Tak terduga

835 180 35
                                    

Tanpa Bima dan Rehan sadari ada seseorang yang berada di balik pintu sedang meloncat kegirangan. Ya, itulah Jeanne Anastasia. Istri dari Rayyan Al-Ghifari yang baru saja mengetahui fakta bahwa Rehan adalah suaminya sendiri.

"Alhamdulillah, dugaan aku benar! Mas Rayyan masih hidup, dan sekarang dia ada di dekatku." kekeh Jean sambil terus meloncat kegirangan.

Rehan yang baru saja masuk dalam kamar tampak tersipu melihat Jean yang sedang meloncat kegirangan. Dia memegangi dadanya, ada sesuatu yang berdetak cepat di dadanya itu.

"Hei, kenapa jantung saya berdetak begitu cepat?" ucap Rehan sambil memegangi dadanya.

Jean yang kaget mendengar suara Rehan pun hampir terjatuh dari kasur, beruntung Rehan dengan cepat menangkap tubuhnya.

Bukannya takut atau malu, Jean malah mengalungkan tangannya ke leher Rayyan. Dia pun memandang lekat wajah Ustadz tampan itu.

"Mas Rayyan," ucap Jean lembut

Mendengar panggilan yang tampak tak asing lagi baginya, Rehan pun kembali memejamkan matanya. Tampak Sebuah kilasan kenangan mulai bermunculan diingatannya.

***

"Astagfirullahalazim Jean, turun dari sana." ucap Rayyan yang berusaha menarik tubuh Jean dari atas lemari.

"Turun? Hahaha... Lompat ya?" ucap Jean sambil tersenyum.

"Eh... Eh... Jangan lompat!" teriak Rayyan panik.

***
"Jean!!" teriak Rehan dengan nafas tidak beraturan.

"Si-siapa Jean? Apa hubunganku dengannya?" ucap Rehan sambil duduk di kasur dengan tangan yang terus memegangi kepalanya.

Tanpa Rehan sadari, seseorang yang kini ada di hadapannya sudah dibanjiri air mata. Dengan langkah pelan, Jean mendekati Rehan lalu berjongkok dihadapannya.

"Ma-mas Rayyan, li-liat aku!" ucap Jean terbata-bata

Rehan mengangkat wajahnya, memandangi wajah cantik yang kini sudah dibanjiri air mata itu.

"Bisakah kita berkenalan?" tanya Jean sambil terisak.

Rehan yang merasa tak tega pun segera mengangguk, Jean pun segera mendorong dan menindih tubuh Rehan.

Rehan tampak terlonjak kaget karena ulah Jean, dia menelan ludahnya dengan susah payah.

"Ke-kenapa?" tanya Rehan gugup

"Mas, kamu beneran nggak inget sama aku?" tanya Jean dengan mata berkaca-kaca.

Rehan menggeleng pelan, Jean pun tampak begitu kecewa melihat jawaban suaminya itu.

"Ap-apa kamu serius, Mas?" tanya Jean sekali lagi.

"Iya, saya sama sekali tidak mengenal kamu. Kita kan baru saja bertemu." jawab Rehan dingin

Jean pun mengangguk pelan, lalu tersenyum kecil. Hatinya benar-benar hancur mendengar jawaban Rehan.

"I-iya ki-kita orang asing ya, hehe. Maafin aku," ucap Jean sambil tersenyum kecil.

Jean pun mengusap air matanya lalu turun dari atas tubuh Rehan. Dia berjalan pelan menghampiri Sakha, dia pun menggendong Sakha pelan.

"Aku, izin pulang ke rumah aku sendiri ya. Maaf udah ngerepotin, kita cuma orang asing yang nggak saling kenal." ucap Jean sambil berlalu pergi membawa Sakha.

Rehan terdiam di tempat, menyaksikan kepergian ibu dan ank itu.

***
Jean berjalan dengan langkah gontai seraya menggendong Sakha. Hati dan pikirannya benar-benar hancur menerima fakta bahwa Rayyan tidak mengingatnya sama sekali.

"Maafin mama ya sayang, mungkin ini hukuman buat mama. Kamu harus ikut jadi korban perbuatan mama." ucap Jean

Ibu dan anak yang kini sedang bersiap menyebrang jalan, tidak menyadari bahaya yang mengintai mereka.

Sebuah mobil tampak sedang melaju kencang ke arah mereka, teriakan seseorang berhasil menyadarkan Jean dari lamunannya.

"Jean!!" teriak Rehan sambil menarik ibu dan anak itu.

Rehan memeluk erat keduanya, Jean yang masih ketakutan pun tampak masih memejamkan matanya.

"Adek, kamu nggak kenapa-napa kan?" tanya Rehan

Suara panggilan barusan membuat Jean membuka matanya. Dia menatap wajah Rehan dengan intens.

"Dek, kamu nggak kenapa-napa kan?" tanya Rehan lagi

"Hiks... Mas Rayyan!" Jean langsung memeluk erat tubuh Rehan bersama Sakha.

Sakha menatap bingung Mamanya yang tengah menangis. Sebuah pelukan hangat Rehan berikan kepada Jean dan Sakha.

"Kenapa hm?" ucap Rayyan pelan

Plakk...

Jean menggeplak bahu Rayyan keras, dia menatap Rayyan dengan tatapan kesal.

"Kenapa hm... Kenapa hm... Enak banget ya tiga tahun ngilang!" cibir Jean dengan wajah mengejek.

Rayyan terkekeh pelan melihat kekesalan istrinya itu. Dia pun mencium kening Jean, dia memeluk Jean dan Sakha erat.

"Kamu pikir, saya menghilang? Hei, tiga tahun saya terus mengawasi kamu dari dekat dan menjaga kamu selama itu." ucap Rayyan

Jean yang mendengar ucapan Rayyan pun mendongakkan kepalanya, lalu mengernyitkan dahinya.

"Maksud mas apa?" tanya Jean

"Huh, jadi begini. Ya begitulah!" kekeh Rayyan

"Mas, serius ih!" kesal Jean

"Hahaha, lainkali saja sayang. Mas males banget mendongeng malem-malem." ucap Rayyan

"Hei, coba liat manusia tidak berperikemanusiaan ini! Masa tiga tahun menghilang nggak mau kasih penjelasan sama sekali, terus jawabannya enteng banget kek nggak ada beban." cibir Jean

"Mama, nggak baik ngomel-ngomel!" ucap Sakha

"Hah, sekarang anak ini juga ikut-ikutan menyebalkan seperti papanya!" ucap Jean sambil memijit kepalanya pelan.

"Sudahlah sayang, ayo kita tinggalkan mama di sini. Biarkan saja dia mengomel sendiri." kekeh Rayyan sambil berjalan menggendong Sakha.

"Mas Rayyan ih!" Rengek Jean sambil mengikuti langkah Rayyan.

"Nggak denger, Wle!" Ledek Rayyan

"Hahaha, kacian Mama jalan kaki!" kekeh Sakha

"Dasar tukang donasi sperma dan kau bocah kecil, hasil sumbangan sperma. Kalian berdua, minta di gebuk ya?" teriak jean

Rayyan dan Sakha pun mulai berlari dari kejaran Jean. Ketiganya tertawa bersama di sunyinya malam. Bukankah aneh? Ya, bukan aneh tapi langka.

"Sayang, jangan ngambek dong. Entar di kasih 'Chiko' kok!" kekeh Rayyan

"Papa, Chi-chiko itu minuman yang enak itu ya?" tanya Sakha

"Bu-bukan nak, itu mainan mama." Jawab Rayyan sambil terus berlari menggendong Sakha.

"Sakha, jangan dengerin papa kamu. Dia itu wajah aja kalem, aslinya mah haduh. Kamu tau nggak? Kamu bisa lahir kenapa? Ya itu karena sperma sumbangan papa kamu!" teriak Jean

Rayyan langsung melotot ke Jean yang baru saja berteriak. Dia pun mendekati Jean.

"Hahaha, malu ya!" ledek Jean

"Dek, Psttt... Pstt..." ucap Rayyan sambil memberi kode ke Jean agar diam.

"Nggak mau!" ketus Jean


Jadi Istri Ustad Dadakan - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang