Siang itu, si mbah meminta maaf kepada para tetangga yg hadir di rumah sementara Riski duduk ditemani sanak saudara, tidak ada dari mereka yg bicara, setelah semua tamu sudah pergi, si mbah mengajak Riski masuk ke kamar.
Riski kemudian menceritakan semuanya, mulai dari ketemu bapak, kemudian diajak jalan ketemu sama ibu kemudian melihat wujud pocong menggunakan kain kafan hitam, pocong itu terus mencoba merayu Riski untungnya anak itu tidak terkecoh.
si mbah hanya menghela nafas panjang, beliau tau kehilangan membuat manusia berada dititik paling rendah dalam hidupnya dan saat itu terjadi mereka yg suka, suka memanfaatkan keadaan bergerak masuk tidak menutup kemungkinan makhluk-makhluk seperti itu juga akan ikut bergabung.
si mbah kemudian menceritakan versinya, kalau saat adzhan maghrib berkumandang, si mbah masuk ke kamar Riski, di sana beliau melihat Riski sedang tidur, tapi firasat buruk orang tua tidak bisa dibohongi, ia segera membangunkan bocah itu yg sekujur tubuhnya dipenuhi oleh peluh.
si mbah mulai khawatir, badan Riski mendadak menjadi panas, tidak hanya itu nafasnya tersenggal seperti orang yg terkena asma, si mbah kemudian memanggil orang-orang termasuk mantri desa, tapi semua orang tidak bisa membangunkan Riski yg seperti hanyut dalam tidurnya.
semakin malam semakin mengkhawatirkan dari badan yg sebelumnya panas tinggi mendadak menjadi dingin, nafas Riski juga tidak beraturan, beberapa orang menyarankan agar ada yg mau meng'adzhani anak itu, si mbah pun melakukannya, dan tiba-tiba tubuh Riski mengejang hebat.
dibantu orang-orang, semua melafalkan adzhan yg semakin keras, tubuh Riski terus mengejang, bahkan bocah itu menjerit-jerit seperti orang kesurupan, saat ada dititik paling jauh, tubuh Riski kemudian berhenti bergerak, denyut nadinya lenyap, detak jantungnya berhenti berdetak,
Riski yg baru saja kehilangan bapak, dinyatakan meninggal dunia pukul 12.05 malam.
waktu itu tetangga menyarankan agar anak malang itu di makamkan saat itu juga, tapi si mbah masih belum rela, beliau bilang biar Riski tetap di sini setidaknya untuk malam ini saja, besok pagi pemakaman bisa dilangsungkan, si mbah pun tidur disamping jasad Riski.
semalaman si mbah tidak tidur, beliau menjaga cucunya, semua sholat beliau lakukan, membaca ini itu, sambil mengharapkan kalau Riski benar-benar cuma tertidur tapi sampai fajar terbit Riski tidak kunjung menghembuskan nafas, dia benar-benar sudah pergi ke alam baka.
selepas dimandikan, di sholati oleh para tetangga, kemudian tinggal beberapa prosesi doa, semua orang yg ada di dalam rumah dibuat terkejut saat bocah berselimut kain kafan itu menggeliat kemudian duduk dan melihat mereka semua, termasuk si mbah yg merinding menyaksikan ini.
Riski mati suri.
sesuatu yg jarang sekali terjadi kepada manusia. si mbah sendiri pun rasanya masih tidak percaya dengan kejadian ini, tapi nyatanya semua terjadi begitu saja, seorang yg kebetulan bertamu di desa pun mentakannya, kalau Riski itu memiliki aroma kembang Laruk.
aroma yg sangat disukai oleh mereka yg bukan dari bentuk makhluk sembarangan.
kelas Kembang Laruk jauh lebih mengkhawatirkan, butuh orang yg punya kebatinan tinggi untuk menjaganya, karena itu, orang itu memberi nasihat, Riski dilarang keras mendaki gunung mana pun.
terutama satu gunung yg ada di jawa timur.
orang asing itu membisiki si mbah, karena jika itu terjadi, si mbah dan keluarga lebih baik melupakan kalau beliau punya keluarga yg seistimewa ini.