Kemarahan Alena

5.2K 153 0
                                    

Selamat membaca

"Apaan sih, tentu saja tidak." Naya memalingkan wajahnya ke arah lain.

Jemari tangan nya saling meremas, dia sedang malu.

"CK cK, jadi kamu gak mau ngaku ya?" Zio tersenyum tipis dengan tatapan yang menggoda.

Cup

Tiba-tiba saja, Zio mengecup puncak kepala Naya dengan lembut.

Membuat Naya terkejut dengan perlakuan Zio. "Aaah, jangan memberiku harapan palsu tuan!" Ingin rasanya Naya berteriak seperti itu. Tapi, mana berani dia.

Naya menatap Zio dengan tatapan berbeda, dia begitu mencintai Zio kini. Tapi, sekuat hati dia berusaha menepis perasaannya itu. Naya sadar, zio milik Alena bukan dirinya.

Zio mulai masuk ke dalam bathub dan melakukan segala yang ia mau.

Naya hanya diam pasrah saja dengan semua yang Zio lakukan, mana mungkin dirinya sanggup menolak suaminya itu.

Karena, dirinya pun mulai terbuai oleh sentuhan Zio. Naya pun menginginkannya, dia mulai berani aktif membalas setiap yang Zio lakukan.

Sementara itu, di tempat lain nya.

Alena, sudah selesai dengan urusannya bersama Dandi.

"Aku pulang dulu ya, sayang." Alena mengecup kilat bibir sexi Dandi.

"Kenapa buru-buru?" Dandi melingkarkan tangannya di pinggang Alena.

"Aku tak mau suami ku curiga." Alena menatap Dandi sambil tersenyum.

"Oke, tapi lain kali kita buat janji lagi oke." Dandi mengedipkan sebelah matanya genit.

"Hahah, tentu saja sayang." Jawab Alena dengan tawa kecilnya.

Alena pun segera keluar dari apartemen Dandi, setelah membersihkan diri dan berdandan dengan cantik.

Dandi tersenyum tipis melihat punggung Alena, hingga menghilang di balik pintu apartemen nya.

Alena memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju ke rumah.

Beberapa waktu kemudian, Alena sampai di rumah.

Satpam pun segera membuka kan pintu gerbangnya.

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Alena pun menuju pintu utama.

Dia berjalan gontai, semalam Dandi terus menggempur nya membuat nya merasa kelelahan luar biasa.

Tampak art membuka pintu utama.

"Dimana tuan Zio?" Tanya Alena ketus.

"Em tuan masih ada di kamar nyonya." Jawab art itu dengan ragu.

Seingatnya, tuan nya tidak keluar dari kamar Naya semenjak pulang kemarin.

Membuatnya berpikiran tuan nya dengan nyonya muda nya pasti sedang ehem ehem.

"Apa? Jam segini belum bangun?" Alena merasa heran, setahunya Zio tidak pernah bangun telat.

Alena melihat jam di tangan nya, waktu menunjukkan pukul sembilan pagi.

Wajah Alena langsung memerah, dia berpikiran kalau Zio pasti sedang bersama dengan Naya.

"Sialan! Jangan-jangan Zio bersama Naya semalaman! Tak bisa ku biarkan! Aku tak mau Zio sampai jatuh cinta pada wanita kampungan itu!"

Gumam nya cukup keras, sehingga bisa di dengar oleh art yang ada di depan nya.

Dengan langkah lebar-lebar, Alena melangkahkan kakinya menuju ke kamar utama.

DiJodohkan dengan Om omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang