Selamat Membaca
Semenjak kepergian Naya, Zio berubah banyak.
Dia lebih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan.
Jika sebelumnya, paling lambat dia akan pulang kerja jam tujuh malam. Sekarang dia sering kali pulang larut hingga jam sebelas malam.
Bahkan beberapa kali dia menginap di kantor.
Tujuannya hanya satu, dia ingin melupakan Naya. Meski nyatanya sangat sulit.
Bahkan, dia meluangkan waktu seminggu sekali menginap di rumah orang tua Naya.
Dia justru ingin lebih dekat dengan keluarga Naya.
Dan siapa tahu ada kabar tentang Naya.
"Kalian tidak becus!" Zio mengeram kesal, saat mendengar laporan dari orang suruhannya yang mengatakan belum menemukan hasil pencarian mereka tentang Naya.
Pencarian yang di lakukan di beberapa kota, nyatanya tak membuahkan hasil.
Karena Naya berada di kota yang cukup terpencil.
Alena sendiri di sibukkan dengan dunia modelingnya. Berkeliling kota bahkan bolak-balik ke luar negri.
Tanpa menghiraukan suaminya yang tampak prustasi.
***
Di Suatu Pagi
"Zi kamu ini kenapa sih? Ibu tahu kamu begitu kehilangan Naya. Tapi, Naya pergi pasti ada alasan nya. Meski ibu gak tahu alasannya apa, tapi coba hentikan gila kerjamu itu. Bersikap normal lah Zi. Ibu gak mau kamu sakit lagi nantinya."
Ujar ibunya, sambil mengusap-usap kepala putera yang kini sudah tidak muda lagi sebenarnya.
Zio berbaring dengan paha sang ibu yang menjadi alasnya.
Orang tuanya memang sengaja menginap semalam.
ZIo memejamkan matanya.
"Mungkin Zio lah alasan kepergiannya." Ujar Zio lirih.
"Sudahlah tidak usah menyalahkan diri sendiri.!" Sahut ayahnya gusar.
Sebenarnya ada sedikit rasa kesal pada Naya, kenapa dia harus kabur. Pikir nya.
"Alena kemana lagi Zi?" Lanjut ayahnya.
"Ada pemotretan di luar negri." Jawab Zio.
"Kamu kurang tegas Zio! Seharusnya kamu bisa mengatakan dengan tegas padanya agar dia resign saja, masa suami sedang terpuruk dia malah berpergian!"
Ayahnya berkata dengan ketus, satu menantunya kabur dan yang satu lagi terlalu egois.
"Sudahlah yah, biarkan dia bahagia dengan pilihannya." Zio tak mau ambil pusing, beban nya sudah terlalu berat.
"Yang bisa mengurangi beban pikiran mu ya dirimu sendiri lah Zi! Coba kamu tenangkan pikiran mu itu." Ayahnya menepuk-nepuk bahu anaknya.
Zio masih setia berbaring di atas paha ibunya, hingga tanpa sadar dia terlelap.
Rasanya begitu nyaman berada dalam pangkuan ibu.
Meski sudah tua sekalipun, ibu selalu menganggap anaknya masih kecil.
Kasih sayang tiada tara dan tanpa pamrih hanya milik ibu dan ayah tentu saja.
Beberapa Bulan Kemudian
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan.
Tanpa terasa kini kandungan Naya sudah menginjak sembilan bulan.
![](https://img.wattpad.com/cover/308605872-288-k605172.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DiJodohkan dengan Om om
RomanceNaya terpaksa menikah dengan Zio, Karena butuh uang untuk pengobatan ayahnya yang kecelakaan. Dan Zio membutuhkan Naya, untuk melahirkan anak nya. Sehingga mereka melakukan pernikahan kontrak. Awalnya Zio menolak, namun karena Alena isterinya terus...