25

6.4K 372 6
                                    

'Si Cantik punya siapa?'

Savanna membaca caption kecil yang tersisip di story Sagara di akun media sosialnya, itu adalah sebuah gambar yang kami ambil bersama tadi di teras rumah Sinta. Wanita bermata jernih itu tertawa kecil dan menepuk pundak Sagara keras, mereka sedang dalam perjalanan pulang dan kini Sagara mengantarnya ke rumah.

"Apa sih, Sagara?!"

"Kenapa?" balas Sagara sambil tertawa jenaka, "Bolehkan aku bertanya seperti itu, Savanna Cantik siapa yang punya?!" tambah lelaki berdarah Bali itu sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Mana tahu aku punya kesempatan." Kata Sagara sengaja menggoda namun juga tersirat keseriusan.

Selama ini, mengenal Savanna sebagai seniornya di kantor membuatnya banyak terkesan. Perasaannya berkembang pesat kepada wanita berkerudung itu. Sagara ingin setidaknya sekali saja dalam banyak hal yang ingin Ia lakukan adalah menyatakan ketertarikannya pada si seniornya itu.

"Anak kecil fokus nyetir saja sana," Savanna mengganti topik bicara dengan sengaja, mendorongnya keluar seakan memberi tahu Sagara bahwa Savanna tak ingin membicarakan topik yang mungkin tak ada manisnya itu.

"Kita cuma beda tiga tahun, Savanna. I'm a big and mature man." Sagara merutuk dalam hati, kenapa dia harus terlahir setelah tiga tahun Savanna berada di bumi. Savanna sama sekali tidak menaruh perhatian pada lelaki yang lebih muda darinya.

"Indeed but still, you are baby," Kata Savanna disambung dengan tawa puas saat Sagara mempoutkan bibirnya ke depan. Sisi menggemaskan Sagara yang membuat Savanna tergoda untuk mencubit kecil pipi lelaki yang katanya sudah dewasa itu.

"Jujur pada ku, apa kamu pernah melihatku sebagai lelaki? Maksudku bukan sebagai rekan kerja di kantor." tanya Sagara kemudian. Savanna tak langsung menjawab namun berpikir sejenak.

"Ehm..Aku tidak bisa bilang tidak karena secara keseluruhan, kamu lelaki yang menarik. Kepribadian hangat mu yang paling aku suka. Hanya saja, tidak ada perasaan yang membuat aku menginginkan kamu lebih, tidak ada yang seperti itu." Jelas Savanna panjang lebar, Sagara tak buru-buru menjawab. Ia butuh lebih banyak mendengar dari Savanna.

"Aku selalu merasa nyaman saat kita bersama, tapi itu rasanya lebih seperti aku sedang bersama saudara lelaki ku." Sagara mengangguk paham setelah Savanna menutup kalimat panjangnya.

Jadi, ini hanya perasaan yang akan berlayar seorang diri? Sagara tidak bisa menyerah namun berjuang pun rasanya sia-sia, dia sudah tahu jawabannya.

"Savanna.. di kehidupan selanjutnya, aku janji akan lahir lebih dulu dari mu hingga kamu tak punya kesempatan untuk meremehkan aku sebagai anak kecil lagi." Sagara merajuk namun itu terlihat sangat lucu di mata Savanna hingga Ia tertawa keras mendengar perkataan lelaki yang sedang menyetir itu.

"Hahaha....baiklah. Kita akan bertemu kembali di kehidupan selanjutnya."

"Harus!" tekan Sagara semangat, "dan aku akan menyingkirkan Pak Galih dari mu." cicit Sagara dengan air muka yang sedikit sebal.

Savanna lagi-lagi tertawa mendengar pernyataan Sagara yang tak pernah gagal menghiburnya, ekspresi Sagara pun yang sangat mendukung.

"Kenapa? kenapa dengan Pak Galih."

"Dia menyebalkan karena kamu selalu memprioritaskan dia diatas segalanya. Aku mau kamu lebih fokus dengan diri mu sendiri, Savanna. Ah, tidak. Setidaknya kamu bisa sedikit berbagi perhatian untukku tidak hanya untuk si bujang tua itu." Lelaki cantik itu mengutarakan protesnya dengan gamblang dengan wajah ketara merajuk. Sagara selalu dengan ekspresi imutnya yang membuat Savanna lemah.

"Kamu tahu kan itu adalah bagian dari pekerjaan kita kan, Sagara."

Sagara menolak sadar dan tetap merasa tidak senang, "Aku juga sekretaris, tapi Pak Reza tak menjadi prioritas nomor satu. Aku mengurus kehidupan pribadiku dengan baik." katanya sambil berhenti di lampu merah dan menoleh pada Savanna dengan tatapan dalam. Sagara hanya ingin Savanna lebih bisa menikmati hidupnya. Walau Ia tak tahu betul bagaimana kehidupan Savanna tapi siapa yang tidak tahu jika Savanna hampir sebagian waktunya dalam sehari dihabiskan untuk atasannya.

Istri Untuk Pak Bos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang