Kedatangan Alvin

999 169 24
                                    

Jean yang malu karena ledekan Rayyan pun segera masuk ke dalam kamar mandi. Sementara itu, Rayyan yang berada di luar tampak tertawa terbahak-bahak.

"Sekali lagi lo ketawain gue, gue jadiin lu waria!" teriak Jean dari dalam kamar mandi.

"Galak banget bund," kekeh Rayyan sambil berjalan keluar kamar.

"Ban bun ban bun, pala lo bunder." kesal Jean

***
Berbeda dengan Rayyan dan Jean, Alvin yang baru sadar tampak kebingungan mencari keberadaan Jean.

"Sus, saya dimana?" tanya Alvin

"Anda di rumah sakit pak, tadi ada seorang perempuan yang membawa bapak kesini." jawab suster tersebut.

"Perempuan? Apa suster tau namanya?" tanya Alvin lagi

"Oh iya pak, namanya Bu Jean." jawab suster

Seketika sebuah senyuman terukir di wajah Alvin. Dia sangat senang karena Jean masih perduli padanya.

Alvin dengan cepat meraih ponselnya, lalu mengirim pesan ke ponsel Jean.

[ Je, nanti ke sini ya! Aku udah siuman, aku butuh kamu. ]

Ting...

Jean yang baru selesai memakai pakaiannya kaget mendengar notifikasi pesan di ponselnya.

Message from Alvin

[ Je, nanti ke sini ya! Aku udah siuman, aku butuh kamu ]

Jean menghela nafasnya pelan, dia hampir melupakan Alvin yang kini di rumah sakit. Dengan cepat ia segera mengambil tas ransel miliknya lalu berjalan pelan keluar kamar.

Rayyan yang sedang membaca Al-Qur'an di ruang tamu menoleh ke arah Jean yang tampak berjalan keluar rumah.

"Dia mau kemana? Kenapa tidak izin dulu pada saya?" tanya Rayyan pada dirinya sendiri.

"Ya sudahlah, mungkin dia ada kerjaan. Lagian, dia juga belum menerima saya sebagai suaminya. Saya nggak bisa maksa dia bilang semua hal kepada saya," ucap Rayyan sambil tersenyum kecil.

Ada setumpuk kesedihan yang Rayyan rasakan sekarang. Tapi dia hanya diam dan bersabar menghadapi sang istri.

***
Jean membuka pintu kamar rumah sakit secara perlahan, dia melihat Alvin yang sedang menoleh ke arahnya.

"Hm, kamu udah siuman?" tanya Jean

"Iya sayang, kamu kok lama banget sih!" rengek Alvin sambil memegang tangan Jean.

"Vin, aku ini udah menikah. Aku nggak bisa sembarang pergi," ucap Jean sambil menghela nafas.

"Je, tapi aku nggak mau pisah sama kamu." ucap Alvin sambil menundukkan kepalanya.

"Baiklah, jadi kamu mau gimana?" ucap Jean yang hanya bisa pasrah.

"Aku mau tinggal bareng kamu," ucap Alvin dengan wajah serius.

"Vin, apa kamu udah gila! Gimana aku bisa tinggal sama kamu? Aku ada suami Vin." ucap Jean sambil mengusap wajahnya pelan.

"Bilang aja aku itu sepupu kamu, aku habis kecelakaan dan aku tinggal sama kamu untuk tiga bulan ke depan." ucap Alvin

"Astaga Vin!" ucap Jean frustasi sambil memalingkan wajahnya.

"Kamu nggak mau ya?" ucap Alvin dengan wajah murung.

"Huft, oke-oke fine. Tapi inget ini baik-baik, kalau ada mama sama papa aku ke rumah. Kamu harus sembunyi karena mereka itu tau kalo kamu pacar aku." ucap Jean

"Iya sayang pasti kok!" ucap Alvin senang.

Jean tampak masih diam dengan wajah khawatir. Dia takut kalau sewaktu-waktu Rayyan tau soal hubungannya dan Alvin.

Tapi Jean juga tidak berbuat banyak, karena di sisi lain dia memang masih mencintai Alvin.

***

Rayyan menatap bingung ke arah Jean yang sedang memapah tubuh seorang pria yang sama sekali asing baginya.

"Dek, dia siapa?" tanya Rayyan

"Di-dia sepupu gue, dia abis kecelakaan dan dia izin tinggal di sini untuk tiga bulan ke depan." balas Jean

"Oh, Ya Allah maafkan saya sudah berburuk sangka." ucap Rayyan sambil membantu Alvin.

"Santai aja bang, gue juga nggak enak numpang di sini." ucap Alvin

"Eh, nggak usah nggak enakan. Kamu kan sepupu Jean, ya kita ini masih keluarga." ucap Rayyan sambil tersenyum.

'Bisa-bisanya Rayyan tersenyum ramah ke Alvin. Andai dia tau kalau Alvin itu pacar aku, pasti dia akan sangat kecewa.' batin Jean

"Dek, kamu shalat Dzuhur dulu sana. Saya mau anter Alvin ke kamar tamu." ucap Rayyan

Jean hanya mengangguk patuh lalu berlalu ke kamar. Sementara itu Rayyan memapah Alvin ke kamar tamu.

"Nah ini kamar kamu, kamu bisa minta apapun yang kamu perlukan ke saya. Oh, iya nama kamu siapa?" tanya Rayyan

"Alvin, bang. Gue baru pulang dari Australia kemarin." jawab Alvin

"Australia? Wah sama ya kayak Jean." ucap Rayyan

"Ya begitulah. Abang sama Jean udah honeymoon belum?" tanya Alvin yang penasaran.

Rayyan terkekeh pelan, hatinya terasa tercubit karena pertanyaan Alvin.

"Aduh, saya rasa itu nggak usah saya bilang." ucap Rayyan

'Ck, gue tau lo belum dapet apa-apa dari Jean.' batin Alvin

Sementara itu di kamar, Jean tampak menangis. Dia tidak tega melihat Rayyan yang bersikap baik ke Alvin.

"Hiks... Gue jahat banget jadi orang! Kenapa gue bawa Alvin ke dalam rumah pribadi yang Rayyan beli untuk gue sama dia." isaknya

Jean tiba-tiba terkejut, karena ada sebuah tangan yang menepuk bahunya.

"Adek, saya suruh shalat kok malah nangis. Kakinya masih sakit ya?" tanya Rayyan

"Enggak kok, gue cuma lupa cara shalatnya yang kemarin." bohong Jean

"Ya sudah, yuk shalat bareng." ucap Rayyan sembari tersenyum.

Deg...

'Lo manusia atau apa sih Ray? Kenapa lo bisa selembut ini sama gue?' batin Jean.

Jadi Istri Ustad Dadakan - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang