23

8.9K 881 47
                                    

Typo sorry 🙏😅)

Zhan menyendok makanannya dengan enggan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhan menyendok makanannya dengan enggan. Dia tidak nafsu makan.
Seharian ini, mood nya juga sangat buruk.

Dia menghela nafasnya dan kembali ke kamarnya tampa menyentuh makanan di meja makan.

Zhan berbaring malas di ranjang besarnya. Biasanya dia tidak tidur sendirian.

Tapi dua hari ini dia sangat kesepian, dia sudah biasa dengan kehadiran wang yibo.

Zhan menepuk kepalanya dengan bantal di sisi ranjang. "Sialan, aku benar-benar kesal. Sudah 2 hari wang sikopat itu pergi, tapi tidak sekalipun dia menghubungi ku? Ah, sialan. Apa dia bersenang-senang dengan wanita lain di sana?" Zhan mencebik kesal.

Wang yibo sudah pergi sejak kemarin, tapi wang yibo benar-benar Tidak memberi kabar sama sekali.

Zhan menggusak rambutnya, kenapa dia selalu memikirkan wang yibo.

"Astaga, aku kira aku sedang merindukannya. Aish, aku geli. Tapi aku cukup kesal padamu wang yibo. Kenapa kau tak memberi kabar apapun" kesal zhan.

Dddrrrrttt...drrrt..drrt..

Zhan hampir memejamkan mata, tapi dering ponsel segera membuyarkan kantuknya.

Zhan berharap telfon itu dari wang yibo.

Zhan segera meraih ponselnya di meja nakas, dan dia segera menekan tombol hijau.

"Yaaak, pergi kemana saja kaau???" Terik zhan.

"Aiyoo istri, jangan berteriak. Maafkan aku sayang, disini benar-benar tidak ada sinyal"

Zhan mencebik kesal "di jaman modern seperti ini, tempat mana yang masih kesulitan sinyal?" Zhan yakin itu hanya alasan.

"Sayang, aku serius. Aku harus mendaki puncak bukit untuk mendapatkan sinyal. Apa kau baik-baik saja?"

Zhan menghela nafasnya, "harusnya aku yang bertanya kabar mu, apa kau baik-baik saja di sana?"

"Aku cukup baik, setelah semua selesai aku akan segera pulang besok. Apa kau sudah merindukan ku?"

Zhan memutar matanya, "tidak, aku belum memikirkannya" bohongnya

"Astaga, kau benar-benar kejam"

Zhan terkekeh geli, sepertinya menggoda wang yibo cukup menyenangkan.

"Ya, kita selalu bertemu setiap hari, untuk apa aku merindukan mu?" Sangkalnya

"Hah, baiklah. Kalau begitu kau pasti tak akan keberatan jika aku menambah beberapa hari lagi"

"TIDAAAK. Ah, itu maksud ku, rumah ini cukup sepi karena kau tidak ada" zhan mulai memasang alasan bodoh.

"Benarkah? Kalau begitu bermainlah dengan heina (anjing pudel kesayangan yibo) "

"Apa kau ingin aku membunuhmu? Kau tau kan aku alergi bulu anjing" sebalnya.

"Kau alergi atau takut? Terakhir kali ku lihat kalian bermain kejar-kejaran. Ah, lebih tepatnya heina yang mengejarmu"

Ingatan zhan kembali pada beberapa hari yang lalu, dimana dia di kejar oleh si hiena sialan, si anjing pudel kesayangan wang yibo. Awalnya xiao zhan mengira hiena itu kucing, tapi setelah mendengar gonggongannya, zhan segera berlari sambil berteriak. Zhan sangat takut anjing, karena waktu kecil dulu, dia pernah di gigit.

"Hah, sudahlah. Segera lah pulang, atau aku akan menjual hiena pada orang lain" ancam zhan

"Hahaha, jadi aku harus pulang karena anjing kecil ku?"

"Sialan, aku akan menutupnya"

"Tunggu sayang. Kau tau betapa susahnya aku mencari sinyal. Aku masih merindukan mu"

Zhan sedikit menyunggingkan bibirnya, "benarkah? Ku kira kau hanya merindukan hiena"

"Ya,ya... Hiena juga. (Tuan, waktunya mengganti perban) "

Deg.

Xiao zhan mendengar dengan jelas suara orang di belakang yibo. Tiba-tiba zhan terkesiap, apa suaminya sedang terluka?

"Yi- yibo. Ka- kau tidak apa-apa kan?" Zhan khawatir.

"Memangnya aku kenapa? Zhan aku akan menghubungi mu lagi nanti sayang. Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan. Istirahatlah. Aku mencintaimu"

"Tung- yibo.."

Tut...tut..

Panggilan terputus, zhan menggigit bibir bawahnya, dia mendengar dengan jelas suara seseorang di belakang wang yibo.

Benarkah suaminya sedang terluka? Perasaan zhan mulai tak enak. Zhan benar-benae khawatir sekarang.

"Yibo... Apa kau benar-benar baik-baik saja?"

......

Sementara itu, di Libanon.

Wang yibo mematikan sambungan telfonnya dengan xiao zhan. Dia sejujurnya sangat merindukan istrinya dan ingin segera pulang

Tapi karena peristiwa penyerangan kemarin, wang yibo terluka di bahunya. Peluru musuh berhasil menembus bahu kanannya.

"Tuan besar, sudah waktunya di ganti"

Wang yibo mengangguk, dan pelayan mulai membalut lukanya dengan kasa baru.

"Tuan, semua telah di selesaikan, orang-orang kita menghancurkan basecamp musuh tampa sisa. Sekarang 'Blue lori' menjadi milik kita" he peng membawa informasi

Wang yibo menyeringai kecil, "sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Maksud hati mengirim beberapa barang, justru mendapat jackpot tambang minyak dan gas alam, serta hasil alam yang cukup melimpah. Negara ini cukup lama di kuasai 'Blue lori' tapi sayangnya klan mereka benar-benar habis sekarang"

Awalnya wang yibo tidak ingin mengusik klan lain, hanya saja mereka yang lebih dulu mengusik black lotus. Menyerang beberapa orang yibo, bahkan secara diam-diam mengirim seorang sniper untuk menghabisi wang yibo.

Beruntungnya wang yibo yang selalu pandai membaca situasi, hingga tembakan mereka mleset dan hanya melukai bahu-nya.

"Tapi, anda terluka tuan. Maafkan kecerobohan kami" he peng menunduk.

Wang yibo menggeleng, "ini hanya luka kecil, tapi tidak sebanding dengan hasil yang kita dapat. Kekayaan alam ini, sekarang berada di bawah kekuasaan kita. Ah, aku harus membawakan hadiah untuk istri kecil ku" wang yibo tersenyum di akhir kalimatnya.

Bagi wang yibo, kemenangan ini, semua karena zhan. Dan hanya untuk xiao zhan.

...

Seorang gadis menangis lirih, saat dia kembali ke rumahnya. Orang tuanya telah di bantai habis.

Bahkan saudara-saudaranya yang lain juga telah tiada. Dia yang baru saja pulang dari liburan luar negri menangis terisak.

"Papa, mama, apa yang terjadi. Kalian bagaimana bisa meninggalkan aku sendiri, hiks.. hiks.. "

Gadis itu menangis di samping gundukan tanah, nasib malang menimpa keluarganya di saat dia tidak disana.

Bahkan dia harus mengubur kedua orang tuanya sendiri. Dia meremat dadanya yang berdenyut sakit.

"Papa, mama, aku sekarang sendirian" lirihnya.





Tbc (03-6-22)

No But YesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang