🔥👹👹🔥 Chapter 18

216 41 43
                                    

"Huwek!" Beomgyu memuntahkan semua makanan yang tadi di santapnya. Bukan hanya Beomgyu sebenarnya, tapi Soobin, Taehyun dan Yeonjun pun begitu.

Mereka selalu melakukannya sejak beberapa hari belakangan ini. Beomgyu dan yang lainnya tidak akan sudi jika tubuh mereka harus mencerna daging manusia, oleh karenanya mereka selalu memuntahkan makanan tidak manusiawi itu dengan paksa.

Di belakang gereja terdapat sebuah bilik kamar mandi, di sanalah mereka sekarang. Ke empat pemuda tampan itu terus memasukkan jari telunjuknya ke tenggorokan mereka, berusaha untuk membuat dirinya muntah.

Setelah memuntahkan isi perutnya, Soobin lalu berdiri. "Aku tak sanggup lagi jika harus memakan daging manusia!" Keluh Soobin dengan mata berkaca-kaca karena habis muntah.

"Ini yang terakhir. Apapun yang terjadi kita harus pulang malam ini juga!" Kata Beomgyu.

"Pastor jelek itu sudah meminum air suci itu 'kan?" Lanjut Beomgyu bertanya.

Yeonjun kemudian berdiri, setelahnya ia mengangguk, menjawab pertanyaan Beomgyu.

Saat makan malam bersama pastor Cha dan pendeta Shin tadi, ke empat pemuda tampan itu melancarkan aksi mereka. Beomgyu dan yang lainnya mengganti air di gelas pastor Cha dengan air suci yang Yeonjun buat, sebelum pastor Cha dan pendeta Shin tiba di ruang makan.

Dan kini pastor Cha dan pendeta Shin sedang berada di rumah salah satu warga, karena sebelumnya beberapa warga menjemput keduanya ke sana untuk mengobati warga yang tengah sakit parah.

"Ayo sadarkan Hueningkai sebelum mereka kembali." Ajak Taehyun.

Yang lainnya pun mengangguk.

Dan saat mereka hendak melangkah, Yeonjun tiba-tiba menghentikannya. "Hei, bagaimana kita kabur dari desa ini? Jalan kaki?" Tanya Yeonjun.

"Benar juga, bagaimana ini?" Tanya Soobin bingung.

Mendengar pertanyaan Yeonjun lantas membuat Taehyun berpikir keras. Tak lama, Taehyun pun memberi usulan. "Telpon polisi. Ponsel kita pasti ada di kamar pastor Cha!"

"Taehyun benar. Begini saja, aku dan Soobin akan mencari ponsel kita di kamarnya. Taehyun dan Yeonjun pergi sadarkan Hueningkai, setuju tidak?" Beomgyu memberi usulan.

Semuanya kembali mengangguk. Kemudian mereka segera bergegas menuju ke gereja.












°°













Setibanya di dalam gereja.

Beomgyu dan Soobin segera pergi ke kamar pastor Cha untuk mencari ponsel mereka. Sementara Yeonjun dan Taehyun pergi ke salah satu kamar, tempat Hueningkai berada.

Mereka berlari di lorong gereja yang minim pencahayaan itu, rasa cemas begitu mereka rasakan. Mereka takut jika kegagalan terulang kembali.

"Pintunya di kunci!" Kata Taehyun begitu dirinya dan Yeonjun tiba di depan pintu kamar, dimana Hueningkai berada disana.

"Kita dobrak saja!" Saran Yeonjun.

Kemudian keduanya segera menghantamkan tubuh mereka ke pintu dengan kencang, berusaha agar pintu itu terbuka.

"Kita lakukan bersama-sama." Kata Taehyun.

Yeonjun mengangguk, setelah itu dirinya mulai berhitung. "1...2...3!"

BRAK

Pintu itu akhirnya terbuka setelah Yeonjun dan Taehyun menghantamkan tubuhnya secara bersamaan.

Keduanya pun segera masuk ke dalam kamar.

Hueningkai duduk di sisi ranjang sambil terus menunduk. Saat dua temannya memasuki kamar, Hueningkai lalu mendongak ke arah mereka dengan tatapan kosong tapi terlihat begitu menyeramkan.

"Huening..." Panggil Yeonjun lirih seraya berjalan pelan menghampirinya, begitu juga Taehyun.

Hueningkai tiba-tiba terkekeh kecil dan membuat Taehyun maupun Yeonjun sedikit ketakutan.

"Huening, ini kami. Sadarlah, aku mohon..." Pinta Taehyun dengan lirih.

Kemudian, Hueningkai tiba-tiba berdiri dengan perlahan. Lalu berjalan ke arah Yeonjun dan Taehyun, kini tatapan pemuda blasteran itu seakan-akan ingin menerkam kedua orang di hadapannya.

"Aku mohon jangan, Huening..." Pinta Yeonjun yang sadar jika Hueningkai hendak menerkam dirinya dan juga Taehyun.

"Arrghh!" Hueningkai lalu berlari menghampiri dua temannya. Mulut pemuda itu menganga layaknya seekor harimau yang hendak menerkam mangsanya.

Taehyun dan Yeonjun sontak menghindar dari Hueningkai. Keduanya terus berlari dan menghindar di dalam kamar yang tidak begitu luas.

"Yeonjun, tunjukan kalung salib itu, mungkin saja Huening akan lebih tenang!" Usul Taehyun.

Yeonjun kemudian mengeluarkan kalung salib dari saku celananya. Saat Hueningkai hendak menghampirinya, Yeonjun buru-buru mengarahkan kalung salib itu kepadanya.

Saat melihat kalung salib di tangan Yeonjun, sontak saja Hueningkai mengerang kesakitan dan mencoba menjauh dari Yeonjun.

"Taehyun, apa kamu bisa menahan tubuh Hueningkai?" Tanya Yeonjun.

Taehyun mengangguk dengan yakin, lalu dirinya segera menghampiri Hueningkai yang tengah merasa kesakitan karena kalung salib itu.

Pemuda bermarga Kang itu berjalan ke belakang tubuh Hueningkai, setelah itu dirinya memegang kuat kedua tangan Hueningkai agar tidak memberontak.

Yeonjun kemudian berjalan maju, dengan kalung salib di tangannya, ia siap untuk menyadarkan temannya yang kerasukan itu.

"Kamu bisa 'kan, Yeonjun?" Tanya Taehyun yang masih sedikit merasa ragu pada Yeonjun.

"Aku harap aku bisa." Jawab Yeonjun.

Sebelum melakukan eksorsisme, Yeonjun terlebih dulu membaca doa, "atas nama Bapak dan Anak, dan roh Kudus. Amin," seraya membentuk salib di dadanya. Cara itu ia lihat saat pastor Cha mengeksorsisme Kim Seoyon kala itu.

Setelah itu Yeonjun mengarahkan kalung salib tersebut di dahi Hueningkai. Sontak pemuda blasteran itu berteriak karena kesakitan, tubuh Hueningkai perlahan jatuh ke lantai.

"Bapak, Tuhan dan Raja yang menguasai surga. Engkau adalah alasan mengapa kami ada disini, engkau adalah alasan Yesus datang ke bumi suatu hari kelak. Engkau adalah penolong pelindung yang agung.

Bapa yang mulia, dunia ini penuh dengan kebencian dan kedengkian, semua berasal dari iblis dan roh jahat. Ya Bapak, engkau yang mencintai manusia, kami memohon padamu agar mengulurkan tangan yang penuh belas kasih untuk melindungi kami dari roh jahat." Yeonjun memulai doanya. 

"Arrghh!" Teriak Hueningkai saat mendengar doa Yeonjun. Dengan posisi duduk berlutut, Hueningkai terus memberontak, tapi untung saja Taehyun mampu menahannya. Taehyun terus memegangi kedua tangan Hueningkai dengan kuat.

Tubuh Hueningkai rasanya seperti terbakar, pemuda blasteran itu merasa sensasi panas di sekujur tubuhnya.

"Bantu lah kami untuk mengusir, melenyapkan dan menjauhkan diri dari bangsa jin dan iblis jahat. Ya Tuhan kami, bermurah hatilah pada kami, hambamu yang tanpa daya apa-apa, selamatkan hambamu dari setiap ancaman dan kejahatan, lindungilah dengan mengangkat kami di atas segala yang jahat. Doa tulus kami panjatkan melalui perantara Maria, bunda yang mulia. Amin!" Lanjut Yeonjun.

Setelah Yeonjun menyelesaikan doanya, perlahan tubuh Hueningkai melemas. Ia berhenti berteriak dan memberontak.

"Huening?" Panggil Yeonjun.

Sang empu belum juga menyahuti panggilan dari Yeonjun, Hueningkai terus duduk berlutut seraya menundukkan kepalanya lemas.







🔥👹_TBC_👹🔥

Stuck In Hell (Sekte sesat) || END✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang