Savanna selalu melihat Galih adalah lelaki yang manja dan acuh tak acuh. Namun pemikiran itu selalu dipatahkan saat Galih bertindak sesuatu untuk saudara tirinya. Hanya untuk Gama.
Seperti hari ini, walau Ia murka hingga memecahkan ponselnya, terbang ke Jakarta terburu-buru dengan keadaan marah namun Ia tak lupa membawa sesuatu untuk adiknya. Di pertengahan jalan, Ia meminta diturunkan di mini market untuk berbelanja bahan makanan untuk Gama. Tak lupa membelikan beberapa vitamin dan produk perawatan tubuh seperti body lotion dan juga shampoo. Ia juga mampir membelikan makanan kesukaaan Gama yaitu Ifumie goreng Bu Tinem.
Savanna kadang penasaran, kenapa lelaki itu bertindak bagai bocah lima tahun yang tak kompeten saat bersamanya namun akan terlihat bak seorang ibu-ibu saat mengurus adiknya.
Isi kulkas, vitamin dan semua yang dibutuhkan Galih harus dan pasti Savanna yang belikan dan pilihkan. Bahkan sampai pakaian dan aksesoris penampilannya tak luput dari kerja keras Savanna mengaturnya.
Namun, untuk Gama seorang, Galih akan memilihnya sendiri. Mengurus lelaki itu bahkan pada hal-hal kecil dan sepele sekalipun. Walau tak dipungkiri, kadang kala lelaki itu akan marah dan memaki Gama, namun amarahnya tak bertahan lama karena setelahnya, Ia akan kembali menyanyangi Gama dengan gemas, tulus dan penuh cinta.
Savanna juga tahu bahwa Galih tetap memberikan sang adik uang saku walau Gama sendiri sudah mandiri, menghasilkan banyak uang dan kini sudah punya klinik tempat praktek pribadi sebagai seorang dokter.
"Dia satu-satunya saudara yang saya punya, Savanna." Kata Galih pada Savanna suatu hari. Lelaki itu juga bercerita bagaimana hari pertama kali Ia bertemu dengan Gama.
Adiknya terlihat kurus, kulitnya kusam dan dekil serta tubuhnya dipenuhi banyak bekas luka dan juga memar karena pukulan. Ternyata, adik tirinya menjalani masa kecil yang tidak mudah.
Ibu Gama memiliki ganggu mental yang menyebabkan perempuan itu rentan marah dan juga menyerang Gama dengan agresif. Itu semua disebabkan oleh ayah mereka berdua, Almarhum Yoga Bramantio. Sang ayah meninggalkan ibu Gama yang merupakan wanita simpanannya, tanpa dinikahi dan juga dinafkahi. Hal itu mengguncang psikologi wanita itu hingga membuat Gama kecil menjadi korbannya.
Tempo hari setelah ibu dari ayahnya tahu bagaimana Gama kecil menjalani kehidupannya bersama wanita setengah gila itu, ayahnya dipaksa oleh sang nenek untuk mengambil Gama dan dibawa ke rumah mereka. Namun, Ibu Gama tak bisa menerima itu dan membuat dirinya tewas karena bunuh diri.
Hal itu sangat disayangkan.
Gama mengalami trauma berat setelah itu. Selain karena kekerasan yang Ia alami, kematian ibunya yang tragis juga membuat bocah kecil itu sangat tertekan dan terpukul.
Hari-hari Gama setelahnya juga tak mudah. Diana bukan orang yang mudah dikendalikan dan diajak kerja sama. Gama dimusuhi oleh Diana. Jelas, itu menambah tekanan batin yang Gama dapatkan.
Galih merasa prihatin pada Gama. Walau Ia tak begitu memahaminya, namun Gama tetap saja adalah adik tirinya. Dan juga, Gama terlihat sangat kesepian, itu sama adanya dengan dirinya sendiri. Ia juga merasa kesepian di rumah besar nan megah kediaman keluarga Yoga Bramantio itu.
Ia hanya bergaul dengan para asisten rumah dan baby sitter, selebihnya Ia tak punya teman. Hany ada Reza, namun rumh mereka cukup jauh dan mereka hanya bisa bertemu di sekolah.
Maka dari itu, Galih selalu menemani Gama. Ia mengabaikan semua fakta-fakta mengenakkan tentang Gama sert asal-usulnya. Yang penting baginya, Gama adalah saudaranya. Maka itu akan lebih baik. Mereka menjadi akrab dan saling bergantung, apalagi setelah hari-hari berat Gama setelah terapinya, hubungan mereka semakin erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Pak Bos ✔
ChickLitGalih Bramantio dipaksa menikah dalam waktu tiga bulan. Sedang diumurnya yang tak lagi muda itu, tak ada satupun wanita yang terjerat asmara dengannya. Rubina, wanita yang membuatnya tertarik saat pandangan pertama. Nabila, penyanyi wanita sukses...