oleh pria asing seperti Lord Myhill. Percayalah, aku pernah merasakannya, Lady Bridget," ujar Miss Gillbride selembut yang ia bisa. "Jika kau terus meladeni hinaan dari pria itu, kau berarti sama saja sepertinya. Mengapa tidak kau balas ia dengan sikap seorang lady? Aku yakin ia tidak hanya malu, tetapi mungkin ia akan menaruh rasa segan padamu," lanjut Miss Gillbride yang tidak yakin bahwa semua kata yang ia ucapkan akan berpengaruh pada Bridget. "Hal pertama yang perlu kau lakukan sekarang adalah meminta maaf pada Lord Myhill atas apa yang sudah kau katakan atau sikapmu yang tidak begitu pantas," kembali Miss Gillbride menambahkan dan yakin bahwa ucapannya bukan saja tidak akan dituruti oleh wanita muda ini, tetapi mungkin ia akan menuai kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Bastard
Historyczne[2nd series of The Lucky series] Lord Myhill berpikir, dunia akan lebih baik jika ia tidak meneruskan garis keturunannya. Maka dari itu, ia mempunyai prinsip untuk menikmati hidup selagi ia masih bisa. Namun tampaknya alam semesta tidak menyetujui n...