Desahan

1.3K 189 41
                                    

Rayyan tak menghiraukan perkataan Jean, dia justru fokus membasahi tubuhnya di bawah shower. Dia jelas tau, kalau istrinya itu akan mengintip kegiatannya.

Benar saja dugaan Rayyan, tak berselang lama kemudian. Jean membuka matanya lalu diam-diam mengamati Rayyan.

"Kenapa dek? Mau megang?" goda Rayyan sambil menaikkan satu alisnya.

"Eng-enggak kok, ih dasar Mas Rayyan!" ucap Jean

"Ya sudah, terus mau sampai kapan kamu diem disana?" tanya Rayyan

"Aku entar aja mandinya, nunggu mas selesai aja." jawab Jean

"Saya kalo mandi bisa satu jam lebih," kekeh Rayyan

"Ih masa, jangan-jangan mas modus ya?" tanya Jean sambil mendekat ke Rayyan.

"Saya serius, saya lama banget mandinya. Apalagi kalo ada cewek cantik kayak sekarang ini." kekeh Rayyan seraya menarik pinggang Jean.

Deg...

'Ya Allah, kotak-kotaknya itu loh nempel banget. Huaa, tolong gue mak!' batin Jean

"Ma-mas, Lepasin!" ucap Jean gugup.

"Nggak usah gugup, saya nggak gigit." ucap Rayyan

Jean menghela nafasnya lega saat mendengar ucapan Rayyan barusan.

"Nggak gigit tapi nerkam, hahaha." bisik Rayyan tepat di telinga Jean.

'Oke Jean, masih aman?' batin Jean

Cup...

Rayyan mengecup lembut tengkuk Jean, seketika tubuh Jean menegang.

'Amblas pertahananku, mak!' batin Jean

"Mas u-udah, jangan dilanjutkan." ucap Jean

'Please mas, paksa aku kek di drakor gitu. Huaa, ayolah mas.' batin Jean

"Maafin saya, saya sudah lancang sama kamu." ucap Rayyan sambil menjauhkan diri.

Jean yang berniat menahan Rayyan pun tidak sengaja menyentuh 'Chiko'.
Seketika dia hampir saja berteriak kalau tidak Rayyan tutup mulutnya.

"Eh, jangan teriak dek." ucap Rayyan

Jean pun mengangguk patuh, Rayyan pun melepaskan tangannya dari mulut Jean. Belum sempat Rayyan berkata sesuatu ke Jean, Jean sudah melumat bibir Rayyan dengan agresif.

Emhh... Mphhh...shhh..

Rayyan yang mendapat serangan dadakan pun nyaris terjungkal ke belakang. Namun dengan cepat dia menyeimbangkan tubuhnya sambil menahan tubuh Jean.

'Masa bodoh sama harga diri, itu urusan belakangan.' batin Jean sambil terus melumat bibir Rayyan.

Rayyan yang mendapat lampu hijau dari Jean pun perlahan membalas ciuman Jean. Keduanya saling memejamkan mata, menikmati lumatan satu sama lain.

Mphhh...shhh...

Jean pun mengakhiri ciuman itu karena mulai kehabisan oksigen. Dia langsung menunduk malu, Rayyan juga tampak gugup sambil menahan senyum.

Jean menghela nafasnya, lalu perlahan melepaskan bajunya. Rayyan yang melihat adegan itu langsung memalingkan wajahnya, dia berusaha menormalkan jantungnya.

Rayyan menelan ludahnya dengan susah payah karena Jean menarik tangannya. Jean meletakkan tangan Rayyan tepat di dadanya, Jelas saja Rayyan hampir mati ditempat.

'Ya Allah, kekenyalan apa ini?' batin Rayyan saat tangannya menyentuh dada Jean.

"Mas, mau sampai kapan bengong? Masa di diemin aja sih!" kesal Jean

Rayyan pun segera tersadar dari lamunan tidak berfaedahnya itu. Dengan ragu dia pun mengangguk, perlahan tangannya mulai memainkan dada Jean.

Jean memejamkan matanya, tubuhnya seperti tersengat aliran listrik. Hangat, itulah yang Jean rasakan.

"Emhh... Terushh.. Mashh.." desah Jean

Rayyan yang sudah terbawa suasana pun segera menggendong Jean keluar kamar mandi. Dia menurunkan tubuh Jean di kasur, lalu menindihnya.

"Dek, apa kamu udah yakin?" tanya Rayyan

"Iya mas, lakuin aja." balas Jean

Rayyan mengangguk, lalu melepas setiap kain yang masih tersisa di tubuhnya maupun Jean.

Wajah Jean tampak bersemu merah menahan malu, Rayyan menatap intens tubuh istrinya itu. Perlahan Rayyan pun mulai menelusuri setiap jengkal tubuh Jean.

Satu persatu desahan terus keluar dari bibir mungil Jean saat Rayyan menelusuri tubuhnya, saat Rayyan sudah bersiap ke inti kegiatan mereka tiba-tiba terdengar suara Umi Hasna dari luar kamar.

Keduanya tampak saling menatap bingung, akhirnya dengan berat hati Jean pun Rayyan meminta mengakhiri kegiatan mereka.

Rayyan segera memakai pakaiannya, Jean masuk ke kamar mandi untuk mandi.

'Huh, menyebalkan sekali! Kenapa harus gagal sih, kan udah tanggung? Pokoknya entar malem sebelum tidur, harus jadi!' batin Jean


Jadi Istri Ustad Dadakan - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang