Selamat Membaca
Naya memeluk Zio erat. Melingkarkan tangannya di perut zio posesif dan wajahnya menyandar di dada bidang suaminya itu.
Dia jadi begitu manjadan merasa ingin di manja. Entah kenapa.
"Bolehkah aku serakah, mengharapkan kamu seutuhnya jadi milik ku dan tidak akan meninggalkan ku meski anak sudah lahir dari rahim ku suatu hari nanti."
Naya bergumam dalam hatinya, sedih jika mengingat suatu saat nanti harus berpisah dengan Zio dan buah hati yang lahir dari rahimnya.
Mendapatkan perlakuan itu dari Naya, hatinya jadi menghangat dan merasa sangat bahagia.
Zio mengeratkan pelukannya dan mengecup puncak kepala Naya cukup lama.
Ting tong
Ting tong
Terdengar suara bel rumah berbunyi pertanda ada tamu.
"Sepertinya ada yang datang, saya mandi dulu ya tuan." Naya mengurai pelukan Zio dan beringsut turun dari tempat tidur nya.
Naya segera masuk ke dalam kamar mandi. Mengguyur tubuhnya di bawah shower terasa begitu menyegarkan.
Sekilas bayangan percintaan nya dengan Zio barusan terbayang begitu saja, membuatnya tersipu malu.
"Sepertinya aku tak bisa mengindari perasaan cintaku pada tuan Zio! Ah bagaimana ini, wahai hati kamu sungguh tak tahu diri berharap dia membalas rasamu!" Naya mengesah dalam hatinya.
Sementara itu Zio memilih untuk mandi di kamar mandi yang ada di kamarnya. Karena Naya belum keluar juga dari kamar mandi nya.
Sesaat kemudian art mengetuk pintu kamar Zio.
Tok
Tok
Zio kebetulan belum masuk ke dalam kamar mandi nya. Dia membuka pintu kamar nya sedikit, lalu melongokan kepalanya dari pintu.
"Apa ada tamu?" Tadi Zio mendengar suara bel pintu.
"Iya tuan, itu ada tuan dan nyonya besar." Ucap nya dengan sopan.
"Baiklah, tolong bilang pada ibu dan ayah kalau saya mandi dulu." Ucap Zio dengan senyuman yang lebar, senang kedatangan orang tua nya.
Art mengangguk sopan, lalu pergi.
Zio segera menyelesaikan mandinya dengan cepat, lalu bersiap.
"Ayah, ibu!" Zio segera menghampiri orang tua nya. Lalu mencium punggung lengan mereka dengan kasih sayang.
"Kenapa lama tidak mengunjungi kami, Zi!" Ujar mamanya lembut.
Kini Zio sudah duduk di kursi yang ada di depan orang tua nya.
"Maafkan saya Bu, akhir-akhir ini begitu banyak pekerjaan sehingga sangat sulit untuk mendapatkan waktu luang." Ujar Zio menyesal.
"Zi, sesibuk apapun luangkanlah sedikit waktumu untuk orang tuamu ini. Kami sudah tua, tidak tahu kapan tuhan akan memanggil kami." Ayahnya berkata dengan sedih.
"Yah! Jangan bilang seperti itu. Maafkan anakmu ini, saya janji akan lebih mendahulukan kalian daripada pekerjaan." Zio menatap mereka penuh rasa bersalah.
"Iya sudah lah." Sahut Syah dan ibunya.
"Dimana kedua isteri mu itu?" Ibunya mengedarkan pandangannya mencari dua wanita cantik yang merupakan menantu nya itu.
"Saya di sini Bu!" Naya yang sudah berada di ruang tamu langsung menghampiri mertuanya itu.
Mencium punggung lengan mereka, lalu duduk di samping Zio dengan sedikit jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DiJodohkan dengan Om om
RomansaNaya terpaksa menikah dengan Zio, Karena butuh uang untuk pengobatan ayahnya yang kecelakaan. Dan Zio membutuhkan Naya, untuk melahirkan anak nya. Sehingga mereka melakukan pernikahan kontrak. Awalnya Zio menolak, namun karena Alena isterinya terus...