Kenapa Pakai Hati

4.6K 137 0
                                    

"Al!" Zio segera melepaskan rengkuhan tangannya kepada Naya dan segera menghampiri Alena.

"Apa yang kamu lakukan Zi! Jika kamu gak menyukai diamaka tidak mungkin kamu akan menciumnya!" Alena berkata lirih, air matanya berderai. Dia sakit hati.

Naya menundukkan wajahnya, dia merasa bersalah.

Sedangkan Zio bungkam, lidahnya kelu. Dia tak mampu menjawab pertanyaan Alena.

Saat ini dirinya pun merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Apakah benar dirinya menyukai Naya atau tidak.

"Ah tidak mungkin kan aku mencintai Naya! Aku hanya mencintai Alena saja!" Gumam Zio dalam hatinya.

"Kenapa diam? Kamu bingung kan dengan perasaan mu sendiri? Masih diam! Jadi benar kalau kamu mulai mencintai nya Zi! " Alena berkata dengan suara yang meninggi namun terdengar parau.

Hatinya sakit dan saat ini dia sedang berusaha menahan sesak di dadanya.

Zio membawa Alena kedalam pelukannya. Dia mendekap erat tubuh Alena dan menghujani kepalanya dengan ciuman penuh kasih sayang.

"Kenapa kamu bilang begitu sayang! Tentu saja tidak. Aku hanya menganggap dia sebagai calon ibu dari anak kita Al. Tidak lebih dari itu. Setelah kontrak nya selesai maka kita akan bahagia bersama. Hanya ada Aku, kamu dan anak kita nantinya." Tutur Zio.

Sedangkan Naya tersenyum getir dan menatap mereka dengan nanar. Mendengar perkataan Zio hatinya begitu sakit nyelekit.

"Spa aku mengharapkan Zio mencintai ku! Heheh, dasar bodoh kamu Naya! Kamu itu hanyalah isteri sementara yang akan segera di buang setelah melahirkan anak! Tapi kenapa dia selalu bersikap manis padaku akhir-akhir ini, dan membuat aku baper!" Gumam Naya dalam hatinya.

Kakinya terasa begitu lemas, rasanya tak sanggup untuk melangkah. Meski jarak ke kamarnya begitu dekat.

Naya hanya diam mematung dengan rasa sakit yang memenuhi hatinya.

Air mata nya lolos begitu saja tanpa bisa dia tahan. Mengalir menganak sungai membasahi pipinya.

Naya menundukkan kepalanya, membuat air matanya jatuh ke lantai.

Bahkan tangan nya seakan lemas tak mampu untuk menyeka pipinya yang basah.

Alena tersenyum puas mendengar jawaban yang keluar dari mulut Zio.

Dia mengurai pelukan nya, lalu berbalik menatap kearah Naya.

"Kamu dengar itu kan Naya!Jangan pernah berharap suami ku akan mencintai kamu!" Alena berkata dengan ketus dan sinis. Bahkan suaranya setengah berteriak.

Naya hanya diam tak bersuara, lidahnya terasa Kelu dan tak mampu berkata-kata.

"Al sudahlah jangan berlebihan! Kadihan dia." Zio berkata dengan nada tidak suka saat Alena memojokkan Naya.

Akena sangat terkejut karena Zio kini mulai membela Naya.

"Apa kamu sedang membelanya Zi!" Alena menatap tajam kepada Zio dengan nada suara yang kesal dan tidak percaya.

"Bukan begitu sayang!" Zio menggenggam tangan Alena.

Namun Alena menepisnya. Dan langsung saja pergi meninggalkan kan Zio dengan marahnya.

Zio menggusar wajahnya kasar merasa kesal dengan tingkah Alena. Dia menatap punggung Alena hingga menghilang dari pandangan matanya.

"Tuan maafkan saya, ini semua salah saya." Naya akhirnya mampu bersuara setelah tidak ada Alena.

DiJodohkan dengan Om omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang