15

1.1K 39 0
                                    

Riski kemudian menoleh ke orang-orang, Koco akhirnya menyadari ada yg aneh dengan pendakian ini.

kemudian tiba-tiba, Riski mencium bau busuk yg sangat menyengat, bau ini sungguh bau paling busuk sampai Riski memuntahkan isi perutnya, Priyo dan yg lain seketika mendekat.

Lika ikut mendekat tapi Riski semakin mencium bau busuk itu, dia pun melihat Lika, tidak salah lagi aroma ini, aroma ini berasal dari tas yg Lika bawa.

"kowe nggowo opo? kowe nggowo opo!!!!!" (kamu bawa apa?? kamu bawa apa!!!!)

Riski melangkah mundur.

Koco tentu saja membantu Riski menjauhkannya dengan Lika, "Piyeee piyeee piyeee?" (ada apaaa ada apaa ada apaaa ini??)

Lika berusaha memberi gestur agar Riski tenang, tapi Riski terus mendorong agar Rika memberitahu apa yg dia bawa..

Lika kemudian melihat Puteri dan Priyo, mereka berdua mengangguk seolah mengatakan biarkan Riski melihat isinya, gak usah ada yg ditutupi lagi..

Lika pun mengangguk, mencondongkan tas miliknya kearah Riski yg direbut oleh Koco,

Koco kemudian memberikan tas itu kepada Riski, anak laki-laki itu pun membukanya.

di dalam tas itu bersama dengan Koco Riski mengambil sesuatu yg ada di dalamnya, semburan aroma busuk membuat Riski memalingkan wajahnya, saat benda itu terangkat dan Koco juga melihatnya, Riski tersentak dari tempatnya, dia langsung melemparkan benda itu..

kepala perempuan.

tapi anehnya Koco hanya melihat potongan kepala itu dengan wajah yg biasa saja, justru Koco merasa aneh melihat Riski yg melompat mundur sambil menunjuk potongan kepala itu, Puteri, Priyo dan yg lain saling memandang satu sama lain.

"kowe nyapo?" ujar Koco,

"ndas e sopo kui??"

"ndas opo?? ndi??" teriak Koco bingung,

iku iku iku!!! iku setaan!! goblok!!" Riski terus menunjuk tapi Koco semakin bingung, dia melihat ke tanah mencari-cari tempat yg ditunjuk oleh Riski.

"Ikuuu, ndas e cah wedok!!! aduh!! mati kui cah e" teriak Riski, Riski kemudian melihat Lika yg juga nampak bingung saat itu lah dibelakang Andris dia melihat nenek tua menyeringai dari bahu anak laki-laki itu sambil berkata kepadanya, "Cah wangiiii... wes onok sing nduwe.. melu si mbah yok, ojok munggah maneh, ning nduwur bahaya"

(anak yg wangiii..... sudah ada yg punya.. ikut si mbah yuk, jangan naik lagi, di atas bahaya!!)

wanita tua itu kemudian menempelkan jari yg berkuku panjang hitam itu ke mulutnya, ia berjalan dibelakang Priyo dan yg lain. Riski pun kemudian berlari pergi dari tempat itu.

KEMBANG LARUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang