34

7.5K 844 209
                                    

(typo sorry 🙏❤️)

(typo sorry 🙏❤️)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Tuan han, aku harus segera bertemu dengan tuan besar. Terjadi beberapa masalah saat kami mengirimkan ratusan kilo kokain" he peng terburu-buru.

Han menghela nafasnya "hah,,, biarkan saja"

He peng menaikkan sebelah alisnya "apa maksud mu? Kita rugi besar. Para klien akan meminta ganti rugi banyak untuk ini" he peng emosi

"Itu tidak akan membuat tuan besar jatuh miskin he peng. Biarkan saja, jangan menggangu tuan besar"

He peng tetep bersikukuh, "tidak bisa, aku yang bertanggung jawab atas ini. Tuan wang bisa menyalahkan ku" keduanya masih berdebat. He peng hendak masuk, tapi tuan han segera menahan tubuh he peng.

"Hentikan langkah mu, atau kau akan mati" han mengingatkan.

"Aku juga akan mati jika tidak memberi informasi penting ini pada tuan besar, tuan han" he peng melepaskan tangan tuan han.

Tuan han kembali menahan tubuh he peng dan melemparkannya ke dinding

Bruagh

"Akh.. tuan han, apa yang kau lakukan. Kau adalah pelayan tuan besar, aku benar-benar menghormati mu, aku juga tak ingin memukul mu, jadi jangan membuatku marah. Ini penting" he peng memaksa

"Kau akan mati bukan karena kau gagal dalam tugasmu, tapi jika kau masuk ke dalam sana" han sudah tak tahan.

He peng mengerutkan kening, "apa maksud mu. Katakan dengan jelas" he peng tak mengerti.

"Jika kau sayang nyawamu jangan masuk" han mengingatkan lagi

He peng tidak suka orang yang berbelit-belit. Dia segera berdiri dan hendak masuk lagi, tapi tuan han kembali mendorongnya pergi

"Tuan han, apa yang kau lakukan?" He peng emosi

"Apa kau tuli? Ku bilang jangan masuk" tuan han membentak

"Kenapa aku tidak boleh masuk. Aku hanya ingi-"

"Aaakh... Akkh... Eemph.. aakh.."

Deg

He peng terdiam.

Tuan han menghela nafasnya, kemudian berangsur menjauh dari pintu dan mendudukkan dirinya agak jauh dari ruangan VVIP

He peng segera merangkak menjauh dengan pelan.

Kemudian mendudukkan dirinya di samping tuan han yang memijit kepalanya pening. Han mengusap keringat dingin di dahinya.

"Piuh... Hampir saja"

"Ya, hampir saja ruh mu terpisah dari badan" tuan han menggeleng

"Astaga, kenapa kau tadi tidak langsung pada intinya tuan han. Jika tidak aku pasti.." he peng bergidik membayangkan.

No But YesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang