21

9.3K 943 78
                                    

(typo sorry 🤧🙏)
.
.

Dan disinilah mereka bertiga, di dalam kapsul bulat yang membawa mereka berputar untuk naik lebih tinggi.

"Suami ku, lihat itu" zhan menunjuk gedung-gedung di bawah mereka.

Wang yibo tersenyum dan meraih pinggang istrinya, "kau suka sayang?"

Zhan tersenyum dan mencium pipi suaminya. "Tentu suami..."

Wang yibo yang mendapat perlakuan manis dari zhan segera mencium pipi xiao zhan yang sangat menggemaskan baginya.

Xiao zhan sengaja bertingkah manja di depan suaminya agar tay melihat betapa cintanya wang yibo padanya. Dia harus menunjukkan siapa xiao zhan bagi wang yibo, dan siapa wang yibo bagi xiao zhan. Zhan tertawa di dalam hati, dia yakin tay tak akan punya nyali untuk mendekati suaminya.

Keduanya terkekeh dalam gurauan mereka berdua, meninggalkan tay yang diam mematung melihat interaksi intim dari dua orang di depannya.

Dia mengumpat di dalam hati, sepertinya keputusannya menaiki biang lala dengan mereka adalah keputusan yang salah. Sialan.

"Ekhem.." tay terbatuk keras.

Xiao zhan segera menoleh, dia tersenyum kecil, "astaga, maafkan kami, kami hampir melupakan mu" sesal zhan

Tay tertawa kaku, "tidak masalah, kalian lanjutkan saja"

Zhan segera sedikit menjauh dari wang yibo, sementara wang yibo justru kembali menarik pinggang istrinya.

Tay melihat tangan wang yibo yang posesif di pinggang istrinya, ah dia iri.

"Tuan tay, apa anda juga suka main wahana seperti ini?" Zhan membuka suara

Tay menggeleng, "tidak juga, ini pertama kalinya untukku, dan ketika mencobanya aku langsung menyukainya" tay menatap mata wang yibo, yang juga menatapnya tajam.

Zhan mendongak, dia melihat wang yibo dan tay beradu tatap, jujur dia cemburu, apakah mereka diam-diam menyembunyikan hubungan?

"Ah, kalau begitu nikmatilah selagi kau suka. Tapi hati-hati. Semakin kau di bawa ke tempat yang tinggi, semakin besar juga resiko sakit yang akan di tanggung jika terjadi hal yang tak di inginkan" zhan menyunggingkan bibirnya.

Tay menaikkan sebelah alisnya, "kau benar, tapi aku yakin tempat yang ku datangi cukup aman" sanggahnya

Xiao zhan tersenyum, "kau benar, tapi kita juga harus waspada dengan situasi apapun. Bisa jadi barang yang kau lihat tenang, ternyata menyimpan banyak gelombang di dalamnya"

Tay menyipitkan matanya tak mengerti, sebenarnya apa yang sedang di katakan istri wang yibo.

"Itu-"

Ting

"Sayang ayo kita keluar, pintunya sudah terbuka" wang yibo segera menarik tangan istrinya keluar.

Meninggalkan tay yang tersenyum kecut, "kau sengaja menunjukkan perhatian mu pada istrimu di depan ku wang yibo?"

Tay memukul kursi penumpang dengan sebelah tangannya, sebelum dia beranjak keluar menyusul wang yibo dan xiao zhan yang telah keluar lebih dulu.

.....

Dylan tersenyum kecil, di tangannya sebuah kotak kecil terbungkus kain beludru biru.

"Ini sangat cantik, pasti terlihat lebih indah jika xiao zhan yang memakainya"

Pucuk di cinta ulam pun tiba, xiao zhan sedang menuju pantry kantor. Dylan segera memanggilnya.

"Zhan, kemarilah" dylan memanggilnya ke arah kantor.

Zhan menghela nafasnya, kali ini apa lagi akal direktur-nya itu. Pasti akan ada saja alasan untuk mengajaknya makan siang.

"Direktur memanggil?"

Dylan mengangguk, "kemarilah duduk di sini" dylan menepuk sofa.

Xiao zhan berjalan mendekat dan mendudukkan pantatnya di sofa.

"Emm, ada apa boss?" Zhan merasa tak enak.

Dylan tersenyum, "zhan ini untuk mu" dylan menyerahkan kotak kecil itu.

Zhan mengerutkan kening, "ap- apa ini boss?" Zhan merasa tak enak menerima barang cuma-cuma dari boss nya.

"Aku mendapatkannya dari klien ku, aku tidak menggunakannya, jadi kau pakai saja" alasan dylan.

Zhan membuka kotak kecil itu, dia menaikkan sebelah alisnya. Penjepit dasi.

"Ee,,, boss.. kau tau kan, aku hanya karyawan biasa, aku tidak memakai dasi" zha tersenyum kikuk.

Dylan mengedipkan mata, benar juga. Zhan hanya memakai kemeja tampa dasi setiap hari. Astaga, kenapa dylan tidak mengingatnya saat membeli hadiah untuk zhan.

"Ah, benarkah? Astaga, aku melupakan itu" dylan menggaruk belakang kepalanya.

Zhan tersenyum dan segera mengembalikan kotak itu, kemudian beranjak pergi secepat mungkin.

Dylan menghela nafasnya, sialnya dia membeli hadiah yang salah untuk zhan. Gagal sudah membuat zhan terpikat padanya.

"Sialan. Kenapa aku bisa lupa kalau zhan tidak memakai dasi ke kantor" dylan menepuk kepalanya.

Tab..tab..tab..

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang memasuki kantor dylan.

"Jadi ini yang di lakukan direktur di perusahaan ku?"

Dylan membulatkan mata, suara dingin itu?

Dylan menggerakkan kepalanya perlahan, keringat dingin merembes jatuh di keningnya. Pemilik perusahaan yang berdarah dingin itu akhirnya datang kesana secara tiba-tiba.

"Aaah,, pa- pak CEO... "


Tbc (1-6-22)

No But YesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang