Last Momen Rayyan

879 136 32
                                    

Tak jauh berbeda dari kondisi suaminya, kini Jean juga sedang terisak di sudut kamar sambil memeluk lututnya.

"Ma-mas, kalo bisa maafin aku. Aku benar-benar eng-enggak ada maksud nyakitin kamu." isaknya

Penyesalannya hanya satu yaitu jatuh cinta kepada Alvin. Dia benar-benar membenci Alvin yang sekarang.

Ceklek...

Suara kenop pintu yang terbuka, Rayyan menatap Jean yang sedang terisak di sudut kamar. Dengan mengehela nafas panjang, dia mendekati Jean.

Dia memeluk erat tubuh Jean sama seperti biasanya yang ia lakukan saat Jean menangis. Mengusap lembut bahu Jean dengan penuh kasih sayang.

"Adek, kok nangis malem-malem gini?" tanya Rayyan

"Eng-nggak kok mas, adek cuma takut sama kecoa." bohong Jean

Rayyan tersenyum kecil, lalu menggendong Jean ke kasur. Dia memakaikan selimut ke tubuh Jean, lalu membentangkan tikar di bawah.

Jean menatap Rayyan yang tampak bersikap lembut padanya, padahal jelas-jelas dia tau kalo ustadz itu sedang sangat sakit hati dan kecewa padanya.

Jean pun memejamkan matanya lalu berpura-pura tidur sampai Rayyan terlelap tidur.

***
Akhirnya setelah lama menunggu, Rayyan pun terlelap. Jean segera turun dari kasur lalu mendekati Rayyan.

"Hati mas terbuat dari apa sih? Kenapa masih bertahan? E-emang nggak capek sama semua rasa sakit yang aku kasih?" isak Jean sambil mengusap lembut rambut Rayyan.

"Kalo bisa, berhentilah. Mas, pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dariku." isak Jean lagi

Jean terus saja menangis, hampir saja Rayyan terbangun karena hal itu. Jean pun kembali ke kasur lalu memejamkan matanya.

***
Pagi ini terlihat tiga orang yang sedang makan di meja makan. Ketiganya tampak enggan bicara satu sama lain.

"Wah, ini enak banget. Bang, lo mau kaga?" tanya Alvin

"Enggak, Vin." tolak Rayyan

Alvin yang mendengar penolakan dari Rayyan hanya tersenyum kecil, hatinya sangat senang melihat kehancuran pria itu.

"Semalam aku seneng banget deh, kayaknya semalem aku mimpi indah banget." ucap Alvin sengaja berusaha mempengaruhi Rayyan.

Rayyan langsung berhenti makan saat mendengar ucapan Alvin, hatinya kembali terasa sesak jika mendengar kata semalam. Sementara itu Jean tampak menatap tajam ke Alvin.

'Alvin sialan! Apa sih maksud kamu ngomong kayak gitu ke Mas Rayyan.' batin Jean

"Em, saya izin ke ruang tamu dulu ya." ucap Rayyan sambil berlalu pergi ke ruang tamu.

Kini tinggallah dua orang yang sedang beradu pandang dengan tatapan berbeda. Jean menatap Alvin penuh kebencian dan Alvin menatap Jean penuh kasih sayang.

"Ya udah, makan yuk sayang. Pengganggunya udah nggak ada!" ucap Alvin

Jean langsung berdiri dan pergi tanpa sepatah katapun. Alvin meremas kuat tangannya, dia tampak kesal melihat penolakan Jean.

***
Rayyan tampak terdiam di sofa ruang tamu, dia terus memikirkan kejadian semalam. Dia tidak habis pikir, kenapa Jean melakukan hal itu kepadanya.

"Mas, kok ngelamun sih?" tanya Jean sambil memegang bahu Rayyan.

Rayyan hanya tersenyum kecil lalu menggeleng pelan.

"Dek, boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Rayyan

"Tentu saja, silahkan." balas Jean

Jadi Istri Ustad Dadakan - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang