50

8.2K 457 13
                                    

✨Play the music along as you read✨
Happy reading!

💜💜💜

Galih menatap Savanna yang baru saja keluar dari kamar Pamela. Wanita itu telah terjaga dari tidur panjangnya dan bersiap pulang terbukti dengan tas Ia sampirkan di bahunya.

"Aku akan mengantar Savanna pulang." kata Galih lalu ikut bangun mengekori Savanna yang bergerak menuju pintu keluar.

Savanna langsung berbalik badan saat mendengar celetukan itu. Ia tidak ingin bersama Galih atau siapapun saat ini. Yang Ia butuhkan hanya pulang ke rumah dalam kesendirian, ada banyak hal yang kepalanya terus cerna dan dia butuh ruang.

"Aku bisa sendiri." tukas Savanna.

"Itu aku yang tidak membiarkan kamu sendiri." sela lelaki itu tidak membiarkan Savanna mewujudkan keinginannya.

"......"

"I need to talk to you, Na." Kata Galih terdengar tidak mau dibantah.

Perbincangan kecil itu disaksikan langsung oleh Pamela dan dua sekretaris bujang Ourban Group. Mereka tidak menginterupsi mantan bos dan sekretaris itu dan membiarkan mereka keluar dengan tensi tinggi.

"Apa selama ini kamu tahu hubungan sebenarnya antara Galih dan Nabila?" tanya Pamela pada Sea yang memiliki kepribadian sunyi senyap itu.

"Iya, Bu." jawab Sea jujur. Dia mengendusnya jauh-jauh hari. Dari atasannya yang tidak senang membicarakan Nabila, sang atasan yang punya obsesi kecil memantau pergerakan Savanna hingga Nabila yang kadang kala berbicara mesra dengan seseorang lewat sambungan telepon saat Ia antar pulang.

"Dan kamu hanya diam saja?"

"Bukan urusan saya, Bu." Jawab Sea terkesan cuek. Dia tidak mau ikut campur, dia tidak dibayar dan difasilitasi untuk ikut campur urusan asmara atasannya.

"Ck!" Pamela berdecak. "Sialnya benar. Bukan urusan kamu." tambahnya lalu menghelas nafas panjang.

Nabila sudah pulang ke unitnya beberapa saat yang lalu. Ia tertekan menghadapi Galih yang mencak-mencak di depannya. Belum lagi Nabila harus menghadapi keluarganya dan juga keluarga Bramantio yang sedikit unik itu. Adapun karirnya yang dipertaruhkan jika berita ini bocor keluar. Semua bercampur aduk dalam satu tarikan nafas membuat Nabila stress.

Kecerobohan Nabila benar-benar membuat Galih marah. Dia tidak peduli seliar apa hubungan Nabila dan pacarnya, tapi dia tidak menyangka wanita itu tidak menjaga tubuhnya saat mereka masih dalam sandiwara 'Tunangan' ini. Harusnya semua bisa berakhir dengan tenang karena sebelumnya mereka sepakat akan mengakhiri sandiwara ini dalam jangka satu tahun saja. Tapi, tidak ada rencana yang benar-benar sempurna dan itu yang tengah terjadi sekarang.

Dari lift hingga menuju parkiran, Savanna benar-benar mendiamkan Galih. Ia tidak berbicara atau menanggapi pertanyaan lelaki itu. Muka datarnya memberi tanda bahwa dia benar-benar sedang tidak ingin diganggu. Galih yakin Savanna marah dengannya, semakin yakin saat wanita itu memiliki duduk di jok belakang dari pada duduk di depan di sampingnya.

Galih tidak ingin mengantar Savanna langsung pulang ke rumah, tapi Savanna tidak mau diajak bicara.

"Apa kamu mau mendengar penjelasan ku?" tanya Galih saat mereka ada di lampu merah sekitaran rumah Savanna, hanya satu belokan kanan dengan waktu dua menit saja Galih sudah bisa mengantar wanita itu pulang ke singgasananya.

"Aku lapar." tukas Savanna pendek.

Yes!

Walau tidak yakin bisa mengubah banyak keadaan, tapi mendengar itu Galih dari Savanna membuatnya sedikit tersenyum kecil. Ia menekan pedalnya pelan namun pasti dan mengarahkan mobilnya ke depan, melupakan belokan yang akan memisahkan mereka malam ini.

Istri Untuk Pak Bos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang