"Anak perempuanmu kerja dimana sekarang, Jeng Martha?" tanya Jeng Anjani, salah satu pelanggan salon Martha Beauty Bar. Sore itu wanita berkulit kuning langsat itu datang ke salon milik ibu empat orang anak itu untuk merawat rambutnya yang mulai beruban.
"Yang sulung dosen di Singapura, yang satunya lagi baru saja resign kerja. Jadi di rumah saja." jawab Martha kalem.
"Oh, ya? Yang mana satu belum menikah, Jeng Mar?"
"Yang kedua. Savanna. Anak ku baru satu yang menikah, si sulung. Pusing kepala ku, kapan ya anak-anak bisa menikah semua?! Aku sudah tua, tapi mereka itu...haduh!" Martha meluahkan unek-uneknya dalam hati memikirkan anak-anaknya yang sudah dewasa namun masih betah melajang.
"Sama dengan anak bujang ku yang paling kecil, Si Nino. Umur sudah kepala tiga, belum ada pasangan sampai sekarang."
"Anakmu ada pacar toh, Jeng? Anak ku yang perempuan itu yang tahu kerja terus. Nah sekarang lagi tidak bekerja, malah tidak keluar-keluar dari kamar. Aku minta dia cepat-cepat cari calon, tidak ada respon." curhat Martha lagi.
Sudah tiga bulan sejak Savanna tidak bekerja lagi di Ourban Group dan dalam masa itu, wanita itu benar-benar menjadi vampir yang tidak pernah keluar siang hari. Lebih tepatnya, memang tidak keluar dari rumah sama sekali bahkan keluar dari kamar saja jarang. Jujur, itu membuat penghuni rumah seperti Martha dan Megat menjadi stres.
Savanna tidak pernah seperti itu. Tidak saat ayahnya meninggal, tidak juga dia tidak bisa melanjutkan kuliah di tempat impiannya. Atau saat titik terendah dalam hidupnya, Savanna bukan tipe orang yang suka mengurung diri. Namun, kali ini seperti tidak ada ampun, dia melakukan itu bahkan jalan tiga bulan.
Megat, Martha bahkan Karina yang ada di Singapura ikut pulang ke Jakarta untuk melihat kondisi Savanna. Namun nihil. Wanita itu baik-baik saja, tapi memang tidak ingin kemana-mana.
Sehari-hari Ia menghabiskan waktu dengan marathon drama China favorit nya, membaca buku, mendengarkan podcast atau tidur sepanjang hari. Seakan-akan dia tengah balas dendam atas waktu yang selama ini jalani yang begitu sibuk sehingga Ia bermalas-malasan tanda akhir di dalam sangkarnya sendiri.
Pamela, wanita itu yang notabe nya pernah menginap di rumah Savanna menjadi sering datang kesana. Pemilik kamar pun tak pernah keberatan dengan kehadiran Pamela. Ia jadi punya teman bertukar cerita selain dari Megat dan Matha. Satu atau dua kali dalam seminggu, Pamela akan menginap di rumah Savanna jika dia tidak terlalu sibuk dan butuh teman bicara.
Benar. Kehidupan Savanna berubah 180 derajat. Butuh waktu yang lama untuk Savanna sendiri menyesuaikan diri dengan hal itu semua. Yang biasanya dia pagi-pagi sudah sibuk dengan berbagai jadwal dan rapat dengan atasannya, kini Ia hanya menghabiskan pagi dengan suara kendaraan di gang rumahnya. Jika setiap hari Ia akan berdandan rapi dan wangi, kini setelah bangun dan sholat subuh hanya ada kaos dan celana pendek melekat pada nya. Mandi pagi pun sering Ia jamak dengan mandi siang atau mandi sore sekalian. Jika setiap bulannya, akun banknya akan terisi oleh gaji dari hasil jerih payahnya sebulan, maka kini akun banknya tidak lagi memiliki pemasukan. Hanya ada tabungan dan pesangon dari pekerjaannya sebelumnya.
Anehnya, Savanna menikmati waktu luang itu. Ia suka menghabiskan waktu di kamar tanpa perlu repot menghadapi dunia kerja. Dia senang bisa menghabiskan banyak waktu untuk dirinya sendiri.
Namun, sesuatu terasa kosong. Ada sesuatu yang terus membuatnya tidak nyaman. Satu hal lagi, Ia terus menatap nama satu kontak di ponselnya tanpa berani mengirim pesan atau menghubunginya langsung. Kontak yang mungkin bisa menghapus rasa gundah dan gelisah yang Ia rasakan. Rasa rindu yang tak terbatas.
Savanna menahan diri, namun itu menyiksanya.
Apa yang sedang Pak Galih lakukan sekarang, ya? Ia sering bertanya dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Pak Bos ✔
ChickLitGalih Bramantio dipaksa menikah dalam waktu tiga bulan. Sedang diumurnya yang tak lagi muda itu, tak ada satupun wanita yang terjerat asmara dengannya. Rubina, wanita yang membuatnya tertarik saat pandangan pertama. Nabila, penyanyi wanita sukses...