mengandung bawang

1.2K 175 46
                                    

"Ray, kok lama banget bukain pintunya?" tanya Umi Hasna

"An-anu mi, itu tadi abis makan." jawab Rayyan gugup.

Umi Hasna menatap bingung ke anak laki-lakinya itu, namun sesuatu yang tidak sengaja dia lihat langsung menjelaskan semua kebingungannya.

"Oh, makan toh. Ya sudah habiskan, umi ganggu ya." kekeh Umi Hasna

"Eng-enggak kok, mi." ucap Rayyan gugup.

"Ya sudah nanti aja deh, umi pulang dulu. Oh, iya itu cowok di depan siapa?" tanya Umi Hasna

"Itu Alvin, mi. Sepupunya Jean, dia bakal tinggal di sini selama beberapa bulan ke depan." jelas Rayyan

"Em, gitu ya. Nggak masalah sih kalo dia di sini, cuma ya alangkah baiknya kalo dia nggak terlalu lama di sini." ucap Umi Hasna

"Iya mi, jangan khawatir kok. Dia anak yang baik," balas Rayyan

"Ray, rambut kita itu sama hitamnya. Kita nggak bisa nilai seseorang dari penampilan atau sikap di depan kita aja, kamu pahamkan maksud umi?" jelas Umi Hasna

Rayyan hanya mengangguk kaku mendengar perkataan ibunya itu. Akhirnya setelah berpamitan, Umi Hasna pun pulang.

Rayyan pun kembali masuk ke kamar, di kamar suasananya menjadi sangat canggung. Rayyan tidak berani menatap Jean, dan begitu pun sebaliknya.

"Hm, ka-kamu udah mandinya?" tanya Rayyan gugup sambil tetap menunduk.

"U-udah kok,mas." balas Jean

Rayyan pun mendudukkan dirinya di samping Jean, dia bingung harus mulai darimana lagi.

"Astaga, udah cukup! Ayo lanjutkan yang tadi mas." ucap Jean yang frustasi karena kecanggungan diantara keduanya.

"Dek, se-sebaiknya kita shalat Maghrib dulu sekalian shalat sunnah dulu." ucap Rayyan

"Huh, baiklah-baiklah. Terserah mas saja," ucap Jean dengan nada kesal.

Setelah sepakat keduanya pun  akhirnya shalat Maghrib dan Sunnah bersama terlebih dahulu.

***
"Yey! Akhirnya kelar juga shalatnya." heboh Jean

"Kamu ini aneh banget, dulu nggak mau sekarang malah ngebet banget." ledek Rayyan

"Sudahlah mas, tak usah banyak protes. Nikmatin aja," cibir Jean

Rayyan hanya terkekeh kecil menanggapi ucapan sang istri.

"Mas, kok malah lama banget sih!" kesal Jean

"Saya bingung kalo yang agresif itu malah kamu bukannya saya." ucap Rayyan

Jean menghela nafas, lalu mendorong tubuh Rayyan ke kasur. Tanpa aba-aba lagi, dia segera menindih tubuh Rayyan.

"Mas kelamaan ih, ya sudah biar aku yang kelarin." ucap Jean tanpa malu.

Tubuh Rayyan menegang, saat Jean dengan sengaja memainkan tangan di dalam celananya.

Shhh... Adekhh...

desahan itu keluar dengan sendirinya dari mulut Rayyan. Jean tersenyum senang melihat keberhasilannya memancing Rayyan.

Akhirnya setelah di rasa sudah cukup siap, Rayyan membalikkan tubuh Jean hingga wanita itu berada di bawahnya. Pandangan keduanya pun bertemu bersamaan dengan dua bibir yang saling bertautan satu sama lain.

Keduanya saling menyesap dan menikmati setiap kegiatan yang mereka lakukan saat ini.

Emhh... Mashh... Masukin... Sekarang..

Jadi Istri Ustad Dadakan - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang