Alvin yang sebenarnya kembali

789 143 43
                                    

Note : Play on music - Kal hoo na ho / Kaun Tujhe
Saat baca ini, karena gue nulis dengerin lagu itu.

Setelah keberangkatan Kiai Hanan bersama warga ke lokasi kecelakaan Rayyan, Umi Hasna akhirnya siuman.

"Mi, minum dulu ini." ucap Acha sambil memberikan segelas air putih.

Umi Hasna menggelengkan kepalanya pelan lalu menangis. Acha segera memeluk Umi Hasna sambil ikut menangis.

"Ya Allah, Rayyan kamu dimana nak? Dengerin umi sekali ini aja, balik ke umi nak, Umi pengen peluk Rayyan lagi." isak Umi Hasna

"Umi, Acha mohon jangan putus asa begitu. Abang pasti balik ke kita lagi kok!" isak Acha sambil mengeratkan pelukannya.

"Cha, apa Jean udah tau soal Rayyan?" tanya Umi Hasna

Acha menggeleng pelan, Umi Hasna segera menarik tangan Acha keluar rumah.

"Ayo cha, kita kesana. Kita harus kasih tau Jean!" ajak Umi Hasna sambil berjalan tergesa-gesa tanpa sendal.

"Mi, sendalnya pake dulu." ucap Acha

Umi Hasna tidak menanggapi ucapan Acha, dia tetap berjalan ke rumah kediaman putranya itu.

***
Di rumah, Tampak Jean yang sedang tertidur di sofa ruang tamu. Di sana juga ada Alvin yang sejak tadi memandangi wajah Jean, Alvin mencium wajah Jean lembut.

"Lelaki kurang ajar!" teriak Umi Hasna yang melihat kelakuan Alvin.

Jean langsung terbangun seketika karena teriakan Umi Hasna, Dia pun segera berdiri menghampiri Umi Hasna.

"Umi, ada apa ini? Kenapa marah-marah?" tanya Jean

Plakk...

Bukannya mendapat jawaban, Jean malah mendapat tamparan dari Umi Hasna.

"Saya sudah curiga sejak awal, kalau laki-laki ini bukanlah sepupu kamu! Dan kecurigaan saya benar hari ini, kamu dan dia bermain api di belakang anak saya." bentak Umi Hasna

Jean menunduk malu, air matanya mulai menetes. Dia tidak pernah melihat Umi Hasna sekasar ini.

"Ta-tapi mi, ini nggak seperti yang umi pikirin." ucap Jean sambil memegang tangan Umi Hasna.

"Jauhkan tangan kamu dari saya, saya tidak sudi pengkhianat seperti kamu memegang saya." isak Umi Hasna

"Um-umi, jangan berpikir seperti itu. Jean mo-mohon tunggu Mas Rayyan pulang dulu, di-dia akan jelasin semuanya." ucap Jean terbata-bata

"Rayyan kamu bilang? Rayyan yang bakal jelasin semuanya? Asal kamu tahu, anak saya itu baru saja mengalami kecelakaan dan dia hilang di sungai." teriak Umi Hasna

Deg...

Jantung Jean seakan berhenti berdetak bak di sambar petir, mendengar ucapan Umi Hasna barusan.

"Ma-mas Rayyan kecelakaan? U-umi bo-bohongkan?" tanya Jean sambil memegang tangan Umi Hasna lagi.

"Sudahlah nak, kamu tidak perlu berpura-pura perduli dengan anak saya. Kamu senangkan, kamu bisa pergi bersama lelaki itu. Saya minta kamu pergi sekarang bersama lelaki itu!" ucap Umi Hasna sambil memalingkan wajahnya.

"Nggak, mi. Jean nggak mau pergi, Jean istri Mas Rayyan. Di-dia pasti butuh Aku!" isak Jean

"Saya bilang pergi sekarang, sebelum kesabaran saya habis Jean!" tegas Umi Hasna

Alvin yang melihat situasi yang menguntungkannya ini langsung menarik Jean pergi keluar.

"Lepasin aku, Vin! Jangan berani kamu sentuh aku lagi!" bentak Jean

"Je, kamu harus sadar! Mereka udah ngusir kamu dari sini, bukankah ini yang kita mau selama ini?" ucap Alvin

"Hiks... Enggak Vin! Aku nggak mau pisah sama Mas Rayyan, a-aku sayang sama Mas Rayyan!" isak Jean sambil terduduk lemas di jalanan.

Alvin memeluk paksa Jean, sementara itu terus memberontak untuk lepas dari pelukan Alvin. Namun akhirnya Jean terisak di pelukan Alvin.

"Vin, balikin Mas Rayyan ke aku. Hiks... Aku mau liat dia Vin! Aku mohon Vin balikin dia ke aku." isak Jean

Alvin terdiam mendengar ucapan Jean, dia tidak pernah melihat Jean yang dia kenal itu benar-benar serapuh ini.

"I-iya Je, kita akan cari Rayyan." ucap Alvin sambil mengelus rambut Jean lembut.

Air mata Alvin juga ikut jatuh bersamaan dengan Jean yang terisak. Hatinya seketika sesak melihat Jean sehancur ini.

***
Alvin menatap Jean yang sejak tadi duduk diam di kamar, gadis itu terus terisak sambil memanggil nama Rayyan.

"Apa gue udah keterlaluan selama ini?" ucap Alvin sambil menatap Jean.

Alvin pun mendudukkan dirinya di sofa, dia merenungkan setiap perbuatannya. Dia mengingat momen kecilnya bersama Rayyan. Dia ingat kalau Rayyan sangat baik padanya, Rayyan juga memperlakukannya seperti adik.

"Sial! Kenapa gue baru sadar kesalahan gue sefatal ini!" ucap Alvin sambil memukul tembok.

"Kenapa gue sebodoh ini? Jelas-jelas Bang Rayyan orang yang baik, dia bisa menjaga Jean." teriak Alvin frustasi

Perlahan air mata mulai membasahi wajah Alvin, dia benar-benar menyesali perbuatannya terhadap Rayyan.

Bagaimana bisa sosok Alvin yang selama di kampusnya adalah sosok yang dikenal sangat baik itu bisa menjadi iblis sekejam ini kepada pria baik seperti Rayyan.

"Ma-maafin gue bang, ini semua karena gue." isak Alvin

Jean yang baru saja keluar dari kamar, terdiam melihat Alvin yang terisak.

"Vi-vin, kamu kenapa?" tanya Jean

Alvin menatap Jean dengan air mata yang terus membasahi pipinya.

"Je, maafin aku. Aku udah ngehancurin hidup kamu, aku terlalu egois sampai berbuat seperti ini sama suami kamu." ucap Alvin

Jean terduduk lemas di lantai, dia ikut terisak bersama Alvin.

"Bukan kamu tapi kita, kita yang udah ngehancurin pria sebaik Mas Rayyan." Isak Jean

Keduanya menangis bersama, menyesali kesalahan fatal yang sudah mereka perbuat.

Jadi Istri Ustad Dadakan - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang