Jauh di belakang gereja, terdapat pintu rahasia menuju sel bawah tanah. Di sanalah Jiwoo di tahan, ia terduduk lemah, kedua tangannya memegang jeruji besi sambil menangis sendu.
Sementara itu, pastor Cha kini berdiri dengan angkuh di luar sel. Ia memandang wajah Jiwoo dengan lekat, ekspresinya menunjukkan jika dirinya tengah merasa puas, tentunya puas karena telah mendapatkan targetnya.
"Ritual akan di mulai besok. Walaupun kamu akan menerima berbagai macam rasa sakit, tapi jangan khawatir, aku sudah berdoa pada Tuhan agar kamu di masukkan ke dalam surga," ucap pastor Cha yang lalu tertawa di akhir kalimatnya.
Mendengar perkataan itu, lantas membuat Jiwoo mendongak dan menatap wajah pastor Cha dengan penuh kebencian dan amarah. "Dasar gila! Apa sebenarnya yang kamu inginkan?! Kenapa harus aku? Kenapa kamu membuat sebuah asumsi gila yang membuat diriku di benci semua warga?! Dan... Kenapa kamu berbohong? Ibuku... Hiks... Kamu membunuhnya 'kan?" Tanya Jiwoo sambil terisak tangis.
Pastor Cha tertawa dengan puas, kemudian ia berjongkok di hadapan Jiwoo. "Yang aku inginkan hanyalah sebuah pengakuan, aku ingin di akui! Kamu lihat 'kan bagaimana semua warga mengakui diriku bahkan seperti menyembahku? Itulah yang aku inginkan!"
"Untuk mencapai ini tentu saja tidak dengan tangan kosong, aku bekerja sama dengan iblis agar mendapatkan kekuatan supranatural. Sebagai imbalannya aku harus menumbalkan seorang gadis setiap bulan purnama. Alasanku membuat asumsi tentang dirimu hanyalah agar warga percaya dan meyakini jika aku melakukan eksorsisme, bukan ritual iblis! Dan kenapa harus kamu? Karena hanya kamu gadis yang tersisa di desa ini." Lanjut pastor Cha.
Setelah menjelaskan fakta gila tentang dirinya, pastor Cha lalu kembali berdiri. Sebelum ia pergi, pastor yang memiliki bekas luka bakar di wajahnya itu kembali berkata, "oh ya! Kamu benar, aku membunuh ibumu. Bukan untuk dijadikan tumbal, tapi untuk dijadikan santapan!"
Pastor Cha kemudian berjalan meninggalkan Jiwoo di dalam sel seraya terkekeh kecil. Sementara Jiwoo, begitu mendengar fakta tentang kematian ibunya, iapun lantas semakin marah pada pastor Cha.
Jiwoo terus menangis dengan putus asanya sambil meneriaki pastor Cha, "Cha Seungmin bajingan! Dasar manusia biadab!"
🔥👹👹🔥
Taehyun perlahan membuka matanya, penglihatannya belum kembali normal. Pria bermarga Kang itu masih merasakan sakit di kepalanya yang berimbas pada penglihatannya.
Yang pertama Taehyun lihat adalah langit-langit sebuah ruangan, ia lalu kembali memejamkan matanya dan memegangi kepalanya yang masih terasa sakit itu dengan tangan kirinya.
"Taehyun, kamu baik-baik saja?" Tanya Beomgyu yang berada di sebelah kanan ranjang, tempat Taehyun terbaring sekarang.
Kang Taehyun kembali membuka matanya, menoleh ke arah Beomgyu yang berdiri di sebelahnya itu.
"Jiwoo, dimana dia?" Taehyun bertanya.
"Pikirkan dulu keadaanmu, suaramu saja masih terdengar lemas." Kata Hueningkai yang berada di samping Beomgyu.
"Bukan hanya kamu saja yang terobsesi menolongnya, kami juga, Taehyun! Jadi tidak usah mengkhawatirkannya, ayo selamatkan dia setelah kamu pulih." Kata Beomgyu pada Taehyun.
"Beomgyu benar. Apapun yang terjadi, kita harus kembali ke Seoul dengan membawa Jiwoo!" Ucap Yeonjun yang berada di samping kiri ranjang.
"Tapi... Kenapa orang-orang taat melakukan itu? Maksudku, tak mungkin 'kan jika orang beriman mengusir iblis dari tubuh seseorang dengan cara membunuh inangnya?" Tanya Soobin heran yang juga berada di samping kiri ranjang tempat Taehyun berbaring.
Beomgyu mencoba berpikir keras, setelah itu ia berkata, "mereka terlihat sangat mencintai Tuhan, tapi pemikiran mereka sangat kuno. Apa mungkin salah satu ayat Alkitab memperbolehkan kita membunuh seseorang dengan iblis di hatinya?"
"Kamu gila? Mana ada Tuhan yang menyuruh umatnya untuk saling membunuh? Lagi pula Jiwoo tak mungkin dirasuki iblis!" Kesal Soobin pada Beomgyu yang asal bicara.
"Aku rasa warga di desa ini menganut sekte sesat." Hueningkai berpendapat.
Beomgyu menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, ia merasa bingung dengan semua warga yang terlihat taat kepada Tuhan tapi juga terlihat seperti sebuah sekte sesat.
Semuanya diam tak bersuara, disaat keheningan itu terjadi, Yeonjun lalu mengeluarkan suara dan memberitahu tentang sebuah fakta yang ia dan Taehyun sembunyikan sebelumnya. "Sebenarnya... Aku dan Taehyun melihat pastor Cha dan pendeta Shin-" ucapannya terhenti saat ia melihat ekspresi Taehyun yang mengisyaratkan agar Yeonjun tetap diam.
"Apa?" Tanya Soobin penasaran.
Bukan tak ingin memberitahu teman-temannya, tapi Taehyun takut jika ketiga temannya itu bersikap berlebihan, apalagi di situasi saat ini. Mereka harus berkonsentrasi untuk mencari solusi agar bisa pulang ke Seoul dan menyelamatkan Jiwoo, dan jika mereka tahu tentang fakta mengerikan itu, Taehyun yakin pikiran ketiga temannya akan goyah.
"Hei, kenapa diam?!" Tanya Beomgyu yang semakin mendesak Yeonjun.
Hueningkai menoleh ke arah Taehyun dan Yeonjun bergantian. "Kalian menyembunyikan sesuatu?!"
Melihat temannya yang terus mendesak, mau tak mau Yeonjun sepertinya harus buka suara. "Bukan maksudku untuk menyembunyikan ini dari kalian, tapi aku dan Taehyun takut kalian akan bersikap berlebihan, apalagi kamu, Soobin! Jadi aku-"
"Sialan, langsung saja ke intinya!" Sela Beomgyu.
"Pastor Cha dan pendeta Shin menguliti tubuh Kim Seoyon, sungguh aku dan Taehyun melihatnya!" Jelas Yeonjun.
Beomgyu, Hueningkai dan Soobin sontak mematung dan membulatkan mata mereka karena terkejut.
Soobin lalu menoleh ke arah Yeonjun, kemudian ia menarik kerah baju temannya itu seraya mengguncangnya. "Kenapa tidak memberi tahu kami sejak awal?!"
"Sialan, sudah aku bilang aku takut kalian bersikap berlebihan!" Kata Yeonjun sambil mencoba untuk menghentikan tindakan Soobin.
"Ada satu lagi yang kami sembunyikan," ucap Taehyun yang sontak membuat atensi ke empat temannya berfokus padanya.
"Daging yang kita santap hari itu, rasanya tidak seperti daging sapi maupun daging babi 'kan?" Taehyun bertanya sebelum memberitahu satu fakta gila lagi.
"Ya... Rasanya hampir mirip dengan keduanya tapi sedikit berbeda, daging itu punya karakteristik sendiri." Jawab Beomgyu.
"Sebenarnya... Aku meyakini jika daging itu adalah... Dagingnya Kim Seoyon!" Kata Taehyun memberitahu teman-temannya.
Lagi dan lagi, mendengar satu pernyataan gila membuat Soobin, Beomgyu dan Hueningkai terpaku di tempat. Soobin bahkan hampir muntah setelah mengetahui hal itu, tapi untung saja Yeonjun memberikan segelas air yang ada di meja sebelum Soobin benar-benar muntah di tempat.
Dengan tatapan kosong, Beomgyu menoleh ke arah Taehyun sambil berkata, "persetan kalian! Seharusnya kalian memberitahu kami, bukannya membiarkan kami menikmati nikmatnya daging itu!"
Karena kesal, Beomgyu lalu naik ke atas ranjang, menduduki perut Taehyun dan mencekik leher Taehyun sambil mengguncangnya, tapi tidak bermaksud untuk membunuhnya.
"Arrghh! Sialan kalian!" Teriak Beomgyu yang kesal.
"Hei hei hei, dia baru saja siuman!" Kata Hueningkai sambil mencoba menghentikan tindakan Beomgyu.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Hell (Sekte sesat) || END✓
FanfictionBeomgyu di bawa paksa ke sebuah gereja di desa terpencil oleh keluarganya karena seorang pastor berkata bahwa, "Ada iblis jahat di dalam tubuh Beomgyu." Berkedok pengusiran iblis, pastor itu justru menginginkan wajah Beomgyu. Dengan melakukan trans...