29

6.2K 404 23
                                    

HAPPY 6K VIEWERS AND 40K WORDS!!!! TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR.

[***]

Meluluhkan Galih yang keras kepala harus melalui jalan yang panjang. Walau Ia selalu mengatakan, Galih itu mudah dibujuk tapi sebenarnya lelaki itu cukup keras kepala. Belakangan Galih lebih lunak karena Ia sedang kepepet. Coba saja hari-hari yang lain, cukup rumit mempengaruhi keputusan lelaki itu.

Orang-orang selalu memandang Galih lebih menurut pada Savanna, tapi sebenarnya Galih tidak pernah terpengaruh kecuali persepsi mereka sama. Savanna yang cukup waras selalu memastikan Galih berada di pihak yang untung maka kadang Galih menurut pada Savanna hanya karena Ia tak rugi apapun.

Galih masuk ke bilik Melati, tempat dimana wanita yang digadangkan oleh ibunya menjadi seorang calon istri potensial untuknya. Savanna yang datang bersamanya masuk ke bilik Mawar bersama asisten pribadi Nabila yang juga ikut hadir menemani atasannya.

Lelaki tampan itu disambut oleh senyum ramah wanita berambut panjang sepunggung yang dibuat bergelombang.

"Selamat malam, Pak Galih." ujar wanita itu berdiri dari duduknya. Ia menyodorkan tangannya untuk Galih dan mereka saling berjabat tangan.

"Selamat malam, Bu Nabila. Maaf saya sedikit terlambat." balas Galih sopan.

"Terima kasih sudah bersedia mewujudkan pertemuan kita." tambah Nabila lalu mempersilahkan Galih untuk duduk.

Keduanya duduk berhadapan di meja persegi yang kini sudah terhidang beberapa jenis makanan dan juga minuman.

"Maaf saya lancang langsung memesan makanan,"

"Oh, tidak masalah. Ini lebih baik, saya juga sangat lapar." Ungkap Galih apa adanya.

Mereka berada di tangga yang sama maka dari itu keduanya sepakat untuk mengobrol sambil menyantap makan malam.

"Jadi, bagaimana kesan Pak Galih setelah bertemu dengan saya langsung? Mungkin selama ini hanya melihat dari layar kaca," tanya Nabila percaya diri membuat Galih sedikit terhibur.

"Cantik," jawab Galih singkat. "dan sepertinya benar seperti rumor yang saya dengar, Bu Nabila cukup ramah."

Wanita yang bergaun hijau lumut itu tersenyum kecil, pujian yang sudah sering Ia dengar. "Jadi, Pak Galih diam-diam mencari tahu tentang saya, ya?"

Galih mengelak, "Tentu tidak, banyak orang yang membicarakan anda, Bu Nabila. Apalagi seorang solois muda berbakat yang berstatus lajang, banyak lelaki yang menargetkan anda." ungkap Galih.

"Apa saya popular di komunitas Pak Galih?"

"Cukup popular,"

Komunitas elit yang beranggotakan anak-anak konglomerat yang menjadi perkumpulan Galih bersama orang-orang yang memiliki tingkat ekonomi dan status sosial yang sama dengannya. Walau Nabila juga termasuk anak dari salah satu konglomerat, namun Galih dan Nabila tak satu komunitas. Ini kali pertama mereka bertemu langsung bertatap muka.

"Ah, apa saya harus menambah keanggotaan di komunitas Pak Galih?"

"Boleh, silahkan saja. Ada banyak yang tertarik ingin berkenalan dengan penyanyi terkenal seperti Bu Nabila."

Nabila tak bisa menyembunyikan guratan senangnya saat mendengar sanjungan hangat dari Galih. Lelaki itu selain tampan, namun juga pandai berbicara.

"Bagaimana dengan Pak Galih sendiri?"

Ditodong dengan pertanyaan itu, Galih hanya mengangkat bahunya kecil enggan memberi jawaban yang membuat Nabila sedikit tersentil. Galih sungguh lelaki yang menarik. Entah kenapa, Nabila yakin jika Galih tidak tertarik padanya sedikit pun.

Istri Untuk Pak Bos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang