Bansos Sperma

1.2K 202 31
                                    

Ustadz Rayyan pun berusaha berlari secepat mungkin dari kejaran Jean yang sedang mengejarnya sambil membawa centong nasi.

"Woi jangan kabur lo!" teriak Jean

"Hahaha, malu ya?" ledek Rayyan sambil menghindari pukulan centong mandraguna Jean.

"Dasar ust—"

Bughh...

teriakan Jean terhenti karena tanpa sengaja dia tersandung karpet di ruang tamu.

"Awhhh... Sakit," ringis Jean sambil memegangi kakinya.

Rayyan segera menghentikan tawanya, dia mendekati Jean dengan wajah khawatir.

"Dek, kamu nggak kenapa-napa kan? Mana yang sakit? Biar saya lihat." ucap Rayyan sambil memegang kaki Jean pelan.

"Hikss... Ini semua karena lo! Huaa mama..." teriak Jean

"Iya maafkan saya, saya yang salah kok." ucap Rayyan lembut.

Jean kaget mendengar reaksi Rayyan yang tampak membenarkan ucapannya barusan. Dia bisa melihat raut khawatir di wajah Rayyan.

"Lo kenapa?" tanya Jean saat melihat Rayyan yang sudah tampak diam sambil menundukkan kepalanya.

"Ust—" ucapan Jean terhenti saat dia melihat bahu suaminya itu bergetar.

'What? Dia nangis? sesayang itukah dia sama gue, sampe dia nangis?' batin Jean

Jean yang penasaran pun akhirnya memberanikan dirinya untuk mengangkat wajah Rayyan. Dengan perasaan gugup dia pun memegang wajah Rayyan.

Rayyan pun mengangkat wajahnya menatap Jean. Jean terenyuh melihat mata yang bening itu tampak sembab.

"Jangan nangis, gu-gue nggak kenapa-napa kok!" ucap Jean yang berusaha menenangkan Rayyan.

"Maafkan saya, dek. Hari ini kaki kamu sakit karena saya, saya benar-benar merasa bersalah." isaknya

"Cup... Cup...cup... Cayang, jangan nangis dong." kekeh Jean sambil merengkuh tubuh Rayyan kepelukannya.

Deg...

Jantung Rayyan dan Jean berdegup bersamaan. Keduanya saling bertatapan satu sama lain.

'Mampus, gue kok meluk dia.' batin Jean

"Hm... Sorry-sorry, gue nggak sengaja." ucap Jean sambil melepaskan pelukannya.

Namun tanpa jean duga, Rayyan  kembali memeluk erat tubuhnya. Jean yang kaget pun berniat menjauhkan tubuh Rayyan, namun dia menghentikan niatnya saat melihat senyum bahagia Rayyan.

'Nggak, gue nggak boleh ngerusak kebahagiaan dia. Lagian tiga bulan lagi, gue bakal pergi dari dia. Sebaiknya gue biarin dia bahagia dulu sekarang.' batin Jean

"Duh, pengantin baru. Bermesraan mulu ya," ledek Umi Hasna yang tiba-tiba saja datang.

Rayyan dan jean yang kaget karena kedatangan Umi Hasna pun segera melepaskan pelukan satu sama lain. Keduanya tampak salah tingkah dan malu.

"Eh umi, kapan datangnya?" tanya Rayyan

"Udah lumayan lama sih di depan rumah. Cuma karena pemiliknya lagi sibuk, keknya nggak ketahuan tuh." kekeh Umi Hasna

"Nggak kok mi, kita nggak sibuk!" bantah Jean

"Udah, nggak usah malu-malu gitu. Umi kesini cuma mau kasih bingkisan dari Tante Meydina buat kalian." ucap Umi Hasna sambil menyodorkan sebuah bingkisan.

Jean pun mengambil bingkisan itu dari tangan Umi Hasna.

"Ini isinya apa, Mi?" tanya Jean

"Entah, umi juga nggak tau tuh. Ya sudah umi pulang dulu ya." pamit Umi Hasna yang buru-buru pergi.

Rayyan dan Jean pun saling tatap satu sama lain setelah kepergian umi hasna.

"Hm, kamu nggak mau mandi?" tanya Rayyan

"Ah iya, gue lupa." ucap jean dengan wajah malu.

Perlahan Jean pun berusaha berdiri, namun kakinya yang masih sakit nyaris membuatnya terjatuh. Beruntung Rayyan segera menahan tubuhnya.

"Biar saya bantu," ucap Rayyan seraya mengangkat tubuh Jean pelan.

Jean terdiam tanpa suara. Dia menatap wajah Rayyan dengan intens. Ada sebuah desiran aneh yang muncul di hatinya.

"Udah sampai, sekarang kamu bisa mandi." ucap Rayyan

Jean segera tersadar dari lamunannya karena suara Rayyan.

"Saya tau kok, kalau saya itu tampan. Nggak usah malu-malu kalau mau liatin saya." kekeh Rayyan

"Dih... Dih.. najis!" bantah Jean sambil membuat ekspresi seakan mau muntah.

"Tuh kan bener, saya itu ganteng. Buktinya kamu belum saya apa-apain udah mual gitu kayak orang hamil." kekeh Rayyan

"Hamil pala lo, masuk aja kagak punya lo masa hamil. Lo pikir gue dapat bansos sperma dari angin." kesal Jean

"Oh kamu mau saya jadi sponsor sperma buat kamu ya. Oke, sini biar saya salurkan sekarang juga." goda Rayyan sambil mengedipkan matanya.

Hap...

Jean memegang pusaka ghaib Rayyan yang ada di depannya alias si 'Chiko'. Seketika Ustadz tampan itu terdiam karena perbuatan Jean.

"Hahaha, rasain tuh." kekeh Jean sambil melepaskan tangannya dari 'anu'nya Rayyan.

Rayyan tampak masih terdiam sambil memalingkan wajah.

"Tegak amat, Om. Bagus tuh buat gantiin tiang bendera pas hari senin." ledek Jean

"Lebih bagus lagi kalau bisa masuk ke kamu," ucap Rayyan sambil menaikkan alisnya.

Jean langsung menghentikan tawanya saat mendengar ucapan Rayyan barusan.

"Hahaha, takut ya. Makanya jangan suka jailin orang, di jailin balik kek gitu malah panik." kekeh Rayyan





Jadi Istri Ustad Dadakan - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang