Jean menatap Rehan yang tidak sadarkan diri, dia pun mencoba membangunkan Rehan namun laki-laki itu tampak enggan membuka matanya.
"Ma-mas Rayyan, eh enggak. Hei, bangunlah!" ucap Jean sambil menepuk pipi Rehan pelan.
Karena masih tidak mendapatkan respon dari Rehan, Jean pun berusaha memindahkan tubuh Rehan ke kasur tepat di samping Shaka.
"Astaga berat banget sih, apa tubuhku saja yang terlalu kecil ya." ucap Jean sambil terus berusaha menaikkan tubuh Rehan ke kasur.
Saat berhasil menaikkan tubuh Rehan ke kasur, Jean yang belum terlalu menyeimbangkan posisi tubuhnya pun terjatuh tepat di atas tubuh Rehan.
Jean tersentak kaget saat mengetahui dia yang sedang berada di atas tubuh Rehan. Jean yang ingin turun dari atas tubuh Rehan tampak mengurungkan niatnya setelah melihat wajah Rehan.
Perlahan tangannya mengusap lembut wajah Rehan. Dia menatap wajah yang begitu mirip dengan sosok Rayyan itu.
"Mas, kalau ini kamu. Aku mohon maafin aku yang sudah menyakiti kamu tiga tahun lalu. Ak-aku capek mas, tolong jangan hukum aku lagi mas!" isak Jean di dada bidang Rehan.
"Aku mohon, balik lagi ke aku. Kasian Shaka, dia terus nyimpen kado buat kamu sejak kecil. Dia nggak tau rupa papanya, jangankan rupa bahkan suara adzan saat dia lahir juga tidak bisa dia dapatkan." isak Jean lagi
Jean terus terisak, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis. Dia lupa kalau sekarang dia masih berada di atas tubuh Rehan.
Rehan yang sudah siuman sejak beberapa menit yang lalu mengintip sekilas ke Jean yang menangis terisak. Dia pun tetap berpura-pura pingsan, agar wanita itu tidak curiga.
'Saya tidak tahu, siapa dan apa yang kamu maksud. Tapi entah kenapa, hati saya ikut sakit melihat kamu menangis.' batin Rehan
Tidak berselang lama, Rehan sudah tidak mendengar lagi isakan dari Jean. Dia pun perlahan membuka matanya, dia melihat Jean yang sudah terlelap dengan mata yang masih sangat sembab.
Perlahan Rehan menurunkan Jean ke samping, lalu menyelimutinya. Dia menatap lekat Jean. Entah kenapa, tangannya tanpa ia sadari sudah mengusap air mata yang terus mengalir membasahi wajah Jean.
"Kamu pasti menderita banget, ya? Sampai saat kamu tertidur pulas sekalipun kamu tetap saja menangis." ucap Rehan sambil menatap iba ke Jean.
Tok... Tok... Tok...
suara ketukan di pintu membuat Rehan tersadar dari lamunannya, dia pun segera beranjak keluar kamar. Dia pun membukakan pintu untuk melihat siapa yang datang bertamu selarut ini.
"Bima, kenapa dateng selarut ini?" tanya Rehan kepada pria gemuk bertubuh pendek itu.
"Astaga Rehan! Aku ini manager kamu, masa nggak boleh ke sini." ucap Bima sambil duduk di sofa.
"Bukan seperti itu, Bim. Tapi kan sudah larut banget,lagian besok saya sudah tidak akan datang ke lokasi pemotretan." ucap Rehan
"Re, kenapa kamu mau berhenti jadi model? Bukankah enak kalo kau bisa menikmati hasilnya seperti sekarang!" ucap Bima
"Sudahlah, Bim. Saya capek, udah tiga tahun saya berkarier jadi model di luar negeri. Sekarang, saya hanya ingin membuka restoran di sini." jelas Rehan
"Hah, ya sudahlah. Sekarang aku yang bingung harus mencari pekerjaan dimana." ucap Bima sambil memijat kepalanya pelan.
"Oh, ayolah Bim. Kamu kan bisa kerja di restoran saya, saya akan menempatkan kamu jadi manager juga di sana. Gimana?" ucap Rehan
Bima langsung tersenyum senang lalu memeluk Rehan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Istri Ustad Dadakan - (END)
FanfictionTERSEDIA VERSI PDF CERITA LENGKAP DI APLIKASI KAYA BISA JUGA ORDER VIA WA DI DM Ustadz Rayyan dan Jean Adicct! Dilarang keras mengcopy,meniru dan lain sebagainya. Ini Cerita real dari pemikiran saya Rank 1 in #Taennie 3 juni 2022 Rank 1 in #Jennie 8...