43

7.1K 769 138
                                    

(typo sorry 🙏❤️).
.
.

Masih flashback.

He peng menggeleng, "tidak tuan muda, itu terlalu berbahaya" he peng menolak rencana xiao zhan.

"Kau harus menuruti ku peng, aku juga tuan mu" xiao zhan memaksa

"Tidak tuan muda, aku tidak bisa melakukannya. Terlalu berbahaya, dan lagi. Jika tuan mengetahuinya dia bisa membunuhku" he peng menunduk.

Reba menepuk pelan pundak he peng, "jangan khawatir, aku akan berada di sana dan segera membawa tubuh tuan muda."

Xiao zhan mengangguk, "ku mohon, nyawa suami ku berada di tangan musuh saat ini. Jika kita tidak melakukan rencana ini. Maka aku tidak tau nasib suami ku ke depannya. Dia masih membutuhkan dosis lanjutan" zhan memohon.

He peng tak yakin, dia ragu atas permintaan xiao zhan.

Yang di minta xiao zhan adalah he peng menembak xiao zhan tepat di dada kirinya. Dan itu terlalu beresiko mengenai jantung.

"Tuan, aku hanya takut tembakan ku meleset. Nyawa anda bisa tak tertolong"

Xiao zhan menggeleng, "aku tidak perduli, kalaupun nanti aku tidak tertolong, aku tidak masalah. Asalkan suami ku bisa selamat. Jadi ku mohon padamu. Sebelum tembakan musuh mengenai ku. Kau harus lebih dulu menembak ku"

Pikiran he peng semakin kacau, dia harus menembak xiao zhan tepat di dadanya. Dan itu harus tepat sasaran.

"Peng, aku percaya padamu. Sebelum menjadi pengawal tuan wang, kau adalah seorang sniper kelas atas. Aku yakin kemanpuan mu" reba menyemangati.

"Tapi reba, bagaimana jika-"

"Tidak ada yang akan menyalahkan mu peng, di situasi darurat. Jika pun harus menanggung resiko. Ayo kita mati bersama" reba menepuk pundak rekannya.

Xiao zhan mendongak dan meneteskan air mata. Dia tidak menyangka bahwa para pengawalnya mempunyai hati yang setia.

Xiao zhan melipat kedua tangannya di dada, "terima kasih reba" isaknya.

Reba mengusap pundak xiao zhan, "tuan muda, aku pernah kehilangan kedua orang tua ku. Mereka dengan berani mati membela tuan mereka. Aku pun sama, kalian memperlakukanku dengan baik. Kalian seperti keluarga untuk ku. Jika pun aku mati. Maka aku bersumpah tak akan menyesalinya."

Xiao zhan tersentuh, dia mengangguk semangat. "Aku berhutang budi pada kalian. Terima kasih"

He peng menghela nafasnya, melihat semangat xiao zhan dan reba benar-benar mengetuk hatinya. Benar juga, meskipun wang yibo memiliki tempramen yang tinggi. Tapi dia tidak sekalipun mengabaikan seluruh anak buahnya. Bahkan saat orang tua he peng kesulitan biaya, wang yibo dengan senang hati membantunya. Kedua orang tuanya juga hidup dengan baik. Tak ada yang perlu he peng sesalkan kalaupun mereka mati.

"Baiklah, ayo kita lakukan" final he peng.

....

Pulau xie.

"Biarkan beberapa pengawal ikut" Wang yibo memaksa.

Sesuai rencana xiao zhan, suaminya akan keberatan jika mereka hanya berlayar berdua saja.

"Baiklah, biarkan he peng saja yang ikut" xiao zhan mulai menjalankan rencananya.

Wang yibo tersenyum dan lalu memeluk istrinya hangat.

Xiao zhan melirik pada he peng yang mulai memasuki kapal bersamanya.

Mereka mulai berjalan membelah lautan, dan benar saja. Beberapa orang berbaju hitam telah siap mengeksekusi xiao zhan.

No But YesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang